Jawaban yang entah apa maksudnya. Tapi karena aku harus melanjutkan aktifitasku, aku pamit pada Mario dari dunia maya, kembali ke dunia nyata.
Selama aku melanjutkan aktifitasku, pertanyaan-pertanyaan tentang Mario tak kunjung sirna. Aku ingin tahu lebih jauh tentangnya. Aku penasaran, untuk butuh jawaban.
Malam hari sebelum tidur, aku kembali membuka situs jejaring sosial itu lagi. Ku harap Mario pun ada di sana. Dan benar saja, dia ada. Ku sapa dia, dan kami pun mulai berbincang.
"Arti ketawamu itu apa ya? Yang tadi siang itu... Benar ya kataku, kamu banyal penggemar?" tanyaku padanya.
"Mereka itu kenal denganku hanya sebatas kenal saja. Kalau mereka bertindak gila seperti itu, bukan tanggung jawabku kan? Malas aku ladenin mereka, tar disangka aku perhatian lah dengan mereka hehehe," balasnya dengan ringan.
Aku berusaha mempercayai kata-katanya. Biarlah, pikirku, yang penting dia mengaku tidak punya pasangan, sehingga kesempatanku untuk menjadi pasangannya terbuka lebar. Setidaknya, yang bias itu mulai menjadi jelas.
^#########^
bersambung...............
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI