Mohon tunggu...
Marcella Raphaela
Marcella Raphaela Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Teknik Industri

Mahasiswa Teknik Industri

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Merger DowDupont, Bagaimana Dampaknya pada Business Growth dan Products Offering?

16 Juni 2022   01:15 Diperbarui: 16 Juni 2022   03:29 731
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Industri kimia merupakan faktor penting untuk mengubah bahan mentah menjadi produk yang diinginkan untuk dapat kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Berbagai aspek seperti pertanian, lingkungan, makanan, konstruksi, bahkan transportasi telah terpengaruh dan membutuhkan adanya industri kimia. 

Sekitar lebih dari 80% industri kimia berkonsentrasi pada pengembangan produksi polimer dan plastic. Selain itu, industri kimia juga turut mempengaruhi agrikultur, sebagai contoh, beberapa perusahaan memproduksi pupuk dan pestisida untuk membantu pertanian dan mencegah serangan hama.

Persaingan industri kimia di dunia cukup ketat, terutama pada perusahaan yang berada di posisi 5 besar perusahaan kimia terbesar dunia. Berdasarkan ranking yang diterbitkan C&En atau Chemical & Engineering News, sebuah majalah berita mingguan yang diterbitkan oleh American Chemical Society, pada tahun 2021, perusahaan kimia nomor 1 diduduki oleh BASF,  sebuah perusahaan kimia Jerman dengan total penjualan pada tahun 2020 sebesar $67.5 miliar.  

Posisi kedua diduduki oleh Sinopec, sebuah perusahaan kimia China dengan total penjualan pada tahun 2020 sebesar $46.7 miliar, disusul oleh Dow di posisi ketiga dengan total penjualan tahun 2020 sebesar $38.5 miliar.

Dow dan DuPont dikenal sebagai dua perusahaan  kimia multinasional terbesar dunia yang berbasis di Amerika Serikat yang sangat mendominasi dan selalu bersaing dengan ketat di setiap tahunnya. 

Pada tahun 2015, kedua perusahaan ini menandatangani perjanjian definitif di mana kedua perusahaan akan bergabung dalam merger ekuitas senilai $130 miliar dalam kesepakatan semua saham untuk membentuk DowDuPont menjadikan kesepakatan itu merupakan merger terbesar di industri bahan kimia.

Bagaimana Efeknya pada Business Growth Perusahaan?

Produk utama yang diproduksi Dow Chemical adalah produk plastic dan bahan kimia komoditas seperti polietilen, silikon, dan aditif cat, sementara DuPont lebih aktif dalam memproduksi bahan kimia seperti polimer, seeds atau bibit pertanian, dan bahan makanan. 

Setelah merger, DowDuPont berkolaborasi untuk memproduksi dan memberi supply produk sebagai bahan baku dalam pembuatan produk dan layanan pelanggan. Perusahaan ini beroperasi dalam lima segmen yaitu Agricultural Sciences, Consumer Solutions, Infrastructure Solutions, dan Performance Materials & Chemicals and Performance Plastics, dan menyediakan layanan untuk berbagai industri seperti industri otomotif, konstruksi, agrikultur, minyak dan gas, cat dan bahan perekat, dll.

Kombinasi portofolio dan asset pelengkap Dow dan DuPont  ditujukan untuk menjadi key leading atau perusahaan kimia global nomor satu. Penggabungan ini menghilangkan persaingan antara Dow dan DuPont untuk mengembangkan dan memasarkan pestisida dan herbisida. Selain itu, dengan merger ini diharapkan market atau target pasar DowDuPont  menjadi lebih luas sehingga revenue yang didapatkan mampu mencapai angka yang cukup tinggi. Sejak Chemical & Engineering News mulai mencatat pada tahun 1989, BASF telah menjadi produsen kimia terbesar di dunia dengan penjualan tahunan lebih sering daripada perusahaan lain, hingga akhirnya pada tahun 2018 DowDuPont menduduki posisi pertama perusahaan kimia terbesar dunia dengan penjualan sebesar $85,977 miliar.

Setelah DowDuPoint sepakat untuk melakukan merger, perusahaan bahan kimia Amerika Serikat ini melaporkan kenaikan 14 persen dalam penjualan bersih untuk kuartal keempat tahun 2017 dan mengalahkan perkiraan laba Wall Street karena ekonomi global yang kuat menyebabkan permintaan yang kuat dan harga yang lebih tinggi untuk produknya. 

Pada Oktober 2017, penjualan bersihnya mencapai $20,1 miliar dibandingkan penjualan bersih yang disebut “proforma” oleh perusahaan, yang sebanding sebesar $17,7 miliar setahun sebelumnya.

DowDupont juga melakukan spin-off atau pemisahan dalam perusahaannya menjadi tiga fokus yang berbeda, yang pertama adalah Material Science atau “The New Dow” dengan market cap sebesar $33.5 miliar, yang kedua adalah Specialty Products atau “The New Dupont” dengan market cap sebesar $49.6 miliar, dan yang terakhir adalah Agriculture atau “Corteva” dengan market cap sebesar $21.8 miliar.

Bagaimana Efeknya pada Products Offering perusahaan?

Inovasi baru dalam penawaran produk yang dibentuk oleh DowDuPont yang paling banyak dibahas adalah inovasi dalam bidang pertanian, yaitu Corteva. Salah satu inovasi dari Corteva adalah herbisida Arylex. Beberapa keunggulan produk ini dibandingkan dengan herbisida auksin sintetis lainnya karena kemanjuran yang unggul pada tingkat dosis rendah. 

Jika herbisida ini digunakan sedikitnya 5 hingga 10 gram bahan aktif per hektar, produk ini secara efektif mengendalikan banyak gulma berdaun lebar umum dan invasif, termasuk ALS yang rentan dan spesies yang resisten terhadap glifosat.

Contoh lain dari inovasi Corteva adalah pestisida Isoclast. Isoclast adalah satu-satunya bahan aktif yang diidentifikasi sebagai mode aksi sulfoximine Kelas 4C IRAC, kelebihan pestisida ini adalah mampu mengendalikan sejumlah besar hama serangga pemakan getah yang merusak secara ekonomi dan sulit dikendalikan,  termasuk sebagian besar spesies kutu daun, lalat putih, dan spesies psyllids dan sisik tertentu. Isoclast mengontrol serangga hama baik pada kontak dan melalui konsumsi untuk memberikan kontrol yang bekerja cepat dan tahan lama.

Dari merger DowDuPont ini, dapat disimpulkan bahwa penggabungan dua perusahaan terbesar Amerika Serikat tidak selalu memberikan hasil yang baik. Hal ini dibuktikan oleh posisi DowDuPont pada tahun 2018 yang sempat menduduki posisi pertama berdasarkan ranking C&En. 

Tetapi pada tahun 2021 kembali dikalahkan oleh BASF sehingga DowDuPont,  atau salah satu unit hasil spin-off tahun 2019 yang disebut “The New Dow” atau Dow turun ke posisi ketiga, dan “The New Dupont” yang turun ke posisi 14. 

Namun dari sisi products offering, penggabungan perusahaan memberikan hasil baik karena lebih terkonsentrasi ke bidangnya masing-masing yaitu Material Science, Specialty Products, dan Agriculture,  sehingga mereka dapat menjadi key leader pada bidangnya, terutama pada bagian Agriculture, Corteva telah membuat berbagai inovasi baru terkait dengan pestisida dan herbisida.

DowDuPont sebaiknya mampu mempertahankan pencapaiannya saat ini, yaitu dengan cara memperbanyak inovasi baru, tidak hanya di bidang agriculture, melainkan di bidang material science dan specialty products agar market tidak mengalami penurunan, sehingga perkembangan bisnis dapat tetap stabil, atau lebih baik lagi meningkat.

Sumber  :

Chadha, M. (2019). Innovation Competition in EU Merger Control and Its Evolution in DOW/DuPont. SSRN Electronic Journal. https://doi.org/10.2139/ssrn.3417572 

Kerber, W., & Vezzoso, S. (2019). Dow/Dupont: Another Step Towards a Proper Assessment Concept of Innovation Effects of Mergers. SSRN Electronic Journal. https://doi.org/10.2139/ssrn.3856885 

M & A Critique. (2016, January 8). DOW and DUPONT: Global Mega Merger | M&A Critique. https://mnacritique.mergersindia.com/dow-dupont-global-mega-merger/ 

Wilson, M. (2019). Innovation Effects in Dow/DuPont: A Patent Analysis. The Antitrust Bulletin, 64(1), 54–78. https://doi.org/10.1177/0003603x18823635

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun