Mohon tunggu...
Marcella Dhea
Marcella Dhea Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Do good and good wil come to you.

Selanjutnya

Tutup

Film

Film Extreme Job (2019) yang Bergenre Action dan Comedy Ini Ternyata Menyuguhkan Berbagai Komunikasi Non-Verbal Lho!

13 November 2021   23:57 Diperbarui: 14 November 2021   00:11 729
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: www.movietickets.com

Extreme Job merupakan sebuah film action dan comedy Korea Selatan yang dirilis di tahun 2019. Film ini disutradarai oleh Lee-Byung Hun dan ditulis oleh Bae Se-young.

Film ini mengisahkan kelima anggota kepolisian dari tim narkotika yang bertugas untuk menyelidiki peredaran narkoba yang dijalankan oleh kartel internasional Lee Moo Bae.

Suatu ketika, saat sedang mengintai Lee Moo Bae dari sebuah restoran ayam, Go selaku ketua tim narkotika mendapatkan ide untuk membeli restoran tersebut. Tujuan pembelian resto yaitu  agar dapat melayani pesanan dari orang-orang Lee Moo Bae sebagai strategi penangkapan. 

Kira-kira itu ya pembukaan singkat dari film Extreme Job.

Sekarang mari kita ulik komunikasi non-verbal yang terdapat dalam film tersebut.

Oh ya, kalian udah pada tau belum apa itu komunikasi non-verbal? 

Menurut Samovar (2015, h. 300) komunikasi nonverbal merupakan bentuk komunikasi yang ditampilkan melalui tubuh seperti penampilan, gerakan tubuh, juga yang bisa dikombinasikan dengan latar seperti ruang & jarak, waktu, dan keheningan.

Film ini menyuguhkan komunikasi non-verbal yang cukup banyak juga lho. Terlihat ketika tim narkotika mengintai pergerakan orang-orang Lee Moo Bae di tempat persembunyiannya dan didapati oleh polisi setempat, maka mereka langsung menunjukkan kartu tanda pengenal mereka sebagai polisi. 

Di hari berikutnya, mereka mulai menjalani aksi penyamaran sebagai pekerja restoran ayam. Tak disangka penjualan tersebut menjadi sangat laris yang memunculkan perasaan bahagia, terlihat dari raut wajah mereka. 

Suatu ketika, salah satu anggota dari tim narkotika mendapati mobil Lee Moo Bae dan langsung menelpon keempat rekannya. Setelah menunggu lama, tak satupun dari mereka yang merespon panggilan tersebut karena fokus pada penjualan ayam di restoran. Hal tersebut membuatnya harus  melakukan pengejaran seorang diri. Sayangnya ditengah perjalanan, ia kehilangan jejak Lee Moo Bae yang membuatnya marah besar. Sesampainya di restoran ayam, ia mengomel dengan nada tinggi serta menampilkan ekspresi wajah serta kepalan tangan yang menunjukkan kemarahannya.

Beberapa hari kemudian kelima anggota tim narkotika termasuk Ketua Go datang ke kantor pusat untuk menghadap atasan. Sepanjang ceramah yang disampaikan atasan, kelima anggota tersebut hanya menundukkan kepala sebagai tanda menghormati dan adanya perbedaan jabatan. Atasan sangat marah kepada mereka terlihat dari nada yang ditinggikan ketika berbicara disertai ekspresi dan tatapan yang agak mengancam. 

Hari-hari hari terus berjalan dan restoran ayam yang mereka jalankan pun semakin populer. Suatu ketika, salah satu komplotan Lee Moo Bae menawarkan kerjasama dalam bentuk franchise dari usaha resto ayam tersebut. Kelima polisi dari tim narkotika mengiyakan tawaran tersebut karena ketidaktahuan mereka akan asal orang tersebut dan motif dibalik kerjasama itu.

Kelima anggota kepolisian tersebut mencoba mengamati perilaku jual beli COD dari hasil franchise jualan ayam yang dijalankan komplotan Lee Moo Bae. Mereka mendapati pembeli pertama yang hanya mengambil kotak makanan dari pengantar, merogoh sesuatu kemudian langsung dibuang ke tempat sampah di depan rumahnya. Pembeli kedua didapati mengatakan akan mentransfer pembelian makanan kepada pengantar dengan muka yang sangat pucat, mata merah, dan tubuh yang terluka. Pembeli ketiga didapati ketika tim narkotika melakukan penyamaran sebagai tim pelayan kebersihan rumah dan melihat langsung kotak makan ayam yang diantar berisikan narkoba.

Hal tersebut membuat salah satu anggota kepolisian yang bernama Ma geram dan mendatangi salah satu lokasi penjualan ayam milik Lee Moo Bae. Ekspresi tak enak dari Ma membuat salah satu komplotan Lee Moo Bae sadar dan membuat ancang-ancang perlawanan. Ketika Ma berdiri untuk melempar meja kearah mereka, salah satu komplotan Lee Moo Bae langsung memukul bagian belakang kepala Ma dan membuatnya terhuyung tak berdaya.

Ternyata banyak juga ya komunikasi non-verbal yang disuguhkan oleh film Extreme Job ini.

Jadi kita semakin paham nih bahwa komunikasi non-verbal bisa digunakan sebagai pengganti atau pelengkap komunikasi verbal yang dilakukan secara sadar maupun tidak.

Okay guys, sampai disini dulu pembahasan kita mengenai topik komunikasi nonverbal. Sampai jumpa!

Daftar Pustaka

Samovar, L. A., Porter, R. E., McDaniel, E. R., & Roy, C. S. (2015). Communication Between Cultures. Boston: Cengange Learning.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun