Mohon tunggu...
Marcelina Raharjo
Marcelina Raharjo Mohon Tunggu... Penulis - Penulis

Mahasiswa Magister Ilmu Komunikasi yang gencar belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Peran Orang Tua dalam Menyambut Kurikulum Merdeka

31 Maret 2023   19:00 Diperbarui: 31 Maret 2023   18:58 755
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ilustrasi Peran Keluarga dalam mendukung anak sumber: https://ditpsd.kemdikbud.go.id/artikel/detail/penguatan-peran-keluarga-dalam-pendidikan-anak

Kurikulum Merdeka menjadi angin segar dalam menghadapi tantangan pendidikan di era modern yang terus berkembang, terutama dengan adanya teknologi yang semakin canggih. Kurikulum yang dirancang fleksibel diharapkan mampu menjawab kebutuhan pendidikan di Indonesia yang tak bisa disamaratakan. Fleksibel ini bukan hanya mengenai kurikulum yang disesuaikan dengan kebutuhan setiap daerah yang berbeda di Indonesia, melainkan fleksibel juga untuk peserta didik. Peserta didik lebih diperhatikan perihal hak mengembangkan potensinya.

Kurikulum merdeka menawarkan merdeka belajar yang bersifat fleksibel menjadi kabar baik bagi orang tua peserta didik. Tujuan sekolah bukan semata untuk meraih angka yang besar melainkan mengembangkan potensi anak. Kurikulum merdeka juga menerapkan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) pada peserta didik dalam upaya menguatkan karakter dan belajar nyata dari lingkungan sosial. Hal tersebut dapat dijadikan kompas dalam menerapkan nilai sosial dan moral dari nilai-nilai Pancasila. Orang tua dapat memanfaatkan kebijakan tersebut untuk turut menggali dan mengarahkan potensi anak.

Menariknya, dewasa ini kebanyakan orang tua meramal masa depan sang anak melalui nilai matematika atau nilai fisika anaknya. Anak yang nilai matematikanya rendah atau pas-pasan dituntut untuk mendapatkan nilai tertinggi dengan berbagai upaya, memberikan les tambahanan dan lainnya. Sementara nilai Bahasa yang tinggi pada anak malah dipandang sebelah mata. Bisa jadi seniman, jurnalis, juru bicara yang memberikan banyak perubahan itu lahir dari tangan si anak nilai bahasanya tinggi. Sudah saatnya orang tua anak menemukan dan mengembangkan potensi anaknya.

Konsep Kurikulum Merdeka secara sederhana mencangkup beberapa hal diantaranya kurikulum yang fleksibel dan terbuka, pembelajaran berbasis proyek, pengembangan keterampilan abad 21, penggunaan teknologi dalam pembelajaran, pendidikan karakter. Tujuan dari Kurikulum Merdeka untuk memberikan kebebasan dan fleksibilitas kepada para peserta didik, sehingga mereka dapat memilih jalur pendidikan yang sesuai dengan minat, bakat, dan tujuan hidup masing-masing.

Peran orang tua menjadi mitra terbaik dalam suksesnya sekolah melangsungkan pendidikan. Dengan begitu orang tua perlu mengambil peran aktif dan membantu anak dalam mengikuti kurikulum merdeka. Orang tua dapat membantu anak memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan karakter yang dibutuhkan anak.

Orang tua perlu memberikan dukungan moral kepada anak untuk memotivasi dan mendorong anak untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran yang diusung oleh kurikulum merdeka. Orang tua dapat membantu anak dalam memperoleh akses ke sumber daya pembelajaran yang diperlukan, seperti buku-buku, perangkat elektronik, atau sarana belajar di luar sekolah. Orang tua perlu mendorong kreativitas anak dengan memberikan kesempatan untuk mengeksplorasi minat dan bakat yang dimilikinya. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan ruang gerak dan memfasilitasi kegiatan yang mendukung pengembangan kreativitas anak. Orang tua dapat membantu anak dalam mengembangkan karakter yang positif, seperti rasa percaya diri, kepemimpinan, tanggung jawab, etika, dan moralitas. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan teladan dan memberikan dukungan pada saat anak mengalami kesulitan atau kegagalan.

Pada kenyataannya, orang tua merasa cukup hanya dengan menitipkan anaknya pada sekolah tanpa memberikan dukungan. Seolah peran orang tua hanya sebatas mendanai pendidikan anak sudah cukup. Orang tua kurang memerhatikan minat bakat anak, atau bahkan banyak yang memandang sebelah mata terhadap bakat dan potensi anak. Orang tua menuntut nilai pada semua mata pelajaran harus bagus. Orang tua tak memahami apa yang diperlukan anaknya untuk mengembangkan minat dan bakat anaknya, sehingga sang anak terkendala dalam mengembangkan bakatnya. Orang tua cenderung tidak mendukung kreativitas anak, dan cenderung mendikte masa depan anak. Orang tua tidak mendukung perkembangan karakter anaknya, atau mungkin tanpa disadari malah mematikan karakter anak.

Tapi belum terlambat bagi orang tua yang baru menyadari bahwa perannya sangat dibutuhkan untuk menjadi mitra terbaik dalam mendukung perkembangan anak sesuai dengan minat bakatnya, dan memanfaatkan implementasi kurikulum merdeka. Kurikulum merdeka menawarkan program pembelajaran yang berbeda dari kurikulum nasional sebelumnya. Kali ini orang tua bisa lebih leluasa dan lebih fokus dengan minat bakat anak. Jika sebelumnya kurikulum akan fokus pada nilai mata pelajaran sementara kurikulum merdeka lebih fokus pada nilai karakter anak.

Banyak hal yang bisa dilakukan orang tua dalam mendukung anak untuk berkembang sesuai dengan minat bakatnya. Hal yang paling mendasar yakni tidak menghakimi minat bakat anak terlebih dahulu. Terkadang dengan merasa orang tua lebih tahu yang terbaik untuk masa depan anaknya, justru sikap tersebut malah menghancurkan mimpi dan bakat anak. Orang tua bisa menjadi partner terbaik anak ketika orang tua bisa mendukung secara moral mengenai bakat sang anak. Selanjutnya orang tua bisa menjadi fasilitator untuk membantu sang anak, serta terus mendorong kreatifitas anak dalam mengembangkan bakatnya.

Proses pengembangan karakter anak, orang tua dapat membantu dalam mengembangkan karakter yang positif, seperti rasa percaya diri, kepemimpinan, tanggung jawab, etika, serta moralitas. Hal ini dapat dilakukan dengan memberikan teladan dan memberikan dukungan pada saat anak mengalami kesulitan atau kegagalan.

Kurikulum merdeka membawa wajah baru bagi pendidikan Indonesia, semoga dengan begitu mampu mengejar ketertinggalan yang dialami pendidikan Indonesia. Kebijakan dan tenaga pendidik tidak akan berhasil secara masif jika tidak didukung oleh orang tua yang menjadi juru kunci langkah sang anak. Kesempatan besar bagi orang tua dalam mendalami karakter serta minat bakat anak, dan menyadari bahwa suksesnya anak tidak selalu ditentukan dari nilai matematika yang bagus.


Referensi:

Merdeka Belajar Kemdikbud

Kurikulum Kemdikbud

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun