Kecerdasan buatan sebagai asisten pendidik merupakan salah satu upaya dalam memanfaatkan perkembangan teknologi. Tapi tak banyak tenaga pendidik yang bisa memanfaatkan kemunculan AI dalam proses belajar-mengajar. Alih-alih tak banyak pendidik yang menganggap kemunculan kecerdasan buatan sebagai ancaman.
Khawatir, pelajar memanfaatkan AI sebagai alternatif dalam menyelesaikan tugas rumahnya, menjadikan pelajar tidak berpikir kritis, menjadikan pelajar ketergantungan terhadap AI, dan masih banyak lagi.
Pendidik yang “menyembunyikan” kecerdasan buatan atau bahkan melarang pelajarnya untuk memanfaatkan AI secara tidak langsung pendidik menolak kemajuan teknologi, bukan?
Kekhawatiran tersebut menjadi hal wajar pada masa adaptasi dan transisi, akan tetapi tidak menjadikan kita tertutup dan apatis terhadap teknologi. Kekhawatiran tersebut sebetulnya tidak terjadi pada pendidik, banyak bida juga yang khawatir, contohnya pada profesi penulis yang pernah saya tulis sebelumnya; Kecerdasan Buatan Tak Bisa Menggantikan Peran Penulis.
Banyak hal yang bisa dipelajari dari kemunculan kecerdasan buatan tersebut, dari keunggulan hingga kelemahan, dan kita bisa memanfaatkan keduanya. Kelebihan dari kecerdasan buatan tersebut dimanfaatkan untuk membantu peran sebagai pendidik, dan kelemahaanya juga bisa kita jadikan cela untuk nunjukan “peran pendidik yang tak tergantikan oleh kecerdasan buatan”.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam menjawab kekhawatiran-kekhawatiran pendidik terhadap kemunculan AI yakni menerapkan pembelajaran HOTS. Higher Order Thinking Skill (HOTS) adalah kemampuan untuk berpikir kritis, kreatif, reflektif, dan memecahkan masalah. Implementasi HOTS dalam pembelajaran memungkinkan pelajar untuk mengembangkan keterampilan ini dan lebih siap menghadapi tantangan di dunia nyata.
Dengan mengasah kemampuan Higher Order Thinking Skill tentu lebih bermanfaat untuk masa depan pelajar, baik di kehidupan nyata maupuan di dunia pekerjaan. Dan tentu saja Higher Order Thinking Skill tidak bisa dilakukan oleh AI, tapi AI mampu membantu pelajar dalam berpikir kritis, kreatif, serta reflektif. Berikut beberapa contoh yang dapat membantu meningkatkan kemampuan HOTS:
Studi kasus atau simulasi
Penugasan ini meminta pelajar untuk memecahkan masalah atau menyelesaikan situasi tertentu yang mengharuskan mereka menerapkan pengetahuan dan keterampilan mereka secara kreatif. Pelajar harus menganalisis informasi yang ada, mengevaluasi solusi yang mungkin, dan membuat keputusan yang baik berdasarkan informasi yang mereka kumpulkan.
Proyek penelitian
Penugasan ini meminta pelajar untuk melakukan penelitian yang lebih dalam tentang topik tertentu, mengumpulkan dan menganalisis data, dan membuat kesimpulan atau rekomendasi berdasarkan temuan mereka. Penugasan ini mendorong pelajar untuk menggunakan kemampuan analitis dan kreativitas mereka untuk memecahkan masalah dan memberikan solusi baru.
Debat atau diskusi kelompok
Penugasan ini meminta pelajar untuk berpartisipasi dalam debat atau diskusi kelompok yang melibatkan pemikiran kritis dan analitis. Pelajar harus mampu mengevaluasi argumen dari berbagai sudut pandang dan menyampaikan pendapat mereka secara persuasif. Penugasan ini juga membantu pelajar untuk memahami perspektif orang lain dan memperluas wawasan mereka.
Penulisan esai atau karangan ilmiah
Penugasan ini meminta pelajar untuk menulis esai atau karangan ilmiah yang memerlukan pemikiran kritis dan kreativitas. Pelajar harus mampu menganalisis topik yang diberikan, membuat argumen yang kuat, dan memberikan bukti-bukti yang mendukung argumen mereka. Penugasan ini juga membantu pelajar untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam mengorganisir dan menyampaikan ide secara efektif.
Kecerdasan Buatan Sebagai Asisten Pendidik
Sebagai teknologi yang terus berkembang, munculnya kecerdasan buatan dapat memengaruhi berbagai aspek kehidupan termasuk pendidikan. Namun, kehadiran kecerdasan buatan tidak selalu menjadi ancaman bagi tenaga pendidik.
Sebaliknya, kecerdasan buatan dapat menjadi alat bantu bagi pendidik untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas pengajaran serta memfasilitasi pembelajaran yang lebih personal dan adaptif. Beberapa keuntungan dari penggunaan kecerdasan buatan dalam pendidikan antara lain:
Peningkatan efisiensi dan efektivitas pengajaran
Kecerdasan buatan dapat membantu pendidik dalam mengelola data dan informasi, membuat penilaian yang akurat terhadap kemajuan pelajar, serta memberikan umpan balik yang lebih tepat waktu dan personal. Hal ini dapat membantu pendidik untuk lebih fokus dalam mengajar dan membantu pelajar untuk mencapai hasil belajar yang lebih baik.
Pembelajaran yang lebih personal dan adaptif
Dengan menggunakan kecerdasan buatan, pendidik dapat merancang pembelajaran yang lebih adaptif dan personal untuk setiap pelajar. Kecerdasan buatan dapat membantu pendidik untuk mengidentifikasi kebutuhan dan preferensi belajar pelajar secara individual, sehingga pengajaran dapat disesuaikan dengan tingkat pemahaman dan kemampuan pelajar.
Meningkatkan efektivitas penilaian
Kecerdasan buatan dapat digunakan untuk mengembangkan sistem penilaian yang lebih akurat dan objektif. Dalam hal ini, kecerdasan buatan dapat membantu pendidik untuk mengidentifikasi kelemahan pelajar dalam bidang tertentu dan memberikan umpan balik yang lebih tepat waktu.
Meningkatkan kualitas pengajaran
Dengan menggunakan kecerdasan buatan, pendidik dapat memperoleh wawasan yang lebih dalam tentang pembelajaran pelajar dan membuat keputusan yang lebih baik tentang strategi pengajaran yang efektif. Dalam hal ini, kecerdasan buatan dapat membantu pendidik untuk mengembangkan strategi pengajaran yang lebih baik, sehingga kualitas pengajaran dapat meningkat.
Namun, meskipun kecerdasan buatan dapat membawa banyak manfaat bagi pendidikan, masih ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Misalnya, kekhawatiran tentang privasi dan keamanan data, ketergantungan pada teknologi, dan kesenjangan digital antara pelajar dari latar belakang yang berbeda. O
leh karena itu, tenaga pendidik perlu memahami potensi kecerdasan buatan dan sekaligus mengembangkan keterampilan dan strategi untuk menghadapi tantangan tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H