Kemajuan teknologi merupakan hal yang kini tidak bisa kita hindari. Kehadirannya semakin mudah kita akses dan gunakan. Saat ini, telah muncul teknologi Artificial Intelligence atau yang akrab kita sebut AI. Bentuknya sendiri sangatlah beragam, seperti ChatGPT (AI yang Salah satu kemajuan teknologi yang sangat marak saat ini adalah AI. Telah lahir beragam jenis AI yang dapat membantu memudahkan pekerjaan kita, salah satunya Generative AI.
Generative AI adalah salah satu jenis AI yang menghasilkan gambar melalui deskripsi yang diberikan oleh pengguna. Pengguna dapat menjelaskan gambar yang ingin dihasilkan secara detail, dan dalam beberapa detik, AI akan memberikan gambar sesuai dengan instruksi. Melalui rangkaian kata saja, kita dapat memperoleh gambar dengan kualitas yang baik hanya dalam waktu 5-10 detik. Hal ini tentu sebuah kemudahan bagi sebagian orang, tetapi terdapat fakta pahit dibalik penggunaan Generative AI ini.
Plagiarisme
Generative AI memanfaatkan teknologi yang dapat memproduksi gambar secara instan. Itu berarti tidak ada campur tangan manusia dalam prosesnya. Hal ini mengindikasi adanya negasi terhadap esensi suatu karya, yaitu bahwa karya dibentuk dari akar kreativitas dan inovasi. Penggunaan Generative AI menjadi sebuah bentuk penolakan terhadap kreativitas dan inovasi. Keberadaannya justru menghilangkan dua hal penting yang akan sangat dibutuhkan di masa depan nanti.
Proses menghasilkan gambar oleh Generative AI sangatlah cepat dan ringkas. Generative AI meninjau karya-karya yang beredar di internet, dan kemudian menggunakannya sebagai referensi untuk memproduksi gambar. Faktanya, AI ini tidak memiliki izin terhadap karya-karya yang digunakannya. Generative AI tidak hanya memiliki isu terhadap hak cipta, tetapi juga plagiarisme.
Hilangnya Eksistensi Pelukis Digital
Generative AI juga berdampak pada nasib seniman pelukis digital dalam memperoleh pekerjaan. Salah satu contohnya, pernah beredar poster-poster hasil Generative AI di pinggir jalan. Poster tersebut biasanya digunakan untuk iklan atau kampanye. Hal ini sama saja dengan merampas kesempatan bagi teman-teman seniman pelukis digital untuk memperoleh lapangan pekerjaan. Apabila hampir seluruh lapisan masyarakat menggunakan jasa Generative AI, lama kelamaan peran pelukis digital dapat tergantikan. Eksistensi seniman pelukis digital akan hilang dan pada akhirnya tergantikan oleh AI ini.
Teknologi tentu merupakan salah satu kemajuan yang baik untuk masa depan. Segala sesuatu menjadi mudah dan ringkas berkat teknologi. Akan tetapi, dibalik kelebihan yang dimiliki, pasti ada kekurangan atau kerugian akibat pemakaian teknologi yang tidak bijak. Salah satunya adalah adanya fitur Generative AI. Fitur AI ini perlu menjadi perhatian kita, karena keberadaannya yang merugikan seniman pelukis lokal, utamanya pelukis digital.
Written by:
Marcela Pinastia Hendriyanti (Universitas Airlangga)