The more I have spoken about feminism the more i have realized that fighting for women's rights has too often become synonymous with man-hating. If there is one thing I know for certain, it is that this has to stop - Emma WatsonÂ
Kelas Teori Komunikasi dan Postmodernisme Dr. Geofakta Razali.
Isu Kesetaraan antara pria dan wanita semakin banyak dibicarakan di zaman sekarang. Kita bisa melihat banyak perubahan dalam kehidupan sehari-hari yang mencerminkan bagaimana hubungan yang lebih modern antara pria dan wanita. Contohnya, tugas-tugas rumah tangga sekarang tidak hanya menjadi tanggung jawab wanita, karena banyak dari mereka juga memiliki pekerjaan dan berperan aktif dalam dunia kerja.
Media sosial juga jadi tempat penting untuk menyuarakan kesetaraan. Wanita-wanita dari berbagai belahan dunia menggunakan media sosial untuk mengungkapkan pengalaman hidup mereka dan bersatu demi hak-hak mereka. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi dan komunikasi membantu perempuan untuk bersatu dan memberdayakan satu sama lain menghadapi berbagai tantangan dalam hidup.
Meskipun begitu, masih ada beberapa rintangan yang perlu diatasi untuk mencapai kesetaraan sepenuhnya. Beberapa pandangan umum tentang peran gender yang masih melekat dalam budaya dan norma sosial bisa menjadi hambatan juga. Oleh karena itu, penting untuk mengubah pola pikir masyarakat melalui pendidikan yang mendukung kesetaraan gender dan melibatkan semua orang dalam mengatasi diskriminasi.
Dengan demikian, integrasi perspektif feminis dalam kehidupan sehari-hari sangat krusial untuk menghadapi tantangan kesetaraan di zaman sekarang. Ini hanya melibatkan perubahan cara bagaimana kita berpikir dan juga merespon terkait isu-isu gender, bukan hanya dalam aspek sosial dan ekonomi. Dengan menyadari kompleksitas isu ini dan bekerja sama antara pria dan wanita, kita bisa menciptakan masyarakat yang lebih adil dan inklusif untuk semua orang.
Marcela Bernadet
Ilmu Komunikasi
Universitas Pembangunan Jaya
