Mohon tunggu...
Marcela Andarista Maharani
Marcela Andarista Maharani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa aktif Prodi Matematika UIN Walisongo Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Matematika yang Terkandung dalam Surat An-Nisa'

19 Juni 2022   08:47 Diperbarui: 19 Juni 2022   09:06 436
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: ubaya.ac.id

Teori matematika adalah generalisasi dari peristiwa dan pengalaman yang diungkapkan dalam istilah dan simbol tertentu. Teori perlu mengacu pada objek, benda, ciri, dan atribut yang memiliki sesuatu dari suatu objek. Menurut Dahar, semua konsep matematika berupa makna baru yang dapat dihasilkan dari pemikiran, seperti definisi, pemahaman, sifat khusus, esensi, dan inti/isi  materi matematika.

Matematika secara langsung maupun tidak langsung berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari. Berbicara tentang ayat-ayat Al-Qur'an, termasuk teori matematika, tidak lepas dari konsep-konsep yang ada dalam matematika itu sendiri. Pokok kajiannya mencakup bilangan, aljabar, statistik, logika, geometri, pengukuran, dan banyak lagi.

Surat An-Nisa' merupakan surat yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. setelah hijrah ke Madinah, sehingga surat ini tergolong surat Madaniyah. Surat An-Nisa' terdiri dari 176 ayat, surat terpanjang setelah Al-Baqarah. Surat An-Nisa' disebut surat An-Nisa' karena banyak membahas tentang isu-isu perempuan dan merupakan surat yang paling banyak membicarakan tentang perempuan dibandingkan surat-surat lainnya.

Ada beberapa teori maematika yang ternyata setelah dikaji berada di surat An-Nisa', diantaranya adalah konsep bilangan, relasi, operasi hitung, pengukuran, dan limit. Berikut penjelasannya:

1. Konsep bilangan

Bilangan adalah  teori matematika yang digunakan dalam pencacahan dan pengukuran. Macam-macam jenis bilangan seperti: bilangan asli, bilangan  bulat, bilangan bulat, pecahan, bilangan rasional, bilangan irasional, bilangan real, dll.

Ayat-ayat dalam surat An-Nisa' yang memuat konsep baik bilangan asli, bilangan bulat, cacah, bilangan rasional, pecahan, maupun bilangan real terdapat pada ayat 1, 3, 11, 12, 15, 20, 25, 43, 102, 152, 171, dan 176. Ada bilangan  asli, cacah, bilangan bulat positif, bilangan rasional, dan bilangan real 1, 2, 3, dan 4. Lalu ada bilangan rasional, pecahan, dan bilangan real 2/3, 1/2, 1/3, 1/4, 1/5, dan 1/6. Bilangan-bilangan tersebut termasuk bilangan rasional karena bilangan tersebut berbentuk a/b, dengan a dan b adalah bilangan bulat dan b 0. Angka-angka ini juga termasuk dalam pecahan karena a tidak habis dibagi b. Pecahan terdiri dari pembilang dan penyebut.

2. Relasi

Setelah bilangan tersebut, dibutuhkan sebuah aturan yang dapat digunakan untuk membandingkan kedua bilangan tersebut. Kaidah ini dapat disebut relasi  yaitu hubungan antara  himpunan elemen yang satu dengan himpunan elemen yang lain.

Ayat yang mengandung konsep hubungan bilangan langsung. Misalnya, kurang dari (<), lebih besar dari (>), sama dengan (=), kurang dari sama dengan (),  lebih besar dari sama dengan (). Konsep relasi pada surat An-Nisa' ada pada ayat 11 dan 12. Konsep relasi di kedua ayat tersebut mencakup konsep relasi lebih dari (>) tentang perincian hak waris.

3. Operasi hitung

Setelah mengenal konsep bilangan dan relasi lalu dibutuhkan pemahaman mengenai operasi hitung. Begitupun pada surat An-Nisa', konsep yang selanjutnya merupakan mengenai operasi hitung. Operasi hitung yang paling sederhana merupakan operasi hitung dasar bilangan.

Bagian surat An-Nisa' yang termasuk konsep operasi bilangan, terdapat pada ayat 11, 12, 25, 101, dan 176. Konsep operasi bilangan meliputi operasi pembagian, konsep operasi penjumlahan, dan perkalian ada di dalamnya. Praktik perhitungan bagian harta warisan dan operasi pengurangan secara implisit diperoleh dalam konteks meng-qasar salat.

4. Pengukuran

Setelah membaca dan mengamati surat An-Nisa', ada juga konsep pengukuran. Ayat-ayat dalam surat An-Nisa' memuat konsep geometri untuk pengukuran terdapat pada ayat 40 dan 92. Konsep pengukuran pada bagian ini meliputi pengukuran berat menggunakan alat ukur dzarrah (alat ukur tradisional) dan pengukuran waktu yang menggunakan alat ukur bulan.

5. Limit

Bagian surat An-Nisa' yang memuat konsep limit terdapat pada ayat 29. Ayat ini memperkenalkan konsep limit secara sederhana. Dengan kata lain, menjelaskan bahwa jual beli adalah sah apabila pembeli dan penjual saling rida terhadap proses transaksi. Jika pembeli tidak rida, proses transaksi tidak akan berjalan. Sebaliknya, jika penjual tidak rida, tidak ada transaksi yang akan dilakukan. Proses ini kemudian disebut ijab kabul dalam Islam. Hal ini sesuai dengan konsep limit. Fungsi f memiliki limit untuk x mendekati c jika dan hanya jika limit kiri dan limit kanan keduanya sama.

Fungsi  proses ijab kabul pada ayat 29 dibandingkan dengan konsep limit. Misalnya, penjual adalah limit di sebelah kiri dan pembeli adalah limit di sebelah kanan. Jika limit di sebelah kiri dan limit di sebelah kanan menuju ke poin yang sama dalam proses transaksi, dalam artian kualitas dan harga barang sesuai, maka fungsi ini memiliki nilai. Artinya, suatu  transaksi akan terjadi dan itu sah dalam Islam.

Limit merupakan salah satu materi matematika yang dianggap sulit karena sulit untuk dihitung dan ditakuti bahkan oleh sebagian siswa. Namun, jika siswa memahami konsep limit, guru akan membantu menjelaskan materi limit. Konsep ini dapat membuka pikiran siswa terhadap konsep limit. 

Kemudian lakukan substitusi yang menetapkan limit pada fungsi maka akan menghasilkan sebuah nilai. Konsep limit tidak membenarkan hal ini, tetapi memerlukan sedikit manipulasi agar fungsi ini memiliki nilai yang sesuai dengan angka yang didekati. 

Manipulasi ini jika dikaitkan dengan ayat 29 tersebut artinya adalah negosiasi yang dilakukan oleh kedua belah pihak untuk menambah nilai barang atau membuat barang dagangan yang dijual dapat diterima pembeli.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun