bahan bakar  dengan menghasilkan bahan bakar alternatif pertalite dalam konteks penggunaan sampah anorganik maupun organik.
Berbagai cara dilakukan oleh banyak pihak untuk mencari sumber energi terbarukan, termasuk di antaranya Siswa-siswi Madrasah Aliyah Miftahul Ulum Kintap. P5RA merupakan kegiatan dari Madrasah Aliyah Miftahul Ulum Kintap dengan kurikulum Merdeka, dimana program ini memberikan kebebasan bagi Siswa-siswi untuk melakukan inovasi yang dapat bermanfaat bagi masyarakat mengenai lingkungan. Salah satu penemuan atau inovasi pelajar yakni1. Latar Belakang
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan konsumsi bahan bakar minyak yang cukup tinggi. Konsumsi bahan bakar minyak di Indonesia sangat tinggi dengan masih ketergantungan yang tinngi terhadap bahan bakan fosil yang berasal dari galian di tanah. Akibatnya, cadangan energi fosil di tanah air kita semakin terkuras sedemikian rupa oleh karena itu proses produksinya pun menimbulkan dampak kepada lingkungan. Disamping sampah yang semakin membanjiri menjadi masalah yang sangat serius juga kerap kali terjadi. Kali program P5RA Madrasah Aliyah Miftahul Ulum Kintap memberikan kesamapatan kepada siswa-siswi kelas XI.a untuk mengembangkan bahan alternatif berbahan bakar sampah dan berpotensi untuk mewakili pertalite.
2. Metode Pembuatan Bahan Bakar dari Sampah
Para siswa memanfaatkan teknik pirolisis, sebuah metode pemanasan sampah pada suhu tinggi tanpa oksigen yang akan menghasilkan bahan bakar cair sebagai hasil samping. Proses ini dapat digunakan untuk mengolah berbagai jenis sampah, baik organik seperti sisa makanan dan daun, maupun sampah plastik yang selama ini menjadi masalah lingkungan. Dalam penelitian mereka, para siswa merancang reaktor sederhana yang mampu mengubah sampah plastik menjadi bahan bakar cair yang bisa digunakan sebagai pengganti pertalite.
3. Langkah - langkah Pembuatan
Untuk membuat bahan bakar alternatif ini, berikut tahapan yang dilakukan oleh siswa-siswi:
- Pengumpulan sampah : Sampah - sampah plastik dan organik yang sering diabaikan dikumpulkan dan dipilah. Sampah yang digunakan adalah sampah yang tidak mudah terurai.
- Penghancuran dan pemanasan : Sampah dihancurkan dan kemudian dimasukkan ke dalam reaktor pirolisis dan disini mereka menggunakan kaleng bekas karena belum cukup modal untuk membeli Reaktor. Reaktor dipanaskan hingga mencapai suhu tinggi untuk memulai proses pirolisis.
- Proses pirolisis : Pada tahap ini, molekul plastik atau bahan organik akan terurai menjadi uap yang nantinya dikondensasi menjadi bahan bakar cair.
- Pengujian dan penyempurnaan : Bahan bakar yang dihasilkan kemudian diuji untuk mengetahui kualitasnya agar aman dan sesuai untuk digunakan pada mesin - mesin kendaraan tertentu.
4. Keunggulan Bahan Bakar Pengganti dari Sampah
Bahan bakar dari sampah ini memiliki beberapa keunggulan, antara lain:
- Ramah lingkungan : Dengan mengurangi sampah plastik yang tidak terurai, inovasi ini membantu mengatasi masalah pencemaran lingkungan.
- Sumber energi terbarukan : Proses ini mengubah sampah yang sering dianggap sebagai limbah menjadi energi yang dapat diperbarui.
- Ekonomis : Bahan bakar hasil pirolisis ini lebih ekonomis karena bahan bakunya berasal dari sampah yang mudah diperoleh.
- Mengurangi ketergantungan pada BBM fosil : Dengan adanya alternatif bahan bakar ini, ketergantungan pada pertalite dan BBM fosil lainnya bisa berkurang.
5. Tantangan dan Harapan
Walaupun inovasi ini menjanjikan, masih terdapat beberapa tantangan yang perlu dihadapi. Salah satunya adalah biaya awal yang cukup tinggi untuk membangun atau membeli reaktor pirolisis yang aman dan efektif. Selain itu, kualitas bahan bakar hasil pirolisis juga perlu ditingkatkan agar lebih stabil dan sesuai dengan standar bahan bakar kendaraan bermotor. Diharapkan ke depan, program - program seperti P5RA dapat terus mendorong siswa - siswi Madrasah Aliyah Aliyah Miftahul Ulum Kintap untuk berinovasi dan menciptakan solusi bagi permasalahan energi dan lingkungan.
6. Kesimpulan
Melalui program P5RA, siswa Madrasah Aliyah Miftahul Ulum Kintap telah berhasil menciptakan bahan bakar pengganti pertalite yang berbahan dasar sampah. Inovasi ini bukan hanya solusi energi, tetapi juga bagian dari upaya menjaga lingkungan dan mewujudkan ekonomi berkelanjutan. Harapannya, langkah ini dapat menginspirasi generasi muda lainnya untuk turut serta dalam menghadirkan inovasi yang berwawasan lingkungan dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
7. Daftar Pustaka
Achmad, S. (2010). Kimia Industri. Jakarta: Erlangga
Sunardi. (2012). Kimia Untuk Kelas XI. Jakarta: Erlangga
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H