Sekarang ini terasa pertandingan tinju dunia kelas berat lebih sepi dibanding masa lalu. Pada masa lalu, pada masa kejayaan Muhammad Ali menjelang pagelaran pertandingan tinju perhatian publik sudah tertuju pada event yang akan diselenggarakan itu.
Publik ikut membicarakan dan membahas berbagai hal yang berkaitan dengan apa yang akan terjadi di atas ring.
Banyak hal mungkin penyebab sepinya perhatian terhadap pertandingan tinju kelas dunia itu. Penyebab pertama mungkin lebih rendahnya kualitas petinju kelas berat masa kini dibandingkan masa lalu.
Pada masa lalu itu tidak hanya nama Muhammad Ali yang berkibar. Bersama namanya, publik juga hapal nama seperti Floyd Patterson, Foreman, Joe Frazier, Evander Holifield dan sejumlah nama besar lainnya.
Tetapi disamping kualitas petinju masa kini yang mungkin lebih rendah dari masa lalu ada faktor lain yang menyebabkan sepinya perhatian publik kepada pertandingan tinju kelas berat dunia itu, yakni tidak adanya sosok seperti Muhammad Ali.
Petinju yang bernama asli Cassius Clay itu mampu menjadi magnet yang kuat, sehingga setiap pertandingan tinju yang melibatkan dirinya membuat publik harus terpaku nonton televisi yang menyiarkan pertandingan itu.
Bahkan sidang kabinet dimasa Orde Baru pernah ditunda hanya karena untuk menikmati cara Muhammad Ali " berdansa " diatas ring.
Sesungguhnya publik ingin nonton petinju legendaris itu bukan hanya karena kemampuan bertinjunya tetapi juga karena kemampuannya memanaskan suasana jelang pertandingan.
Tentang kemampuan tinjunya tidak perlu lagi diragukan karena ia sudah beberapa kali merobohkan lawannya diatas ring.
Lontaran kata dan gaya asuhan Angelo Dundee ini menjelang pertandingan dimulai ikut memanaskan suasana. Saya akan menari seperti kupu-kupu- dan menyengat seperti lebah, adalah sebuah ungkapan kata nya yang sangat terkenal. Berbagai gayanya yang seolah - olah akan menjotos lawannya menjadi foto- foto menarik. Dengan semua tingkah polah nya itulah ia juga dijuluki si " mulut besar" .
Dengan semua gayanya itulah suasana terasa panas dan publik pun menjadi ingin melihat, menang atau kalahkah si " mulut besar?".
Malam nanti debat kedua Pilpres akan digelar. Hanya ada dua tokoh diatas pentas Jokowi dan Prabowo Subianto.
Dalam pekan terakhir menjelang debat sudah terasa suasana hangat. Masing - masing pihak telah mengemukakan berbagai komentar yang pada intinya memuji jagoannya masing - masing.
Tidak salah juga untuk menilai, bahwa lontaran - Â lontaran kalimat yang diungkapkan juga bertujuan untuk memberi semangat kepada masing - masing pendukung.Mereka ingin membangun framing bahwa jagoannya sudah sangat siap bertarung sekaligus ingin menyampaikan isyarat kepada pendukung lawan politiknya hati - hati lho dengan jagoan kami.
Diantara berbagai ungkapan kata yang mengemuka itu, menarik untuk mencermati kalimat - kalimat yang diungkapkan oleh Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional ( BPN ) Prabowo - Sandiaga Uno ,Priyo Budi Santoso.
Priyo menyatakan calon presiden nomor urut 02 bakal tampil dengan jurus khusus.
"Bahwa nanti ada jurus- jurus khusus yang akan disampaikan ( Prabowo) tunggu saja tanggal mainnya ," kata Priyo usai membesuk Ahmad Dani di Rutan Kelas I Surabaya, Medaeng, Sidoarjo, Sabtu 16 Pebruari 2019( CNN Indonesia ( 16/2/2019).
Selanjutnya Priyo yakin Prabowo telah menyiapkan segala sesuatu di debat calon presiden kedua nanti. Menurutnya ,debat akan berjalan seru lantaran ini kali pertama mantan Pangkostrad itu berhadapan langsung satu persatu dengan capres petahana Joko Widodo.
Sekjend Partai Berkarya itu mengungkapkan optimismenya tentang kemampuan Prabowo pada debat nanti.
Menurutnya jagoannya itu sangat menguasai materi debat yang dijadikan materi tema, soal energi, sumber daya alam, lingkungan hidup, pangan dan infrastuktur.
"Orang lupa bahwa Pak Prabowo adalah jenderal intelek yang sudah banyak buku yang dihasilkan. Dari hasil murni dan genuine( dari pemikirannya )" ujar Priyo.
Tak hanya itu, Priyo mengatakan Prabowo juga layak menjadi profesor ataupun doktor lantaran pengetahuan, bacaan dan karya tulisnya .
" Beliau adalah seorang intelektual, kalau beliau di kampus, mestinya beliau sudah dapat gelar doktor atau profesor",kata mantan Wakil Ketua DPR RI 2009-2014 ini.
Merupakan hal yang wajarlah Priyo memuji jagoannya dengan sebutan yang demikian.
Dengan ungkapan yang demikian, publik semakin tertarik untuk nonton debat sekaligus untuk melihat kemampuan " sang profesor " menyampaikan gagasan atau menguraikan argumentasinya. Menarik juga untuk mencermati bagaimana Presiden petahana itu menangkis serangan yang ditujukan kepadanya .
Menjelang debat nanti malam saya jadi teringat Muhammad Ali .
Selamat menonton debat!
Sumber:
- CNN Indonesia ,16/2/2019:Prabowo Siapkan Jurus Khusus Tampil di Debat Kedua Capres .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H