Semenjak beredarnya puisi itu ,mendadak sontak muncullah beragam reaksi yang pada garis besarnya menganggap karya Fadli Zon itu merupakan bentuk penghinaan terhadap KH Maimoen Zubairi .
Berbagai analisa juga dikemukakan, mulai dari momen lahirnya puisi ,kata yang digunakan dan berbagai argumen lainnya yang bermuara pada sebuah kesimpulan bahwa puisi itu memang berkaitan dengan Doa Maimoen Zubair dan juga mengandung penghinaan terhadap Kiai karismatis itu .
Beberapa artikel di blog kebanggaan kita ini juga ,telah mengayakan pemahaman kita tentang terhadap siapa sesungguhnya puisi itu ditujukan Fadli Zon .
Sepanjang yang terbaca ,Fadli Zon mengatakan ,puisi itu bukan ditujukannya untuk pengasuh Pondok Pesantren AL Anwar Sarang itu .Wakil Ketua Umum Gerindra itu menyatakan ,tidak ada satu kata pun dalam puisinya yang menyebut Mbah Moen. Bahkan ditunjukkannya juga foto dirinya dengan ulama karismatis itu yang pada intinya menunjukkan ia menghargai sekaligus menunjukkan kedekatannya dengan ulama sepuh yang telah berusia 90 tahun itu .
Terhadap serangan yang ditujukan ke Fadli Zon dan juga berkaitan dengan penjelasan yang telah diungkapkannya ,maka layaklah kita menyimak bagaimana pandangan keluarga terhadap puisi yang menghebohkan itu .
Kompas TV sengaja meminta pandangan  keluarga Mbah Moen tengah puisi " Doa yang Tertukar " itu .
Gus Taj Yasin ,salah satu putra Mbah Moen yang dijadikan Kompas TV sebagai nara sumber telah menyatakan hal hal berikut .
Menurutnya puisi itu memang ditujukan untuk KH Maimoen Zubair .Artinya Gus Taj Yasin tidak punya tapsir an lain tentang kepada siapa puisi itu ditujukan.Â
Selanjutnya putra ulama sepuh itu menyatakan bahwa puisi Fadli Zon itu telah menurunkan derajat KH Maimoen Zubair.
Alasan Gus Taj Yasin menyatakan puisi telah menurunkan derajat Mbah Moen bukan pada kata " Kau " dalam puisi itu .
Seperti kita ketahui ,pada puisi itu terdapat dua kali kata " Kau "Â