Sikap NU yang demikian telah memunculkan hujatan yang cukup besar terutama melalui media sosial.
Pada masa itu, mengemuka kata kata kasar kepada NU dan juga kepada Said Aqil Siroj.
Kemudian sekarang ini hujatan terhadap NU itu terasa semakin kuat oleh karena organisasi ini telihat berpihak kepada pasangan Jokowi - Ma'ruf Amin.
Bagi Ummat Islam yang tidak mendukung pasangan capres 01 itu maka sikap NU yang demikian langsung dianggap nya sebagai sikap politik  yang bermusuhan.
Banyak orang yang belum bisa membedakan ,mana sikap keagamaan dan yang mana sikap kebangsaan.
Bahkan tidak jarang terjadi, banyak elemen masyarakat yang menggunakan simbol simbol agama untuk memenangkan pertarungan demokrasi .Banyak elemen masyarakat menggunakan idiom-idiom agama untuk meraih kepentingan politik sesaat.
Selanjutnya pernah juga muncul topik pada sebuah diskusi, mengapa hujatan kepada NU ini kadang terasa diluar batas kewajaran. Banyak hujatan itu sudah diluar kerangka Ukhuwah Islamiyah.
Salah satu jawaban untuk pertanyaan yang demikian karena di negeri ini sekarang ini ada faham Takfiri.
Menurut paham ini,Umat Islam yang benar itu hanya kelompoknya sedang kan kelompok Ummat Islam yang lain masuk pada golongan kafir.
Oleh karena kelompok Umat Islam yang diluar dirinya itu, dikategorikannya sebagai kafirlah maka mereka tidak merasa sungkan untuk menghujat NU beserta ulamanya, karena menurut mereka jamaah organisasi yang didirikan Hadratussyekh Hasyim Asy' ari itu merupakan golongan kafir.
Konsistensi atau sikap Istiqomah NU yang selalu ingin menyatukan semangat keislaman dan semangat kebangsaan ,sering membuat organisasi itu jadi sasaran hujatan justru yang datang dari kelompok Ummat Islam.