Pertengahan Desember 2018 yang lalu, Konsul Jenderal Republik Singapura yang ada di Medan melakukan kunjungan kehormatan ke Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama ( PW NU ) Sumatera Utara .
PW NU Sumut menerima dengan hangat kunjungan Konjend Richard Groose yang didampingi oleh staf konsulat.
Afifuddin Lubis ,Ketua PW NU Sumut menjelaskan berbagai hal tentang keberadaan NU kepada Konjend yang ramah itu.
Richard Groose juga mengungkapkan arti penting Sumatera Utara untuk Singapura.
Sekitar dua minggu sesudah kunjungan itu,sekretariat PW NU Sumut menerima telepon dari staf Konjend Singapura yang ada di Medan.
Staf tersebut menginformasikan bahwa Duta Besar Singapura untuk Indonesia punya rencana untuk berkunjung ke NU Sumut.
NU merasa gembira dengan rencana itu dan sekaligus memberi tahu kesediaan kunjungan dimaksud.
Demikianlah pada Rabu ,23 Januari 2019 ,pukul 15.00 WIB ,Duta Besar Singapura untuk Indonesia, Mr. Anil Kumar Nayar didampingi oleh Konjend Singapura di Medan telah tiba di Kantor NU Sumut ,Jalan Sungai Batanghari Medan.
Ketua NU Sumut, Afifuddin Lubis bersama Wakil Rois Syuriah NU Sumut, DR Abdul Hamid Ritonga serta Khatib Syuriah ,Abrar Daud terlihat hangat menyambut kunjungan itu .
Pengurus Tanfiziah NU yang juga ikut berbincang pada pertemuan itu antara lain para wakil ketua ,Misran Sihaloho ,Aulia Tarigan ,Takbir Siregar serta Muhammad Hatta Siregar ,Sekretaris Wilayah NU Sumut.
Pada kesempatan tersebut ,Afifuddin menjelaskan kepada Duta Besar tentang Nahdlatul Ulama ,sebuah ormas Islam yang berdiri sejak 1926.
Ketua NU Sumut itu menyatakan ,sejak awal berdirinya ,organisasi tersebut tidak pernah bercita - cita untuk untuk mendirikan negara Islam.
NU ujar Afifuddin ,selalu ingin memadukan keislaman dan ke-Indonesia-an .Sejak dahulu para pendiri organisasi ini ingin mewujudkan suatu negeri yang damai ,suatu negeri yang disebut " Darussalam".
Keinginan yang demikian sudah terbuhul di hati para pendiri seperti sikap yang ditunjukkan Hadratussyekh KH Hasyim As'ari dan KH Wahab Chasbullah .
Karena kecintaan NU terhadap Indonesia lah ,ujar Afifuddin ,pada setiap acara resmi organisasi ini ,lagu kebangsaan Indonesia Raya selalu dinyanyikan .Tidak hanya lagu kebangsaan yang dinyanyikan tetapi juga lagu ' Yalal Wathon", sebuah lagu berbahasa Arab yang diciptakan oleh KH Wahab Chasbullah, juga selalu dinyanyikan bersama. Lagu ini yang juga dinyanyikan  dalam bahasa Indonesia, menggambarkan kecintaan kepada " Indonesia Biladi " yang artinya, Indonesia Tanah Airku .
Hubbul Wathon minal Iman ,mencintai tanah air merupakan bahagian dari iman ,menurut Afifuddin merupakan ungkapan kata yang berasal dari KH Wahab Chasbullah .
Dalam perbincangan itu, Dubes Singapura juga menanyakan bagaimana hubungan antara NU dengan ormas lainnya .
Berkaitan dengan hal tersebut, Ketua Wilayah NU Sumut menjelaskan ,hubungan NU dengan ormas Islam lainnya terutama dengan Muhammadiyah dan AL Jam'iyatul Washliyah berjalan dengan baik .Komunikasi antar pimpinan organisasi itu sering dilakukan.
Dalam pertemuan itu, Dubes Singapura juga menjelaskan upaya yang dilakukan negaranya menyongsong Revolusi Industri 4.0.
Setelah perbincangan hangat sekitar satu jam itu, Dubes beserta Konjend ,menyampaikan ucapan terima kasihnya untuk penerimaan PW NU yang sangat bersahabat .Kemudian  Ketua PW NU Sumut juga menyampaikan ucapan terima kasih yang sama untuk kunjungan Duta Besar.
Acara kemudian diakhiri dengan foto bersama .
Terima kasih Bapak Duta Besar yang telah melakukan kunjungan kehormatan ke kantor NU Sumatera Utara .
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H