Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Walaupun Jokowi dan Prabowo Sama-sama Etnik Jawa, tetapi Cara Berdebatnya Pasti Beda

23 Januari 2019   17:58 Diperbarui: 23 Januari 2019   17:58 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia Lawyers Club ( ILC ) yang tayang melalui TV One ,Selasa ,22 Januari 2019 membahas tentang Debat Pertama Pilpres 2019 .

Komandan ILC ,Karni Ilyas menghadirkan beberapa narasumber yang berasal dari kubu capres 01 dan capres 02 serta beberapa orang pengamat.

Dari capres 01 terlihat hadir antara lain Budiman Sudjatmiko ,Lukman Edy .Sedangkan dari kubu capres 02 diwakili antara lain oleh Fadli Zon .

Wakil Ketua DPR ,Fahri Hamzah serta Ali Muchtar Ngabalin juga terlihat cukup aktif debat tersebut .

Sedangkan para pengamat yang hadir antara lain Efendi Ghazali,Salim Said,Ahli Hukum Tata Negara yang juga salah satu panelis debat Pilpres ,Margarito Khamis .

Mengingat pokok bahasan pada diskusi itu berkaitan dengan evaluasi debat maka sangat wajarlah masing - masing nara sumber memuji jagoannya.

Dari berbagai materi diskusi yang digelar pada ILC itu ,menarik untuk mencermati pembicaraan tentang ,seperti apa sebenarnya debat Pilpres yang ideal itu .

Sepanjang yang saya tangkap ,Fadli Zon mengungkapkan ,pada debat Pilpres ,kandidat menguraikan dengan tuntas visi ,misi dan program kerja yang akan dilaksanakannya .Dengan pemaparan yang demikianlah para pemilih menilai para calon yang akan mereka pilih .

Terhadap pendapat ini ,Budiman Sudjatmiko memberi komentar .Menurut politisi PDI- P itu ,kemampuan retorika seorang kandidat tidak dapat dijadikan sebagai ukuran utama untuk menilai kepemimpinan seseorang .Budiman memberi contoh ,beberapa kepala negara dibeberapa negara ,tidak punya kemampuan retorika yang baik tetapi justru dapat membawa negaranya menuju kemajuan yang sangat berarti.Mantan aktivis PRD itu menyebut nama pemimpin RRC dan Korea Selatan untuk mendukung pendapatnya itu .

Budiman juga menyatakan ,Jokowi juga tidak terlalu bagus dalam retorika tetapi Presiden petahana itu punya keinginan yang kuat untuk memajukan negaranya .

Terhadap perbincangan yang demikian ,saya sependapat dengan Budiman ,bahwa kemampuan berorasi tidak berbanding lurus dengan kemampuan memimpin .Seorang tokoh yang jago berpidato bukan  memberi jaminan bahwa ia juga akan sukses memimpin .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun