Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Andai Jokowi yang Berkomentar tentang Test Baca Al Qur'an Capres, Apa yang Akan Terjadi?

5 Januari 2019   16:30 Diperbarui: 5 Januari 2019   16:43 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Dewan Ikatan Da'i Aceh telah menyampaikan undangan kepada dua pasangan capres untuk mengikuti test baca AL Qur'an yang akan diselenggarakan di Masjid Baitulrahman ,Banda Aceh ,15 Januari 2019.

Terhadap undangan ataupun gagasan dari Aceh itu ,kita melihat beragam komentar atau pandangan telah dikemukakan berbagai tokoh atau kalangan .

Ada yang menyebut kegiatan itu tidak perlu dihadiri karena persyaratan per- undang- undang-an tidak mengatur hal tersebut .Ada juga komentar yang menyatakan. ,yang paling diperlukan bukan kemampuan membacanya tetapi yang paling utama ialah pemahaman dan pengamalan isi AL Qur'an.

Muncul juga argumentasi yang menyebut ,dengan mengikuti kegiatan tersebut kita terjebak ke masalah SARA.Ada juga tokoh yang mengatakan,untuk penyelenggaraan serta untuk menentukan penilai nya dibutuhkan piagam atau sertifikat khusus .

Bagi kalangan yang mendukung menyatakan ,test baca AL Qur'an itu perlu agar masyarakat mengetahui tentang kemampuan membaca kitab suci masing-masing calon. Mengingat keempat tokoh yakni ,Jokowi,Ma'ruf Amin ,Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno beragama Islam maka wajar publik tahu seperti apa kemampuan mereka membaca kitab suci AL Qur'an .Alasan ini jugalah kelihatannya yang dianut oleh panitia pengundang dan penyelenggara .

Dewan Ikatan Da'i Aceh mengatakan dengan adanya test baca AL Qur'an maka hal ini akan mengakhiri polemik tentang keislaman kedua pasangan capres itu .

Tentulah semua komentar itu sah sah saja dikemukakan di negara yang menganut paham demokrasi ini.

Tetapi dari berbagai pandangan yang mengemuka itu,menarik juga untuk mencermati komentar Amien Rais.

Detiknews,31/12/2018 memberitakan ,tentang adanya usulan Dewan Ikatan Da'i Aceh mengenai tes baca AL Qur'an capres dan cawapres di Pilpres 2019 ,Ketua Dewan Kehormatan PAN ,Amien Rais menganggap usulan tersebut lucu." Yah itu lucu sekali ini " ,ucap Amien usai mengisi refleksi akhir tahun di Aula Mesjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan ( UAD) ,Bandul,Daerah Istimewa Jogyakarta ,Senin ,31/12/2018.

Selanjutnya Amien mengatakan ,tes baca AL Qur'an bagi capres dan cawapres tidak relevan .Menurutnya ,test tesebut relevan bila sedang mencari pemimpin di sebuah organisasi Islam maupun di pondok pesantren .

Pendiri PAN itu juga menjelaskan ,saat ini banyak orang yang kelihatannya alim namun kenyataannya dipenjara.Hal tersebut menandakan bahwa apa yang tampak dipermukaan belum tentu benar .

" Jadi memaksa harus ujian Qur'an ( atau) apa itu ( bagi capres- cawapres ) itu nggak tepat ,pungkas Amien Rais .

Tentu saya bisa memahami alur pikir Bapak Reformasi itu .Tentu juga kita paham bahwa kemampuan baca AL Qur'an bukanlah merupakan syarat untuk bertarung pada Pilpres .

Namun tentang kalimatnya ,Wah lucu sekali " ,saya menjadi teringat ke Jokowi .

Andainya Jokowi yang ditanya tanggapannya tentang tes baca AL Qur'an itu ,lalu mantan Gubernur DKI itu mengatakan , " Wah Lucu sekali " ,apa kira kira reaksi yang muncul dengan ucapannya itu .

Bisa saja tidak ada reaksi apapun .Tetapi bukan tidak mungkin juga ada kalangan yang menyebut mantan Walikota Solo itu mempermainkan atau memandang enteng terhadap test baca AL Qur'an .

Bukan tidak mungkin juga ,akan ada kalangan yang menyebut suami Iriana itu mengolok - olok kegiatan sakral .

Kemungkinan itu bisa saja muncul karena beberapa kalangan selalu mengintip kelemahan Jokowi .

Tahun 2014 ketika Jokowi ucapkan selamat Natal ,langsung ada yang memvonisnya murtad .Sementara sekarang ini ada tokoh yang juga menyampaikan ucapan selamat Natal bahkan menghadiri perayaannya ,banyak kalangan yang berdiam diri dan tidak memberi komentar apapun .

Seperti yang dikatakan diawal ,tidak dapat diduga reaksi seperti apa yang mengemuka kalau mantan Walikota Solo itu yang mengucapkan nya .Karenanya saya bersyukur ,untunglah tidak Jokowi yang mengatakannya .

Salam Demokrasi! 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun