Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Blunder Politik atau dengan Sengaja Gerindra Kritik SBY

17 November 2018   18:52 Diperbarui: 19 November 2018   07:17 738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dugaan saya, setelah mengamati berbagai hal , Gerindra berkesimpulan ,Demokrat tidak akan memberi dukungan penuh pada pasangan bernomor 02 itu.
Indikasi terhadap hal itu terlihat antara lain dari pernyataan pernyataan petinggi Demokrat yang memberi petunjuk yang kuat bahwa partainya tidak akan all out untuk bertarung pada Pilpres .Hal yang demikian terlihat dari pidato SBY saat memberi pembekalan pada caleg Partai Demokrat.

Inti dari sambutan SBY pada pembekalan itu ialah partainya lebih mengutamakan kemenangan partai pada pemilu legislatif ketimbang memenangkan pasangan yang diusung partainya pada Pilpres 2019.

Mengapa Gerindra "memutuskan " hubungan dengan Demokrat ?
Dugaan saya hal ini berkaitan dengan kritik yang sebelumnya disampaikan oleh Eggi Sujana tentang sikap SBY.

Eggi Sujana ,seorang aktivis organisasi Islam yang kini menjadi calon anggota legislatif dari PAN  itu beberapa hari yang lalu menyampaikan kritik terhadap SBY berkaitan dengan penggunaan politik identitas.

Dalam sambutannya pada pembukaan pembekalan calon anggota legislatif ( caleg) Partai Demokrat di Hotel Sultan ,Senayan Jakarta,Sabtu ,10 November 2018 ,SBY antara lain menyatakan ,sejak berlangsungnya Pilkada Jakarta 2017 bahwa politik kita telah berubah.Yang berubah adalah makin mengemuka nya politik identitas atau politik SARA dan politik yang sangat dipengaruhi oleh ideologi dan paham.

Presiden RI dua priode itu selanjutnya mengatakan ,identitas dan ideologi tak mungkin dipisahkan dari politik.Namun ia menilai hal itu tidak baik jika sudah ekstrem pengaruhnya.

Selanjutnya Ketua Umum Demokrat itu berharap politik identitas dan SARA tidak ekstrim pengaruhnya dalam Pemilu 2019.( Kompas.com,10/11/2018).

Pidato  yang demikian tentu menegaskan sikap SBY dan Demokrat yang tidak akan menggunakan politik identitas pada pemilu 2019.

Terhadap pidato SBY yang demikianlah, Eggi  Sujana sosok yang dekat dengan Habib Rizieq itu
melontarkan kritiknya.

"Saya tidak sependapat dengan SBY.Kalau ngikutin pendapat SBY ,jadi banci " ,ujar Eggi .
Selanjutnya ia menyatakan ,nggak jelas ya .Netral itu setan bisu dalam perspektif Tauhid .
"Dia setan ,tapi bisu ,tapi kan tetap setan.Saya nggak bilang dia setan .Ini kan soal sikap ,jangan dipelintir .Kalau politik banci benar " ,kata Eggi di D Hotel ,Jalan Sultan Agung ,Jakarta Pusat,Minggu ,11 November 2018 ( detiknews,11/11/2018).

Tentulah dengan mengucapkan kata " banci" serta mengaitkannya dengan " dalam perspektif Tauhid" ,merupakan pandangan Eggi dan teman temannya tentang sikap SBY yang tidak akan menggunakan politik identitas atau politik SARA pada pemilu nanti.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun