Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Mana yang Lebih Tidak Etis, Sebut Politik Genderuwo atau Katakan Ada Partai Setan?

12 November 2018   16:08 Diperbarui: 12 November 2018   16:49 447
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Belum tiga pekan berselang, ketika Jokowi ungkapkan adanya politikus Sontoloyo, kini presiden petahana itu sebut lagi adanya politik genderuwo.

Politik genderuwo disinggung Jokowi saat membagikan sertifikat tanah untuk masyarakat Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, Jumat, 9 November 2018.

Yang dimaksud Jokowi dengan politik genderuwo itu ialah adanya politisi yang berbicara dengan propaganda menakutkan, membuat ketakutan ,kehawatiran dan setelah takut membuat sebuah ke tidak pastikan. Sesudah masyarakat digiring kesana maka muncullah sikap yang membuat masyarakat menjadi ragu ragu.

Menurut Jokowi ,politikus yang menakut nakuti itulah yang disebut sebagai " politikus genderuwo". "Cara - cara seperti itu adalah cara -cara politik yang tidak beretika. Masa masyarakatnya sendiri dibuat ketakutan? Nggak benar kan ? Itu sering saya sampaikan itu namanya " politik genderuwo " ,nakuti nakuti " tegasnya .( detiknews).

Seperti yang kita lihat ungkapan Jokowi tentang " politikus Sontoloyo " dan juga tentang " politikus genderuwo " mendapat tanggapan yang cukup banyak juga.Ada yang mengomentarinya positip dan tidak kurang juga yang memberi penilaian negatip.Terkadang tanggapan tesebut adakalanya dilatar belakangi juga oleh pandangan politiknya menjelang Pilpres 2019.

Salah satu tanggapan itu muncul dari kubu Prabowo- Sandiaga.Mardani Ali Sera ,politikus PKS misalnya memberi komentar bahwa kubunya merasa gembira dengan ungkapan rival Prabowo  itu .

Wakil Ketua Badan Pemenangan Nasional ( BPN) Prabowo - Sandiaga Uno itu menyatakan politik genderuwo yang diangkat Jokowi itu disambut gembira karena " Pak Jokowi dalam dua pekan menggunakan kata yang buat orang Jawa tidak halus dan lembut" ,kata Mardani.

Pernyataan inisiator 2019 Ganti Presiden ini mengisyaratkan ,karena menggunakan kata " Sontoloyo " dan " Genderuwo maka dimata masyarakat Jawa popularitas dan elektabilitas Presiden petahana itu akan menurun .Hal yang demikian tentu akan memberi keuntungan politik untuk kubu Prabowo- Sandiaga.

Saya tidak sependapat dengan anggapan politisi PKS itu karena dalam pandangan saya Sontoloyo atau juga genderuwo merupakan dua buah kata yang sangat dimengerti oleh masyarakat Jawa.

Sebelum melanjutkan pembahasan selanjutnya  ,layak juga disimak penggalan puisi yang menggunakan kata " genderuwo " yang diciptakan oleh Fadli Zon ,politisi Gerindra .

Puisi yang bertajuk " Ada Genderuwo di Istana" antara lain menyatakan :
ada genderuwo di istana
tak semua orang bisa melihatnya
kecuali yang punya indra istimewa

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun