Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Mencermati Pernyataan Cak Nun, Elit Politiklah yang Kerap Menggunakan Politik Identitas

16 Oktober 2018   13:16 Diperbarui: 16 Oktober 2018   13:45 552
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Begitu juga yang saya saksikan hubungan antar pemeluk agama pada rakyat menengah kebawah tidak ada permasalahan yang serius.Mereka bergaul dengan baik,bersenda gurau dan saling tolong menolong, Selanjutnya perbedaan suku dan perbedaan bahasa lokal tidak membuat masyarakat Sumut menjadi terkotak-kotak.Hubungan pribadi berjalan dengan baik dan terlihat tumbuhnya rasa kekeluargaan yang lumayan baik.

Tetapi akhir akhir ini harus diakui jujur mulai terasa adanya pembeda diantara kami .Tidak dapat dinafikan rasa perbedaan itu terasa mulai mengental ketika mulai masuknya isu agama pada kehidupan politik di negeri ini.

Dengan masuknya agama dalam jargon politik maka lambat laun terasa ada perbedaan ditengah masyarakat . Perlahan terasa muncul perasaan antara " kami " dengan " kamu" .Bahkan tidak hanya untuk yang berbeda agama malahan di kalangan umat Islam sendiri kadang kadang muncul juga sikap " kita bukan bahagian dari mereka".
Kalaulah sikap yang demikian terus ditumbuh kembangkan maka lambat laun saya meyakini sendi sendi kebangsaan kita akan goyah. 

Saya pikir sebagian besar dari kita tidak menginginkan hal itu. Karenanya merujuk kepada pernyataan Cak Nun itu sewajarnya lah para elit politik tidak menggunakan politik identitas untuk meraih segenggam kekuasaan.

Salam Demokrasi!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun