Melalui iluminasi itu akan bisa dibedakan apakah Mushaf itu berasal dari Sumatera Timur ,Aceh, Jawa atau dari daerah lainnya .
Berkaitan dengan hal itulah penulisan AL Qur'an yang dilengkapi iluminasi yang indah itu akan memberikan kepada kita sentuhan jejak kebudayaan ,keagamaan dan estetika.
Tidak dapat juga dipungkiri para penulis Mushaf itu punya kemampuan seni yang tinggi karena dari tangannya lah tertulis salinan ayat ayat suci dengan tulisan ( Chat) yang indah.
Untuk penulisan Mushaf yang demikian selalu digunakan empat warna tinta yaitu ,hitam,merah ,biru dan kuning.
Tinta hitam paling dominan karena digunakan untuk menulis seluruh teks AL Qur'an.Sedangkan tinta merah digunakan untuk menuliskan kepala surat yang disertai dengan nama surat ,jumlah ayat dan dimana ayat diwahyukan.
Seperti diketahui ayat ayat AL Qur'an diturunkan di dua tempat yaitu semasa Rasul Muhammad berada di Makkah dan juga semasa Rasul berada di Madinah.
Untuk ayat ayat yang diturunkan di Makkah disebut ayat ayat Makkiyah sedangkan yang diturunkan di Madinah disebut ayat ayat Madaniyah.
Sedangkan warna merah,biru dan kuning banyak digunakan untuk menghiasi ornamen iluminasi.
Pada arena MTQN itu dipamerkan 16 buah Mushaf kuno Al Qur'an sedangkan masih ada 24 Mushaf lagi yang tidak ikut dipamerkan.
Berkaitan dengan iluminasi pada Mushaf yang dipamerkan itu dapat dilihat ada nya corak Melayu Pantai Timur ,Melayu- Aceh dan juga Jawa.
Ichwan Azhari dan Candiki Repantu melalui Pusis Unimed tertantang untuk mengumpulkan Mushaf kuno ini karena sering diberitakan di Sumatera Utara tidak ditemukan Mushaf kuno Qur'an.
Dalam pikiran mereka tidak mungkinlah tidak ada Mushaf di Sumatera Utara mengingat banyak ulama besar yang berada di daerah ini.