Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

ILC tentang Hoaks Ratna Terasa Datar dan Kurang Greget

11 Oktober 2018   02:13 Diperbarui: 11 Oktober 2018   02:43 855
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Salah satu kelebihan tayangan Indonesia Lawyers Club (ILC) yang disiarkan Tv One ialah kemampuan Karni Ilyas memilih topik bahasan serta menghadirkan nara sumber yang mampu membuat acara andalan Tv One itu terasa lebih hidup dan juga mengayakan pemahaman penonton tentang topik yang dibahas.

Sebelum hoaks Ratna Sarumpaet ditayangkan stasiun Tv milik Abu Rizal Bakrie itu pada Selasa malam, 9 Oktober 2018. Sekurang-kurangnya ada 3 hal yang masih merupakan tanda tanya di pikiran saya.

Pertama, mengapa Ratna Sarumpaet mengarang cerita bahwa ia dianiaya oleh 3 orang lelaki pada 21 September 2018 diseputaran Bandara Husein Sastranegara Bandung.

Kedua, apakah drama penganiayaan itu diciptakan sendiri oleh Ratna atau ada pihak lain yang ikut kerjasama.

Ketiga, atau cerita penganiayaan itu murni hanya berasal dari Ratna tetapi kemudian ada pihak lain yang memanfaatkannya untuk kepentingan politik.

Tentang alasan Ratna mengarang cerita bahwa ia dianiaya masih menarik untuk dibahas.

Merujuk kepada keterangannya kepada awak media pada 3 Oktober 2018, pemain dan sutrada drama itu mengatakan, cerita penganiayaan itu disampaikannya kepada keluarganya karena setibanya di rumah, wajahnya terlihat lembam. Karenanya ia menjelaskan penyebab wajahnya yang demikian karena ia dianiaya 3 orang laki-laki.

Dalam pandangan saya, alasan yang dikemukakannya itu kurang logis.

Ada 2 hal yang membuat keterangannya itu kurang logis.

Keluarganya tentu tahu pada 21 September itu, Ratna mendatangi sebuah rumah sakit kecantikan untuk melakukan sedot lemak pada wajah. Kalau keluarga tahu lalu untuk apa ia mengarang alasan lain?.

Atau mungkin keluarga tidak tahu ia melakukan sedot lemak sehingga keluarga terkejut melihat wajahnya. Untuk hal yang demikian tentu ia bisa jelaskan alasan yang sebenarnya dan tidak perlu mendramatisasi kejadian itu.

Kemudian diberitakan juga, foto wajahnya yang lembam itu dikirimnya ke Fadli Zon, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra. Selanjutnya ia meminta untuk bertemu dengan Wakil Ketua DPR itu.

Singkat cerita, foto wajahnya yang lembam akibat penganiayaan itu menjadi viral di medsos. Seiringan dengan hal tersebut bermunculan lah komentar yang mengutuk perbuatan biadab itu.

Mendengar cerita penganiayaan yang demikian Prabowo Subianto bersama Amien Rais bertemu dengan Ratna disatu tempat yang dirahasiakan. Sesudah pertemuan itu, Prabowo menyampaikan komentar yang cukup keras juga.

Kalau disimak semua komentar yang muncul dari kubu oposisi bermuara kesatu titik, menyudutkan Jokowi.

Sesungguhnya tidak hanya komentar yang bermunculan tetapi pada tanggal 2 Oktober malam dengan mengambil salah satu tempat di Cikini sudah bertemu sejumlah tokoh yang diduga akan merencanakan aksi yang meminta pertanggung jawaban pemerintah tentang keadaan yang dialami Ratna.

Kuat dugaan aksi tersebut akan mengeksploitasi "penganiayaan" Ratna yang tentunya bertujuan untuk menunjukkan kepada masyarakat, Jokowi tidak mampu melindungi warganya. Warga yang tidak mampu dilindungi itu justru seorang aktivis yang selama ini sangat vokal mengkritisi Jokowi dan pemerintahannya. Warga yang tidak mampu dilindungi Jokowi itu justru salah seorang anggota tim pemenangan rival Jokowi pada pilpres 2019.

Tetapi kemudian pada 3 Oktober sore, Ratna Sarumpaet menyampaikan pernyataan yang mengejutkan. Ia mengatakan ceritanya tentang penganiayaan di Bandung itu adalah bohong. Pemain drama itu juga menegaskan bahwa ia adalah pencipta hoaks. Ratna juga menyampaikan permohonan maaf kepada publik termasuk kepada Prabowo Subianto.

Dengan pernyataannya yang mengejutkan itu ,para tokoh yang sempat menyampaikan komentar komentar keras itu pun menyampaikan permohonan maafnya.

Kemudian Ratna Sarumpaet yang tadinya dipuja puja ,kemudian dihujat dan dipersalahkan.

Dengan permohonan maaf Ratna dan juga permohonan maaf para tokoh oposisi Jokowi ,terdengar mulai adanya suara yang menginginkan agar kasus hoaks Ratna itu ditutup sampai disini.

Tetapi sebelum kasus ini dinyatakan ditutup atau tidak ada hal penting yang layak dicermati.

Dalam pandangan saya ,pernyataan Ratna yang mengagetkan pada 3 Oktober sore itu sangat banyak dipengaruhi oleh kecepatan dan kecekatan kepolisian mengungkap kasus penganiayaan itu.

Pada 3 Oktober pagi ,kepolisian telah membeberkan bukti bukti yang cukup kuat bahwa tanggal 21 September Ratna tidak berada di Bandung tetapi berada di sebuah rumah sakit kecantikan di bilangan Menteng Jakarta Pusat.Keberadaannya di rumah sakit itu untuk sedot lemak di wajahnya dan hal inilah yang mengakibatkan wajahnya menjadi lembam.

Andainyalah polisi belum mampu mengungkapkan bukti itu pada 3 Oktober pagi ,apakah Ratna akan mengakui kebohongannya ?.

Andainya pemeran monolog " Marsinah Menggugat " itu tidak mengakui kebohongannya ,diperkirakan kegaduhan politik akan terjadi mengingat Ratna tanggal 4 Oktober malam akan meninggalkan Indonesia menuju Chili.

Susah membayangkan apa yang terjadi jika Ratna sudah berada di luar negeri sementara misalnya kepolisian belum mampu mengungkapkan kepalsuan pada cerita penganiayaan itu.

Diperkirakan akan digelar berbagai unjuk rasa meminta agar pemerintah mengusut tuntas kasus itu.Tidak hanya tuntutan yang demikian yang disampaikan tetapi diperkirakan akan mengemuka tudingan bahwa kasus penganiayaan itu akan dikaitkan dengan Jokowi.

Merujuk kepada hal hal yang demikianlah maka saya sangat serius duduk didepan Tv mengikuti acara ILC ,9 Okotober  malam.

Tapi saya kecewa karena beberapa tokoh yang diperkirakan hadir ternyata tidak muncul.

Menarik misalnya untuk mendengar uraian Fadli Zon mengapa ia begitu cepat percaya dengan pengakuan Ratna Sarumpaet.Kemungkinan akan diperoleh juga informasi siapa sebenarnya untuk pertama kali mengunduh foto wajah Ratna ke medsos.

Seperti diberitakan ,Ratna ada mengirim foto wajahnya yang lembam itu ke Fadli Zon tetapi disertai tulisan "off the record".

Acara ILC itu juga akan semakin menarik kalau Mardani Ali Sera ,inisiator #2019 Ganti Presiden hadir.

Semakin menarik lagi kalau pada ILC itu muncul Hariman Siregar ,Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Indonesia tahun 1974,ketika peristiwa Malari meletus.Hariman diberitakan hadir pada 2 oktober malam ketika diadakan pertemuan para tokoh di bilangan Cikini.Dari Hariman akan diperoleh infornasi seperti apa aksi yang direncanakan berkaitan dengan kasus penganiayaan Ratna Sarumpaet itu.

Acara ILC akan semakin seru lagi kalau ada Rocky Gerung.Dengan pengakuan Ratna ,layak didengar penjelasan Gerung dimana sekarang pusat hoaks nasional itu.

Tetapi karena para nara sumber itu tidak hadir maka terasa acara ILC itu datar datar saja.

Apakah hal ini disengaja Bang Karni agar tensi politik tidak memanas atau karena ada alasan lain .

Sebuah pertanyaan yang belum terjawab.

Salam Demokrasi!.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun