Seperti yang diberitakan media, Rizieq Shihab, Imam Besar FPI sejak pertengahan tahun 2017 sudah bermukim di Saudi Arabia. Dan belakangan beredar bahwa Rizieq akan pulang ke Indonesia.
Bahkan pada Februari 2018 sudah dibentuk panitia penyambutan dan massa pun sudah banyak berkumpul di sekitar Bandara Sukarno - Hatta karena meyakini tokoh penggerak Aksi Aksi Bela Islam itu akan segera mendarat.
Namun sampai sekarang Rizieq belum jadi pulang dan masih berada di Saudi Arabia.
Dari berbagai pemberitaan, saya memperoleh kesan selama berada di Saudi, pemerintah negara petro dollar itu memperlakukan Rizieq dengan baik.
Malahan digambaran saya, kerajaan yang kaya raya itu sangat welcome dengan keberadaannya di sana.
Hal tersebut antara lain tercermin dari pernyataan Eggi Sudjana. Kuasa hukum Imam Besar FPI itu pernah menyatakan biaya hidup Rizieq ditanggung oleh Pemerintah Arab Saudi. Dinyatakan juga Pemerintah Saudi sangat menghormati Rizieq.
Dengan gambaran yang demikian saya juga meyakini hal tersebut terlebih lebih mengingat beberapa hal berikut ini.
Imam Besar FPI itu pernah menuntut ilimu sekitar empat tahun di University King Saud.
Selain itu Rizieq juga dikenal sebagai tokoh Islam Indonesia dan karenanya ia mempunyai hubungan personal yang baik dengan pihak kerajaan.
Kemudian Rizieq sudah berada sekitar enam belas bulan di Saudi yang tentunya visa kunjungannya sudah pernah berakhir tetapi kemudian karena kedekatannya dengan penguasa, visa tersebut diperpanjang.
Dengan gambaran kedekatan yang demikianlah saya agak terkejut juga ketika media mengabarkan Tim Advokasi Gerakan Nasional Pembela Fatwa Ulama ( GNPF-Ulama) menemui Fadli Zon Wakil Ketua DPR RI.
Kompas.com ,25/8/2018 memberitakan Tim Advokasi GNPF Ulama dan sejumlah perwakilan Front Pembela Islam ( FPI) bertemu dengan Fadli Zon Wakil Ketua DPR RI.