Setelah Jokowi -Ma'ruf Amin menghunjuk Eric Thohir sebagai Ketua Tim Kampanye Nasional, muncul beragam tanggapan dari masyarakat termasuk juga dari politisi parpol pengusung Prabowo-Sandiaga Uno.
Saya memperoleh kesan para politisi tersebut merasa tidak nyaman dengan penghunjukan Ketua Penyelenggara Asian Games itu. Tidak salah juga kalau muncul kesan ketidaknyamanan itu karena didasari anggapan dengan kehadiran Eric Thohir akan memberi efek yang signifikan terhadap peningkatan elektabilitas pasangan Jokowi-Ma' ruf Amin.
Setelah pendiri Mahaka Grup itu diumumkan Jokowi sebagai Ketua Tim Kampanyenya ,muncul pernyataan dari Andre Rosiande,Wakil Sekjend Partai Gerindra.
Menurutnya pemilihan Erick Thohir sebagai Ketua Tim Sukses merupakan bukti kalau Jokowi adalah  pengikut Prabowo Subianto. Ketika sekilas membaca judul berita yang dilansir TRIBUNJABAR ID, 8 September 2018, saya sempat bertanya tanya dalam hati, pengikut atau follower seperti apa yang dimaksud Andre Rosiade itu.Apakah Jokowi dianggap pengikut dalam konsep ekonomi yang pernah diutarakan Prabowo,atau apakah pengikut dibidang lain yang punya arti strategis atau pengikut di bidang apa.
Sesudah membaca utuh berita tersebut terlihatlah 3 hal yang diungkapkan oleh Wakil Sekjend Gerindra itu sehingga ia menyatakan Jokowi adalah pengikut Prabowo. Ketiga hal tersebut ialah, pertama, yang terkait dengan # 2019 Ganti Presiden. Karena ada tagar tersebut maka pengikut Jokowi membuat #2019 Jokowi 2 priode. Kedua, pemilihan cawapres Jokowi yang diambil dari tokoh ulama. Menurut Andre, waktu Ijtima' Ulama ada usulan agar Pak Prabowo berpasangan dengan ulama. Pak Jokowi juga mengikuti dengan memilih KH Ma'ruf Amin. Ketiga, pemilihan Erick Thohir sebagai Ketua Tim Sukses.
Menurut Andre setelah Pak Prabowo memilih Bang Sandi, seorang pengusaha muda,milenial,bicara ekonomi dan ternyata responsnya positip bagi masyarakat lalu Jokowi kembali mencari Ketua Tim Suksesnya yang mirip ke Sandi-sandian, milenial dan tokoh muda. Sesudah membaca secara utuh, saya jadi tersenyum sendiri.
Tentu harus diakui merupakan hak Andre Rosiade untuk mengemukakan pendapatnya terlebih sekarang ini adalah tahun politik. Tetapi juga merupakan  hak juga lah untuk mengkritisi pernyataannya itu. Menurut saya sungguh terlalu dangkal argumentasi  atau contoh yang dikemukakan Wakil Sekjend Gerindra itu sehingga ia tiba pada kesimpulan Jokowi merupakan pengikut Prabowo.
Tentang #2019 Jokowi 2 Priode. Apakah pengikut atau simpatisan Jokowi harus diam ketika ada kelompok masyarakat yang mengumandangkan # 2019 Ganti Presiden. Pernyataan Ganti Presiden adalah pernyataan politik yang tentunya harus diimbangi juga dengan gerakan politik. Jadi # 2019 Jokowi 2 priode adalah sikap politik untuk menghempang gerakan politik yang menginginkan Ganti Presiden. Jadi gerakan mendukung presiden petahana itu dua priode bukanlah meniru tetapi merupakan sebuah reaksi politik terhadap sikap politik yang ingin menghempang Jokowi dua priode.
Selanjutnya tentang pemilihan Ma'ruf Amin sebagai cawapres.
Pilpres adalah pertarungan politik dalam hal mana pemilihan cawapres juga antara lain didasari kalkulasi politik.Pemilihan cawapres juga dimaksudkan untuk meningkatkan elektabilitas pasangan. Jadi pemilihan Ma'ruf Amin bukan karena Jokowi dan partai pengusungnya meniru Ijtima' Ulama tetapi didasarkan pada perhitungan politik.
Tidak salah juga kalau menanyakan, bukankah Ijtima' Ulama merekomendasi dua nama yakni UAS dan Salim Segaf Al-Jufri sebagai cawapres Prabowo dan mengapa tidak rekomendasi itu yang dijalankan.
Ketiga, tentang pemilihan Erick Thohir sebagai Ketua Tim Kampanye.Hal tersebut adalah untuk kepentingan politik mengingat kemampuannya mengorganisir serta popularitasnya yang kian melambung. Maka agak lucu juga saya mendengar ketika Andre menyebut Erick ke Sandi-sandian.
Terhadap ketiga hal yang diungkapkan Andre itu muncul pernyataan kecil di hati saya, mungkin dengan ketiga hal yang dituduhkannya itu telah mampu membuyarkan upaya untuk menghempang laju Jokowi-Ma'ruf Amin pada pilpres nanti.
Pilpres semakin dekat berbagai pernyataan juga akan banyak bermunculan. Pada akhirnya masyarakat jugalah yang akan menilai pernyataan itu.
Salam Demokrasi!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H