Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Di Gedung Joang Menteng, Sejarah Tertulis di Sana

31 Agustus 2018   16:05 Diperbarui: 31 Agustus 2018   16:30 757
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.tripadvisor.co.nz

Si Bung dari Siantar ini untuk waktu yang lama menjabat sebagai menteri luar negeri bahkan pernah menjadi Ketua Sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa Bangsa.Lebih dari itu wartawan kawakan ini pernah menjadi Wakil Presiden.

Kemudian saya masuk ke ruangan lainnya. Muncullah bayangan para tokoh tokoh itu.Saya membayangkan bagaimana mereka berdiskusi berdebat, merancang berbagai aksi seperti penculikan Sukarno-Hatta,mempersiapkan Rapat Raksasa di Lapangan Ikada Jakarta pada 19 September 1945. 

Rapat raksasa ini bertujuan untuk menunjukkan kepada siapapun bahwa Indonesia telah merdeka. Perlu diingat pada masa itu bala tentara Jepang yang telah menyerah kepada Sekutu itu masih berada di Jakarta Indonesia.

Tentang Rapat Raksasa Ikada ini, Sukarno juga tidak menyetujuinya karena khawatir tentara Jepang melakukan aksi kekerasan untuk membubarkan rapat itu. Namun walaupun tidak setuju, Bung Karno hadir juga pada rapat tersebut dan menyampaikan pidato singkatnya.

Di ruang tengah gedung joang ini saya melihat beberapa diorama sederhana seperti suasana Sukarno- Hatta di Rengasdengklok. Pada dinding gedung ini dipajang gambar yang memuat beberapa ucapan Sukarno yang terkenal. Misalnya "Bermimplah Setinggi Langit. Jika Engkau Jatuh, Engkau Akan Jatuh Di antara Bintang- Bintang".

Hal yang sangat penting juga yang disumbangkan gedung ini karena sebelum kemerdekaan tempat ini digunakan sebagai pendidikan kebangsaan untuk para pemuda.Para pengajarnya adalah tokoh tokoh bangsa seperti Sukarno, Mohammad Hatta, Mohammad Yamin, Soenaryo, Ki Hadjar Dewantoro dan tokoh tokoh lainnya.

Tidak terasa sudah hampir 4 jam saya berada di gedung bersejarah itu dan ketika akan meninggalkan halaman gedung, seorang petugas dengan ramah menyapa saya dan mengatakan di bahagian belakang gedung ada mobil yang pernah digunakan oleh Bung Karno dan Bung Hatta.Mengikuti sarannya saya bergerak ke halaman belakang. Di sana dipajang 3 buah sedan  bersejarah.

Pertama saya melihat sebuah mobil sedan limosin merk Buick buatan tahun 1939 merupakan mobil kepresidenan pertama yang dimiliki Indonesia. Sedan ini dipergunakan sebagai mobil dinas oleh Sukarno, Presiden RI. Kemudian disebelahnya ada mobil sedan kenderaan dinas Wakil Presiden Mohammad Hatta.Selanjutnya saya melihat mobil ketiga bermerk Imperial.

Sedan ini punya sejarah khusus karena mobil inilah yang digunakan Presiden Sukarno ketika pada 30 November 1957, sang proklamator itu mengami percobaab pembunuhan yang dikenal juga sebagai Peristiwa Cikini. Sesudah puas memperhatikan mobil mobil bersejarah itu saya bergerak ke halaman depan.K etika sudah berada di trotoar Menteng Raya saya berdiri sejenak memperhatikan lagi gedung tua itu.

Saya menggugam dalam hati, di gedung yang didirikan tahun 1938 ini juga telah ditorehkan sejarah perjalanan bangsa yang kita cintai ini. Dan dengan tiket seharga Rp 5.000 diberikan lagi sebuah video tentang gedung bersejarah itu. Sungguh murah tiketnya dibandingkan pengalaman " kesejarahan " yang saya peroleh di gedung itu.

Salam Kebangsaan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun