Hanya dalam tempo empat hari setelah tindakan heroiknya, Joni telah mengantarkannya ketemu Presiden Jokowi.
Kompas.com, 20/8/2018 memberitakan bahwa Yohanes Ande Kala alias Joni, siswa SMP asal Desa Silawan Nusa Tenggara Timur yang melakukan aksi heroik  memanjat tiang bendera akhirnya ketemu Presiden Jokowi di Istana Negara pada Senin 20 Agustus 2018.
Diberitakan Joni duduk di meja bundar paling depan bersama Tarissa Maharani, anggota Paskibraka yang bertugas membawa baki saat upacara pengibaran bendera di Jakarta.
Selain itu duduk dimeja tersebut dua teladan nasional. Kedua orang tua Joni juga hadir dan duduk di meja terpisah. Joni duduk satu meja dengan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. Saya sendiri terharu melihat foto Joni yang satu meja dengan Presiden serta Wakil Presiden itu.
Sejak muncul berita tentang tindakan heroik Joni, rasa haru langsung menyelimuti perasaan saya. Mulai dari dia berdiri disamping Wakil Bupati Belu NTT yang bertindak selaku Inspektur Upacara pada peringatan detik detik proklamasi di Pantai Motaain, pertemuannya dengan Menpora Imam Nachrawi di Jakarta. Begitu juga halnya sambutan hangat yang diberikan Mendikbud Muhadjir Effendi semuanya menumbuhkan rasa haru.
Demikian juga halnya ketika anak SMP itu duduk dibangku VIP menonton Pembukaan Asian Games sungguh menawarkan suasana yang sarat dengan rasa kebanggaan.
Berbagai perhatian dan penghargaan juga diberikan kepada anak yang dibesarkan jauh dari Ibu Kota Jakarta. Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto juga akan memberi beasiswa untuk Joni. Hal tersebut diungkapkan oleh Kapuspen TNI Mayjen TNI M Sabrar Fadhillah.
Menurut Jenderal bintang dua yang akan menjabat sebagai Pangdam I/ Bukit Barisan itu, beasiswa dari Panglima TNI itu diberikan hingga Joni tamat SMA dan kepadanya juga diberikan prioritas apabila ingin menjadi prajurit TNI.
Kemudian PLN juga memberi beasiswa kepada anak yang berani ini. Beasiswa tersebut diberikan hingga selesai mengikuti pendidikan S1.
Tidak hanya kalangan pemerintah, pengacara kondang Hotman Paris Hutapea juga mengundang Joni ketemu dan Hotman Paris beserta saudaranya memberi uang jajan Rp 50 juta untuk anak asal Atambua itu. Kemudian terlihat juga sambutan hangat Pejabat Gubernur Nusa Tenggara Timur, Robert Simbolon ketika Jony kembali ke NTT dari lawatannya yang mengesankan di Jakarta.
Terhadap semua pemberitaan dan penghargaan yang diterimanya layak muncul pertanyaan, apa yang membuat kita semua menghargai anak umur 15 tahun itu.
Pertama, memang tindakannya memanjat tiang bendera itu merupakan tindakan heroik. Kita saja yang nonton video nya ikut cemas karena tiang bendera setinggi lebih 20 meter itu terlihat bergoyang ketika dipanjat Joni.