Kalau dicermati ajakan atau seruan Habib Rizieq Shihab selalu menginginkan terbentuknya Koalisi Keummatan untuk menghadapi pilpres 2019.
Tidak dapat dinafikan menjelang penetapan pasangan calon pada pilpres, Imam Besar FPI itu punya pengaruh besar. Pengaruh besar yang dimilikinya itu tidak dapat dipisahkan dari kemampuannya menggerakkan Aksi-aksi Bela Islam dalam proses pilkada DKI 2017.Â
Dengan kemampuannya yang demikian banyak kalangan berpendapat bahwa ia sekarang ini memimpin serta mampu menggerakkan sebuah entitas politik yang berbasisksn massa alumni 212.
Dengan persepsi yang demikianlah, Rizieq banyak dikunjungi para tokoh di kediamannya di Kota Suci Makkah.Amien Rais dan Prabowo Subianto pada beberapa bulan yang lalu juga mengunjungi Rizieq di Saudi Arabia.
Rizieq juga dianggap mampu mempersatukan kelompok ummat Islam yang tidak senang kepada Jokowi. Untuk menghadapi Jokowi pada 2019 nanti, Rizieq meminta agar Gerindra, PAN, PKS serta Partai Bulan Bintang yang diketuai Yusril Ihza Mahendra membentuk sebuah koalisi yang dinamakan Koalisi Keummatan.
Untuk lebih memantapkan persiapan menghadapi pilpres  maka tanggal 27-29 Juli 2018 bertempat di Hotel Menara Peninsula Jakarta telah digelar pertemuan yang disebut dengan Ijtimak Ulama.
Acara ini diselenggarakan oleh Gerakan Nasional Pembela Fatwa Ulama (GNPF- U) yang diketuai oleh Muhammad Yusuf Martak. Organisasi ini berada dibawah pengaruh Habib Rizieq Shihab. Pada acara Ijtimak Ulama ini hadir tokoh tokoh politik pimpinan parpol yang berseberangan dengan Jokowi.
Prabowo Subianto,Amien Rais, Yusril Ihza Mahendra juga hadir pada acara tersebut. Salah satu agenda penting Ijtimak Ulama itu ialah untuk merumuskan capres maupun cawapres yang akan diperjuangkan pada 2019.
Seperti diketahui pertemuan ulama itu telah merekomendasikan Prabowo Subianto sebagai  capres dan dua orang cawapres yakni Ustadz Abdul Somad  UAS) dan Salim Segaf Al-Jufri Ketua Majelis Syuro PKS.
UAS tidak bersedia jadi cawapres sehingga hanya Salim Segaf Al-Jufri lah yang layak jadi pendamping Jokowi. Tetapi pada akhirnya kita melihat yang digandeng Prabowo adalah Sandiaga Uno dan bukan Ketua Majelis Syuro PKS itu.
Ada yang menarik untuk dicermati pada proses penentuan cawapresnya Prabowo.Mantan Pangkostrad itu terlihat intensif berkomunikasi dengan SBY, Zulkifli Hasan, Shohibul Iman, Salim Segaf Al-Jufri dan beberapa tokoh parpol koalisinya tetapi tidak terlihat hal yang sama dilakukannya terhadap Yusril Ihza Mahendra.