Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Menjelang Proklamasi Mengapa Sukarno-Hatta Diculik?

17 Agustus 2018   13:10 Diperbarui: 18 Agustus 2018   00:03 1969
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber: tribunnews.com)

Jepang terlihat semakin serius untuk untuk memberi kemerdekaan untuk Indonesia yang antara lain dibuktikan dengan diundangnya 3 pemimpin Indonesia, Sukarno, Hatta, dan Radjiman Widiodiningrat ke Dalat Vietnam. Di Dalat ketiga tokoh bangsa itu diterima oleh Jenderal Terauchi, Panglima Tentara Jepang di Asia Tenggara.

Pada pertemuan tanggal 12 Agustus 1945 itu, Terauchi menyatakan bahwa Pemerintah Jepang sudah memutuskan akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Panglima Tentara Jepang itu juga menyatakan kapanpun bangsa Indonesia siap, kemerdekaan boleh dinyatakan.

Pada 15 Agustus 1945, Kaisar Hirohito mengumumkan bahwa Jepang menyerah kepada Sekutu. Selama proses menjelang Indonesia merdeka itu ada perbedaan pendapat di antara tokoh-tokoh bangsa. Mereka terbelah pada dua kelompok, yaitu yang disebut kelompok "Co" dan "Non Co".

Kelompok Co dianggap tokoh yang kooperatif dengan Jepang sedangkan Non Co, para tokoh yang tidak kooperatif dengan penguasa Negara Matahari Terbit itu. Tokoh Non Co antara lain Sutan Syahrir yang didukung beberapa tokoh pemuda. Kelompok ini tidak mau kalau kemerdekaan itu disebut hadiah atau pemberian dari Pemerintah Jepang.

Untuk itulah mereka mendesak agar Sukarno-Hatta segera mengumumkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.

Sedangkan Sukarno-Hatta dan pemimpin bangsa yang lebih tua usianya menginginkan agar Proklamasi dilakukan melalui Panitia Persiapan Kemerdekaan Indinesia (PPKI) yang mana Sukarno -Hatta merupakan Ketua dan Wakil Ketua.

Para pemuda melalui rapat tanggal 15 Agustus 1945 telah mengambil keputusan agar pelaksanaan kemerdekaan dilepaskan segala ikatan dan hubungan dengan janji kemerdekaan dari Jepang.

Keputusan tersebut disampaikan kepada Sukarno pada 15 Agustus malam. Tetapi Sukarno menolaknya karena merasa bertanggung jawab sebagai Ketua PPKI.

Akibat penolakan itulah kemudian para pemuda seperti Soekarni, Wikana, Aidit, dan Chairul Saleh melakukan penculikan terhadap Sukarno-Hatta pada tanggal 16 Agustus 1945 sekitar pukul tiga dini hari. Mereka membawa kedua tokoh bangsa itu ke Rengasdengklok, Karawang dan diinapkan di rumah seorang Tionghoa Djiaw Kie Siong.

Di tempat penculikan itu para pemuda menekan dan mendesak agar Sukarno-Hatta segera mempercepat pengumuman proklamasi dan memutuskan mata rantai kemerdekaan dengan penguasa Jepang.

Menyikapi tekanan yang demikian, Sukarno-Hatta tetap tegar pada pendiriannya tidak mau dipaksa dan ditekan para pemuda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun