Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Sosok Pilihan

Ketika UAS Belum Mendengar dan Isak Tangis Hanum Rais

13 Agustus 2018   09:14 Diperbarui: 13 Agustus 2018   09:30 1442
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumsel.tribunnews.com

Ustadz Abdul Somad ( UAS) adalah sebuah fenomena menarik dalam dunia dakwah di negeri ini. Hanya dalam waktu sekitar dua tahun namanya melejit dan menjadikannya sebagai dai terkemuka Indonesia.

Kedalaman ilmunya, pengetahuan nya yang luas tentang Islam, pilihan katanya yang mudah dipahami pendengar mengantarkannya sebagai penceramah agama yang selalu ditunggu ribuan orang disetiap tempat yang didatanginya.

Seperti yang saya lihat di berbagai daerah di Sumatera Utara, penceramah yang sekarang bermukim di Riau ini telah menjadi idola ummat Islam. Dari berbagai berita yang saya peroleh, tidak hanya di Sumut tetapi diberbagai tempat di negeri ini, pendakwah kelahiran Sungai Silo Asahan ini juga mendapat tempat di hati ummat. UAS adalah magnit yang mampu memukau pendengarnya. Para jemaah yang mendengar tausiahnya seolah olah mendapat minuman penawar haus.

Dengan popularitasnya yang tinggi itu maka muncullah keinginan disebahagian ummat Islam agar ia bersedia menjadi cawapres Prabowo pada pilpres 2019. 

Hal itu terlihat dengan jelas ketika Ijtimak Ulama yang diselenggarakan Gerakan Nasional Pembela Fatwa merekomendasi namanya sebagai cawapres  Prabowo. Nama lain yang direkomendasi adalah Salim Segaf Al- Jufri, Ketua Majelis Syuro PKS. Namun terhadap rekomendasi yang demikian UAS menolaknya dengan halus.Alumni Universitas Al Azhar ini menyatakan biarlah ia terus bergerak di bidang dakwah.

Walaupun sudah menolak tetapi masih banyak tokoh diantaranya Amien Rais yang tetap mendorong dan mengharapkan agar ia bersedia menerima rekomendasi ijtimak Ulama itu.

Saya bisa memahami mengapa banyak pihak yang ingin terus mendorong agar UAS maju pada 2019 karena dalam pandangan mereka dengan popularitas yang dimilikinya ia bisa mengimbangi bahkan mengalahkan Jokowi pada pertarungan tahun depan.

Dengan posisinya yang demikian itulah Karni Ilyas mengangkat tema  "Mendaulat UAS" pada ILC Tv One pada Selasa, 7 Agustus 2018. Perbincangan pada malam itu cukup menarik terutama yang berkaitan dengan sebuah pertanyaan apakah dengan popularitasnya yang tinggi itu, dai kondang, ahli Ilmu Hadis itu punya kompetensi sebagai cawapres.

Para pembicara, fungsionaris parpol pendukung Prabowo menyatakan sebagai ulama Ustadz Abdul Somad akan mampu melaksanakan tugas sebagai wakil presiden dan mereka mengemukakan nama beberapa ulama seperti Mohammad Natsir dan juga Gus Dur yang sukses sebagai pemimpin di negeri ini.
Seperti diketahui Natsir adalah pimpinan partai Masyumi yang pernah menjadi Perdana Menteri ketika republik kita ini menggunakan UUDS 1950. Sedangkan fungsionaris parpol pendukung Jokowi mengatakan kedalaman pengetahuan sebagai ulama adalah hal yang berbeda dengan kemampuan mengelola politik, negara dan pemerintahan.

Pada ILC itu juga hadir Hanum Rais, putri Amien Rais yang juga dikenal sebagai penulis yang sedang naik daun. Karni Ilyas kemudian mempersilahkannya untuk mengutarakan pandangannya. Hanum mengatakan setelah menulis "Somad Effect "dukungan agar Ustadz Abdul Somad bersedia menjadi cawapres Prabowo Subianto meluas.

Ia mengibaratkan dukungan tersebut seperti bola salju yang terus berguling. Menurutnya mereka yang menyatakan dukungan siap berjuang dengan tulus ikhlas dan berkorban waktu juga materi untuk mendukung Abdul Somad.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosok Selengkapnya
Lihat Sosok Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun