Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Analisis Pilihan

Ke Mana Arah Politik PKS Usai Sohibul Iman Bilang Prabowo Bukan Muslim Taat?

29 Juli 2018   18:59 Diperbarui: 29 Juli 2018   19:49 1300
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Bulan-bulan belakangan ini semakin gencar pembentukan opini bahwa Gerindra, PKS, dan PAN adalah partai yang berjuang di jalan kebenaran. Oleh seorang tokoh juga disebutkan ketiga parpol ini adalah Partai Allah. Imam Besar FPI, Rizieq Shihab juga menganjurkan agar ketiga parpol ini bersama parpol lainnya membentuk Koalisi Keummatan dan mendukung Prabowo pada pilpres 2019.

Pasca-Pilkada DKI tahun 2017, julukan untuk Gerindra ,PKS, dan PAN juga menjadi sering disebut sebagai partai pembela agama sementara untuk yang mendukung Ahok -Djarot disebut partai penista agama.

Kemudian semakin dekat pilpres muncul tanda tanda kuat, Prabowo akan maju sebagai capres terlebih lebih Demokrat telah memberi isyarat akan berkoalisi dengan Gerindra serta mendukung Prabowo sebagai capres.

Prabowo sejak 11 April 2018 telah menyatakan kesediaannya untuk maju pada kontestasi pilpres tahun depan.
Berkaitan dengan kesediaan mantan Pangkostrad itu maka PKS menyatakan dukungannya dengan syarat cawapresnya dari kader PKS.

Namun terhadap tawaran PKS yang demikian, Prabowo belum memberi kata persetujuannya.

Bukan hanya tidak memberi kata setuju, tetapi Ketua Umum Gerindra itu masih terus menjalin komunikasi antara lain dengan SBY.

Seusai bertemu Ketua Umum Demokrat itu ada terlontar kata kata Prabowo berkaitan dengan posisi AHY yang disebut banyak kalangan punya kans sebagai cawapres.Terhadap peluang AHY untuk cawapres itu, Prabowo menyatakan, Why Not.

Dengan hal hal yang demikian muncul kesan bahwa Prabowo belum terlalu mempriorotaskan tawaran PKS.

Mencermati hubungan Prabowo dengan PKS yang demikian menjadi menarik untuk membahas ucapan Shohibul Iman, Presiden PKS tentang keislaman Prabowo.

Republika.co.id/28 /7/2018 memberitakan keterangan Presiden PKS, Sohibul Iman.

Presiden PKS itu menceritakan ia pernah ditanya Dubes Belanda ketika datang ke DPP PKS mengapa selalu akrab dengan Prabowo.Apakah Prabowo seorang Muslim yang baik.

"Saya tegas katakan, bukan.Pak Prabowo bukan Muslim yang taat .Bukan Muslim santri.Dia adalah Muslim yang abangan saya katakan ", tegas Shohibul menjawab duta besar Belanda.

Shohibul selanjutnya menjelaskan alasan partainya selalu akrab dengan Partai Gerindra.Menurutnya hubungan mesra itu tidak tak lepas dari kesadaran historis sosiologis bangsa Indonesia.

Menurutnya, Indonesia ditakdirkan lahir oleh dua kelompok yaitu Islam dan Nasionalis.

"Bahwa kelompok Islam dan Nasionalis harus hand in hand. Ada saling pengertian diantara keduanya," ujar Sohibul, di Hotel Kartika Chandra, Kamis ( 26/7) malam.

Menurut pandangan saya ada beberapa hal yang layak dicermati berkaitan dengan keterangan Sohibul ini.

Kita sependapat bahwa ada dua kelompok dalam bangsa ini yaitu Islam dan Nasionalis.

Tetapi kalau dengan alasan PKS ( Islam) akrab dengan Gerindra yang dinyatakan kelompok nasionalis karena berdasarkan perlunya kerjasama diantara dua kelompok rasanya kurang tepat juga.

Kita tahu ada beberapa parpol di negeri ini selain Gerindra yang dikategorikan sebagai parpol berbasis kebangsaan. Sebutlah PDIP, Golkar, Nasdem, Hanura, atau Demokrat .

Kalau hanya dengan alasan Islam dan Nasionalis harus hand in hand, lalu mengapa harus memilih Gerindra. Mengapa misalnya tidak dengan PDIP ataupun Golkar. Malahan dengan beberapa parpol yang berbasis nasionalisme, seperti PDIP justru PKS tidak terlihat akrab.

Bertitik tolak dari sudut pandang yang demikian, saya berpendapat keakraban kedua parpol bukan dalam konteks Islam- Nasionalis tetapi justru karena kesamaan kepentingan politik terutama pada pilpres.

Kesamaan kepentingan politik yang demikian sudah mulai terlihat jelas pada pilpres 2014 pada saat mana PKS memberikan dukungannya untuk Prabowo- Hatta Rajasa.

Selanjutnya kerjasama kedua parpol semakin kental pada pilkada DKI 2017 sehingga dalam perkembangannya ada tokoh yang menyebut kedua parpol ditambah PAN sebagai parpol yang berjuang di Jalan Allah.

Kemudian mengemuka pertanyaan berikutnya. Begitulah akrabnya kedua parpol, lalu apa perlunya Presiden PKS menyatakan Prabowo bukan Muslim yang taat.

Tentu yang paling tahu jawaban yang sebenarnya hanyalah Shohibul Iman.Tetapi karena hal tersebut sudah dilontarkan ke ranah publik maka tidak salah juga untuk menduga duga penyebabnya.

Seperti yang terlihat, Gerindra, PKS, dan PAN selalu disebut oleh sebahagian kalangan sebagai partai pembela agama yang pada kontestasi politik akan berhadapan dengan partai penista agama.

Pikiran ataupun anggapan yang demikian terus dipelihara yang tujuannnya antara lain untuk mendulang suara pemilih pada pemilu legislatif dan juga pada pilpres.Yang diharapkan sebagai pemilih itu tentunya ummat Islam.

Mengapa pemilih Muslim harus memilih partai " pembela agama " itu?.Tentu jawab sederhananya, karena partai tersebut berjuang di jalan Allah.

Apakah benar ketiga parpol itu berjuang untuk Islam sedangkan salah satu Ketua Umum Parpolnya masih termasuk kategori "Muslim Abangan"?

Disinilah saya melihat arti taktis dari pernyataan Shohibul Iman.

Tidak salah menapsirkan ucapannya itu memberi semacam sinyal atau pesan kepada siapapun .

Inti pesan itu, kalau hanya karena mengandalkan Prabowo yang dikategorikan "bukan Muslim yang taat", maka tidak mungkin ummat Islam memilihnya. Ummat Islam memberi suara kepada partai pembela agama itu karena disana ada PKS ,sebuah partai yang berjuang untuk Islam dan juga yang dipimpin oleh para ulama .

Karena nya saya menapsirkan hal yang disampaikan Sohibul Iman itu justru merupakan  peringatan halus kepada Prabowo / Gerindra agar jangan meninggalkan PKS .

Demikianlah saya memahami ungkapan yang diungkapkan oleh Shohibul Iman itu.

Mohon maaf jika saya khilaf memaknainya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun