Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

"Happy Milad" Prof. Dr. KH. Said Aqil Siraj, Ketua Umum PB NU

4 Juli 2018   19:33 Diperbarui: 4 Juli 2018   19:52 543
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ketika pertama kali terpilih sebagai Ketua Umum Pengurus Besar ( PB) Nahdlatul Ulama ( NU) pada Muktamar NU di Makasar tahun 2010 salah satu obsesinya yang muncul ialah ingin mendirikan 5 perguruan tinggi/ universitas milik NU.Diharapkannya 5 perguruan tinggi itu akan terwujud selama kepemimpinannya yang lima tahun itu.

NU memang secara tradisional sudah punya ratusan bahkan ribuan pesantren dan madrasah tetapi di bidang perguruan tinggi ataupun universitas ,organisasi yang didirikan tahun 1926 ini masih tertinggal.

Untuk mewujudkan cita citanya itu Said Aqil Siraj( SAS) mengunjungi pengurus wilayah NU pada tingkat provinsi dan juga pengurus cabang pada tingkat kabupaten / kota.Dalam pertemuan yang demikian ,Ketua Umum NU itu meminta agar jajaran NU mempersiapkan infra struktur yang dibutuhkan seperti gedung ,lahan maupun calon tenaga pengajar.

Ternyata sesudah lima tahun masa kepemimpinannya ,pada Muktamar NU di Jombang ,Agustus tahun 2015 ,SAS melaporkan sudah berdiri 27 Universitas / Perguruan Tinggi NU.

Hal tersebut berarti menunjukkan pencapaian itu sudah jauh melampaui dari target yang dipasangnya ketika terpilih di Makasar.Sampai sekarang ini NU sudah mempunyai 31 perguruan tinggi.

Seperti dimaklumi pada Muktamar NU di Jombang itu Said Aqil terpilih lagi sebagai Ketua Umum PB NU.
Dalam setiap kunjungannya ke daerah,SAS selalu membangkitkan optimisme warga NU untuk berbuat lebih banyak untuk NU,Islam dan Indonesia.

Kunjungannya ke daerah selalu menarik karena SAS juga punya bakat berorasi yang sangat baik sehingga ia mampu memukau pendengarnya.

Ia juga punya ingatan yang kuat sehingga dalam pidato tanpa teks ,sering pendengar berdecak kagum karena SAS mampu menguraikan silsilah nabi Muhammad SAW mulai dari ayahnya Abdullah,kakeknya Abdul Muthalib hingga berhubungan dengan nabi Adam AS.
Tanpa teks SAS juga mampu menguraikan silsilah keilmuan mulai dari nabi Muhammad SAW hingga sampai ke pendiri NU ,Hadratus 

Syekh KH Hasyim Asy'ari.Seperti diketahui pendiri NU ini adalah kakek Gus Dur,Presiden ke-4 RI.
Kalangan NU juga menyegani Ketua Umumnya ini karena dikenal punya pengetahuan  ke- Islam -an yang mendalam serta memiliki wawasan yang luas.

Namun untuk sebahagian kelompok Islam yang lain ,SAS banyak dikecam karena dalam pandangan mereka Ketua Umum NU itu terlalu membela ke-Indonesia-an serta agak mengabaikan ke-Islam-an.
Kalangan yang demikian sering mempertanyakan apakah NU untuk Islam atau untuk Indonesia.

Kecaman yang paling keras terhadap Said Aqil dan NU terlihat sewaktu Aksi Aksi Bela Islam dalam halmana pimpinan NU tidak memberikan dukungan secara institusional terhadap aksi tersebut terutama Aksi 411 dan 212.

NU dan Ketua Umumnya di bully habis melalui medsos.Namun SAS tidak pernah goyah dengan sikapnya itu karena dia sadar warga bangsa ini berharap banyak ke NU untuk bersama sama semua komponen bangsa tetap bahu membahu demi tetap tegaknya Negara 

Kesatuan Republik Indonesia.
Konsistensi sikap Said Aqil yang demikian sebenarnya dilandasi dua hal pokok yakni ,1). Sejak kelahirannya NU tidak pernah berniat mendirikan negara Islam dan 2).SAS sangat mencintai bangsa ini.Dia tidak ingin membuat dikotomi memilih Islam atau memilih 

Indonesia karena menurutnya kedua hal tersebut bukan untuk dipertentangkan tetapi justru untuk disatukan.Dalam konteks yang demikianlah ia merilis pemahaman tentang Islam Nusantara.

Menurutnya pengembangan Islam di negeri ini sangat khas dimana nilai nilai Islam kemudian ber akulturasi dengan nilai nilai yang hidup dalam budaya lokal.Hal yang demikian telah ditunjukkan Wali Songo ketika menyebarkan Islam di Nusantara kita ini.
Terhadap istilah Islam Nusantara ini ,NU dan Ketua Umumnya,tidak luput dari kecaman berbagai pihak.Bahkan ada yang menyatakan ,apa lagi maksud NU dengan Islam Nusantara ini.Apakah organisasi ini ingin membuat mazhab kelima sesudah mazhab fiqih ,Hambali,Hanafi,Maliki dan Syafii.

Oleh karena SAS merasa tidak ada yang salah dengan yang diungkapkannya maka ia jalan terus mendatangi basis basis NU,berceramah ,berdiskusi menjelaskan hal hal yang dibutuhkan oleh warga NU.
Dengan demikian ,dikalangan NU ,SAS cukup dicintai dan disegani tetapi untuk sebahagian kalangan Islam ia dianggap penuh kontraversi.

Dalam posisinya yang demikianlah hari ini ,3 Juli ,Said Aqil Siraj berulang tahun.
Tokoh ini lahir pada 3 Juli 1953 di Pondok Pesantren Kempek Cirebon ,Jawa Barat.
Ia mengikuti pendidikan di Madrasah Tarbiyatul Mubtadi'ien Kempek Cirebon.Selanjutnya ia menyelesaikan S - 1 nya di Universitas 

King Abdul Aziz di Arab Saudi,jurusan Ushuluddin dan Dakwah serta lulus tahun 1982. Kemudian menyelesaikan S-2 nya di Universitas Umm Al- Qura masih di Arab Saudi ,jurusan PerbandinganAgama .Sedangkan S-3 diperolehnya di universitas yang sama tahun 1994,jurusan Aqidah/Filsafat Islam.

Pembawaannya yang luwes dan juga karena latar belakang pendidikannya ,ia dikenal mudah bergaul termasuk dengan tokoh tokoh agama non Muslim.

Ketua Umum PB NU itu juga sering diundang ceramah di berbagai perguruan tinggi milik ummat Protestan maupun Katolik.
Di Medan sendiri sekurang kurangnya ia pernah tampil memberi ceramah didepan Civitas Academica Universitas HKBP ( Huria Kristen Batak Protestan ) Nommensen dan juga memberi ceramah di Universitas Katolik Santo Thomas.

Thema besar ceramahnya di kampus kampus yang demikian ialah memberi pemahaman terhadap ummat Non Muslim tentang konsep ajaran ,Islam Rahmatan Lil Alamin serta perlunya semua komponen bangsa tanpa membedakan agama dan suku untuk selalu bersatu ,mempertahankan serta memajukan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Terhadap warga sebangsa yang berbeda agama ia selalu menjelaskan tentang pengertian persaudaraan Islam ( Ukhuwah Islamiyah),persaudaraan sebangsa ( Ukhuwah Wathoniyah ) serta persaudaraan sesama ummat manusia ( Ukhuwah Basyariah).

Ketua Umum PB NU itu terlihat sangat bersemangat ketika berbicara tentang persaudaraan sebangsa .Dalam konteks persaudaraan sebangsa itulah ia selalu menekankan perlunya mengembangkan semangat ke-Islam- an yang moderat karena esensi ajaran Islam juga mengajarkan adanya semangat toleransi atau tasamuh.

Menurutnya hanya dengan pengembangan semangat moderasi Islam yang demikianlah bangsa ini akan semakin kokoh dan tidak terjebak dalam faham sektarian yang menumbuhkan friksi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Happy Milad Pak Kiai ,semoga selalu mendapat keberkahan hidup.

Medan ,3 Juli 2018.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun