Hari ini  pemilihan Gubernur Sumatera Utara digelar, provinsi ini punya pemilih keempat terbesar di Indonesia sesudah Jawa Barat, Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Menurut data terakhir jumlah pemilih di Sumatera Utara 9.902.948 orang yang tersebar  di 33 kabupaten/kota. Hal pertama yang ingin diketahui sesudah pukul 13.00 hari ini ialah sejauhmana tingkat partisipasi pemilih. Data ini penting untuk membuat perbandingan dengan pilkada 2013 dalam halmana kehadiran pemilih di Tempat Pemungutan Suara hanya 48 persen. Pada masa itu Kemendagri menyatakan tingkat partisipasi yang demikian terendah di seluruh Indonesia.
Pada pilgub 2013 tersebut ada 5 pasangan calon  yang bertarung yakni:Â
1) Gatot Pujonugroho/ T.Erry Nuradi,Â
2) Efendi Simbolon/Jumiran Abdi,Â
3) Gus Irawan Pasaribu/Sukirman Eka ,Â
4) Chairuman Harahap/ Fadli Nurzal danÂ
5) Amri Tambunan/R E Nainggolan. Pilgubsu 2013 tersebut dimenangkan Gatot Pujonugroho/ Erry Nuradi dengan meraih angka 33 persen dari suara sah.Â
Sedangkan Pilgubsu 2018 hanya diikuti dua pasangan calon yaitu:
1)Edy Rahmayadi- Musa Rajekhsah yang diusung oleh Gerindra, PKS, PAN, Golkar, Nasdem dan Hanura kemudian didukung oleh Perindo, Partai Bulan Bintang dan Demokrat. Kemudian H- 3 , Partai Kebangkitan Bangsa ikut gabung dan,Â
2) Djarot Syaiful Hidayat-Sihar Sitorus yang diusung oleh PDI-P dan PPP.
Hal menarik dari proses pencalonan pada Pilgubsu ini ialah dicoretnya pasangan calon JR Saragih - Ance yang diusung oleh Demokrat, PKB dan PKPI. KPU Sumut mencoret pasangan tersebut karena dinilai ada permasalahan dengan ijazah yang dimiliki oleh JR Saragih. Oleh karena pilgub sekarang hanya diikuti dua paslon tentu muncul pertanyaan apakah tingkat partisipasi pemilih tahun ini bisa lebih tinggi dari 5 tahun yang lalu atau sebaliknya.
Selama masa kampanye pilgubsu tahun ini issu yang mengemuka antara lain yang berkaitan dengan Djarot yang dinyatakan bukan putra Sumatera Utara dan Sihar walaupun putra Batak tetapi sangat sedikit kiprahnya di provinsi ini. Sedangkan untuk pasangan Edy Rahmayadi -Musa Rajekhsah dinyatakan oleh lawan politiknya belum punya pengalaman dalam memimpin pemerintahan dibandingkan dengan Djarot yang pernah jadi Walikota Blitar, Wakil Gubernur DKI dan kemudian menjadi Gubernur.Â
Pengungkapan sentimen etnik dan agama juga sangat terasa pada masa kampanye. Djarot Syaiful Hidayat juga menggunaksn pendekatan ke-Jawa-an sedangkan Sihar ditonjolkan sebagai putra Batak. Sementara untuk pasangan Edy Rahmayadi- Musa Rajekhsah dinyatakan juga sebagai representasi Melayu dan Islam.
Untuk melirik posisi politik kedua pasangan calon sebelum pemilih datang ke TPS hari ini, maka layaklah kita melirik dan mencermati hasil survei Lingkaran Survei Indonesia ( LSI ) Denny JA yang diberitakan oleh Kompas.com, 27/6/2018. Survei yang dilakukan 8-12 Juni itu memberi informasi sebagai berikut.
Pasangan Edy Rahmayadi- Musa Rajekhsah( Eramas) Â punya basis massa pada suku Jawa,Melayu dan Islam. Pemilih terbesar Sumut adalah suku Jawa dengan angka 33.5 persen.Distribusi suara suku ini 64,2 persen untuk Eramas dan 17,9 persen untuk Djarot -Sihar (Djoss).
Pada pemilih Melayu dengan jumlah 4,8 persen dari jumlah pemilih ,distribusi suaranya adalah 79, 3 persen untuk Eramas dan untuk Djoss 3,4 persen.
Kemudian pemilih yang beragama Islam yang jumlahnya 64,7 persen ,Eramas meraih dukungan 65,2 persen.
Dari sisi Daerah Pemilihan( Dapil) Eramas menguasai 8 dari 12 dapil yang ada di Sumut. Selanjutnya LSI Denny JA memaparkan simulasi dukungan untuk kedua calon gubernur.
Pada simulasi tertutup, Edy Rahmayadi memperoleh angka 45,7 persen sedangkan Djarot 33,8 persen. Untuk calon gubernur,Musa Rajekhsah juga lebih unggul dari Sihar Sitorus.
Berdasarkan data yang demikian maka LSI Denny JA membuat simulasi ,Edy Rahmayadi - Musa Rajekhsah akan memperoleh suara 45,5 persen sedangkan Djarot- Sihar 34,7 persen. Â Tetapi hal yang perlu dicermati ialah masih tinggginya angka swing voters yang mencapai 33,5 persen.
Bersandar kepada hasil survei tersebut sudah layaklah pendukung Eramas membangun optimisme kemenangan walaupun gambaran yang lebih utuh baru diperoleh melalui quick count nanti sore sekitar pukul 16.00 Wib.
Salam Pilkada!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H