Kita tentu harus mengakui banyak keberhasilan yang telah dicapai setelah reformasi digulirkan tetapi tidak juga bisa kita nafikan bahwa penguatan politik identitas justru sangat mengancam keutuhan kita sebagai satu bangsa. Hal yang sangat terasa dalam penguatan politik identitas itu terutama yang berkaitan dengan identitas agama.
"Saya Muslim" dan " Anda Non Muslim " adalah sebuah sikap yang diakui atau tidak telah terpatri disebahagian hati masyarakat kita. Sikap yang demikian juga telah masuk ke ranah politik yang kalau terus dikembangkan hal ini akan dapat memicu retaknya hubungan kita sesama anak bangsa.
Dalam pandangan saya, Sukarno sendiri juga menyadari perlunya upaya yang terus menerus untuk mengokohkan jati diri kita sebagai bangsa.Dalam konteks yang demikianlah ,Proklamator kemerdekaan itu menyatakan perlunya untuk menumbuhkan Nation Builiding.
Pembangunan sikap kebangsaan terutama akan berhasil apabila menjauhi politik identitas. Menurut hemat saya para elit politiklah yang punya peran besar untuk mencegah tumbuh suburnya politik identitas itu.
Sangat terpuji apabila hal yang demikian dilakukan oleh elit politik apalagi politik identitas itu digunakan hanya untuk kepentingan politik sesaat ketika pilkada,pilpres maupun pemilu legislatif.
Elit politik juga diminta agar dapat membuat peta tentang daerah daerah yang rawan dan rentan terhadap penggunaan politik identitas. Terhadap daerah yang demikian diharapkan juga elit politik tidak memaksakan keinginannya untuk mencalonkan tokoh tertentu dalam pilkada misalnya apabila diperkirakan pencalonan itu akan memantik menguatnya politik identitas.
Diperlukan kebesaran hati semua pihak untuk membuat langkah langkah penting sehingga kita ,seperti yang dikatakan Habibie tidak dijajah politik identitas.
Salam Persatuan!
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI