Dari keterangan Sandiaga Uno dan juga dari sindiran Hidayat Nur Wahid itu kita memperoleh gambaran bahwa PAN juga menginginkan posisi cawapresnya Prabowo. Alasan yang dikemukakan antara lain tentang perolehan kursi di DPR.
Tetapi Hidayat Nur Wahid dengan gamblang telah menyatakan kalau ukuran perolehan suara di DPR yang digunakan pada 2014, suara PKS lebih tinggi dari PAN tetapi partainya legowo mendukung HattaRajasa Ketua Umum PAN berpasangan dengan Prabowo Subianto.
Dalam bahasa yang lebih sederhana, pernyataan Hidayat Nur Wahid itu dapat diubah dalam kalimat bebas. Dulu PKS tidak mempersoalkan besaran kursi PAN di DPR, lalu ketika PKS sekarang menginginkan posisi cawapres, mengapa dipersoalkan besaran suara PKS yang lebih kecil dari PAN.
Kita belum tahu bagaimana ujung "rebutan" kursi cawapres ini. Tetapi hal ini selalu mengingatkan kita, betapa kekuasaan itu manis dan selalu menggoda. Dalam bahasa idealisnya, berbagai pihak juga dapat mengatakan, karena dengan kekuasaan lah cita-cita perjuangan dapat diwujudkan.
Menarik mengamati siapakah nantinya yang akan jadi cawapresnya Prabowo.
Salam Demokrasi!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H