Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menyimak Pernyataan Gatot Siap Jadi Presiden dan Kritikannya Terhadap Jokowi

25 April 2018   06:55 Diperbarui: 25 April 2018   08:24 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Walaupun sampai sekarang belum ada parpol yang menyatakan Jenderal ( Purn ) Gatot Nurmantyo sebagai capresnya pada pilpres 2019 tapi banyak kalangan yang berpendapat mantan Panglima TNI ini akan maju nanti  pada perhelatan demokrasi itu.

Memang kalangan yang menyatakan jenderal purnawirawan itu akan maju ,juga belum dapat menunjukkan parpol mana yang mengusungnya.

Berkaitan dengan spekulasi majunya Gatot Nurmantyo maka layaklah untuk mendengar pengakuannya.
Kompas.com,24/4/2018 memberitakan pengakuan Gatot tentang hal tersebut.

Gatot menyatakan dengan tegas siap sebagai calon presiden pada pilpres 2019 setelah pensiun dari dinas kemiliteran.
Perlu dicatat ,Gatot siap jadi capres dan bukan sebagai cawapres.
Meski demikian ia mengaku sampai sekarang belum ada parpol yang mengatakan akan mengusungnya.

Walaupun belum ada parpol yang menyatakan akan mengusungnya tetapi relawan Gatot sudah ditemui di beberapa tempat di negeri ini.

Saya berpendapat berdirinya relawan atau komunitas pendukung Gatot ini karena meyakini jagoan  mereka ini akan ikut kontestasi pilpres.

Mengapa mereka meyakininya?.

Ada banyak kemungkinan tentang hal ini.

Pertama ,mereka mungkin mendapat informasi  langsung dari mantan KSAD ini bahwa ia akan maju.Kemungkinan kedua ,Gatot tidak ada menyampaikan  ke mereka tetapi para relawan memprediksi ,Gatot akan diusung oleh beberapa parpol .

Dengan adanya pernyataan jenderal kelahiran Tegal itu tentulah semangat dan optimisme para pendukungnya akan meningkat.

Gatot Nurmantyo tidak hanya menyatakan kesiapannya tetapi ia juga telah menggariskan sejumlah hal apabila nanti ada parpol yang akan mengusungnya.

Dengan masih mengutip Kompas.com ,yang bersumber dari  acara satu meja Kompas Tv  ,23 April 2018 yang bertajuk " Jalan Politik Sang Jenderal " ,Gatot menyatakan dirinya tidak akan langsung menerima andainya ada parpol yang akan mendukungnya.Ia memilih untuk bernegosiasi terlebih dahulu terkait pembentukan kabinet dengan parpol parpol koalisi pendukung.

Menurut Gatot ,negosiasi itu perlu dilakukan agar pemerintahan berjalan efektip ,efisien jika dirinya terpilih nanti jadi Presiden.
Dalam konteks yang demikianlah Gatot mencontohkan perbedaan antara pemerintahan Presiden Joko Widodo dengan pemerintahan 

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.
Gatot menilai saat ini terlalu banyak campur tangan partai politik sehingga berpengaruh pada evektivitas dan efisiensi jalannya roda pemerintahan.

Hal berbeda terjadi saat pemerintahan dipegang SBY .
Gatot mengatakan ,sebagai pimpinan tertinggi partai pemenang ,membuat SBY mampu menerapkan secara benar sistim kabinet presidensial.

Pada masa pemerintahan Jokowi ini Gatot melihat bahwa terlalu banyak campur tangan partai sehingga garis komando ini kadang kadang tidak efisien.

Tentu layak muncul pertanyaan mengapa Gatot yang baru pensiun dari TNI dan yang baru melepas sekitar empat bulan jabatannya sebagai Panglima TNI menyampaikan kritik berkaitan dengan suasana sekarang ini?.

Kalau dicermati substansi kritiknya pada dasarnya ditujukannya kepada parpol yang terlalu banyak campur tangan.Oleh karena Jokowi bukan pimpinan parpol maka ia sering tidak dapat menampik campur tangan parpol itu maka kadang kadang garis komando tidak efisien.

Namun tidak dapat juga ditampik kesan bahwa ada kritikannya yang halus terhadap kepemimpinan  Jokowi .
Memang adakalanya publik juga melihat seolah olah beberapa menteri jalan sendiri atau saling bersahutan melalui media.

Selanjutnya ia memuji semasa SBY jadi presiden.Kemana arah pujiannya ini.Apakah Demokrat akan mencalonkannya nanti?.
Sesungguhnya walaupun secara teori sangat tipis kemungkinannya untuk terbentuknya poros ketiga jelang pilpres, tapi para politisi sering berkata, politik itu cair dan dinamis.Dalam konteks kalimat yang demikianlah apakah mungkin Gatot kemudian diusung oleh ketiga parpol tersebut.

Atau kemungkinan lainnya ,tiket Gerindra diberikan Prabowo kepada Gatot dan hal ini membuka peluang bagi Demokrat untuk merapat ke Gerindra.Bukankah sudah ada pernyataan petinggi Demokrat yang menyebut Demokrat akan gabung ke Gerindra kalau 

Prabowo tidak maju sebagai capres.
Selanjutnya banyak kalangan yang meyakini Gatot akan maju karena logistiknya cukup.Walaupun Gatot telah menjelaskan bahwa hubungannya dengan Tommy Winata hanya sebatas pertemanan biasa tapi banyak orang percaya walaupun tidak dari Tommy Winata ,mantan Panglima TNI itu punya jaringan yang luas untuk membantu kebutuhan logistiknya.

Menilik kepada hal hal yang demikian lah menjadi menarik untuk mencermati beberapa bulan ke depan ini tentang kepastian maju tidaknya Gatot pada pilpres 2019.

Salam Demokrasi !

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun