Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Fitnah Itu Menyebut Jokowi Menjadi Anggota " PKI" Tahun 2014

18 April 2018   06:47 Diperbarui: 18 April 2018   08:27 1212
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Beberapa kali Jokowi menunjukkan kekesalannya karena ia sering dituduh sebagai anggota PKI.
Beberapa waktu yang lalu Jokowi menegaskan kembali bahwa dia bukanlah anggota PKI.Jokowi menyatakan dia lahir tahun 1961 dan 

PKI dibubarkan tahun 1965. Kalau ada yang mengatakan dia anggota partai terlarang itu berarti  ada " PKI Balita".
Sangat tepatlah Jokowi memberi bantahan terhadap tudingan yang menyebutnya PKI karena diperkirakan issu tentang PKI ini akan semakin gencar digunakan untuk menghantam popularitas dan elektabilitas Jokowi.

Dengan terus menerus menggunakan issu PKI maka bisa saja banyak orang yang akan percaya tentang hal tersebut.
Untuk sebahagian Ummat Islam ,penggunaan issu PKI ini diperkirakan sangat ampuh untuk menggerus elektabilitas presiden petahana itu mengingat ummat Islam sangat alergi mendengar PKI  maupun komunis.

Pada ormas ormas Islam selalu diberitakan ke anggotanya betapa kejamnya dahulu pimpinan PKI antara lain dengan cara menghantam para ulama bahkan juga menyerang secara fisik anggota maupun pengurus ormas Islam
Kisah kisah tentang kekejaman PKI itu selalu disampaikan untuk mencegah bangkitnya kembali partai  terlarang itu.

Dengan menceritakan sejarah kekejaman PKI maka selalu muncul rasa antipati terhadap orang orang yang dinyatakan sebagai eks kader maupun eks pengurus PKI dengan berbagai mantel organisasinya.
Mantel organisasi PKI itu antara lain CGMI ( mahasiswa),Sobsi ( buruh) ,Lekra ( kesenian) dan berbagai organisasi lainnya.

Kelihatannya ada kelompok yang membaca kebencian masyarakat terhadap eks PKI ini .Untuk itu dirancanglah sebuah skenario untuk membunuh karakter orang lain dengan meniupkan issu PKI ini.Dan tokoh yang ditargetkan yang akan dihantam dengan issu itu adalah Jokowi ,sebuah nama yang populer ,Gubernur DKI Jakarta yang terpilih pada tahun 2012.

Seperti yang dinyatakan oleh Romahurmuzij ,Ketua Umum PPP,issu Jokowi PKI dihembuskan oleh  tabloid" Obor Rakyat" yang dicetak satu juta eksemplar pada tahun 2014 menjelang pilpres.Jokowi ,Gubernur DKI yang popularitasnya begitu cepat menanjak harus dihentikan.Cara menghentikannya dengan menebar fitnah atau hoaks bahwa Jokowi adalah PKI dan ayah kandungnya adalah seorang turunan Tionghoa,aktivis PKI.

Diyakini pada masa pilpres 2014 itu kebanyakan tokoh yang berseberangan dengan Jokowi tidak percaya bahwa lawan politik mereka itu seorang anggota PKI.Namun walaupun mereka tahu tuduhan itu fitnah tetapi mereka terus menebar issu itu.

Sebenarnya tidak hanya di tahun 2014 ,sampai sekarang pun banyak tokoh yang tidak mempercayai issu PKI itu tetapi untuk kepentingan politik jangka pendek banyak diantara lawan politik ayah Gibran itu terus juga mengumandangkan issu yang demikian.
Kalaulah pada saat PKI dibubarkan usia Jokowi baru empat tahun ,lalu kapankah Jokowi jadi anggota " PKI" ?.

Ketua Umum PPP ,Romahurmuzij melalui Kompas.com ,17/4/2018 menceritakan sebuah kisah politik.
Menurutnya saat Gerindra,PKS dan PAN bersama PDIP mengusung Jokowi sebagai Walikota Solo 2010 tidak pernah ada issu PKI.

Hal ini diungkapkan Romahurmuzij untuk memperkuat keterangannya yang mengatakan bahwa issu PKI yang menerpa Jokowi itu sengaja dimunculkan tabloid " Obor Rakyat" menjelang pilpres 2014.

Karenanya tidak salahlah kalau menyebut tabloid " Obor Rakyat" lah yang " mengangkat " Jokowi sebagai kader " PKI" pada tahun 2014.

Dengan semakin jelasnya alur fitnah yang menyebut Jokowi PKI,sungguh disayangkan kalau sampai sekarang masih ada kelompok atau tokoh politik yang menyebut dan mengulang ulang fitnah itu.
Salam Demokrasi!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun