Hari ini Rabu, 11 April 2018 Partai Gerindra menyelenggarakan Rapat Kordinasi Nasional (Rakornas) bertempat di Kompleks Kediaman Prabowo Subianto di Hambalang. Perhatian para peminat politik hari ini tertuju ke ke kompleks kediaman Ketua Umum Gerindra itu karena diduga partai pemenang ketiga pemilu 2014 itu akan membahas hal penting tentang siapa yang akan diusung partai pada pIlpres nanti.
Walaupun selalu disebut Gerindra akan mengusung Ketua Umum nya pada Pilpres ,tetapi berbagai spekulasi politik juga masih mengemuka mengingat sampai sekarang Prabowo belum pernah secara terbuka menyatakan ia akan maju pada Pilpres. Malahan keterangannya pekan lalu masih menyebut dirinya belum deklarasi sebagai capres karena belum ada tiket.
Seperti diketahui sekarang ini salah satu peluang yang terbuka untuk Prabowo agar dapat memperoleh tiket itu ialah berkoalisi dengan PKS.
Memang beberapa petinggi PKS selalu menyatakan mereka akan koalisi dengan Gerindra tetapi sampai sekarang kesepakatan untuk koalisi itu belum pernah dituangkan dalam dokumen tertulis. Bahkan Hidayat Nur Wahid, anggota Majelis Syuro PKS, pekan lalu berujar bahwa Gerindra - PKS juga bisa pecah.
Apakah karena belum jelasnya sikap PKS ini penyebab Prabowo masih belum mendeklarasikan dirinya atau karena ada faktor lain.
Sementara dikalangan petinggi Gerindra terlihat juga adanya perbedaan keterangan tentang posisi Prabowo pada Pilpres nanti. Desmond J Mahesa ,salah satu ketua DPP Gerindra misalnya mengemukakan bahwa Prabowo tidak akan maju pada Pilpres dan mantan Pangkostrad ini akan menempatkan dirinya sebagai King Maker.
Sedangkan Fadli Zon, Wakil Ketua Umum Gerindra dengan tegas mengatakan bahwa Prabowo akan maju pada Pilpres. Ia mengatakan hal hal yang dikemukakan Desmond itu menurutnya adalah pendapat pribadi dan tidak mewakili sikap partai.
Malahan Fadli Zon mengatakan hari ini, Rabu 11 April 2018 pada Rakornas partai, para pimpinan DPD Gerindra akan memberi mandat kepada Prabowo untuk maju pada Pilpres.
Sebenarnya dalam hal ini muncul juga pertanyaan mengapa para DPD harus memberi mandat kepada Ketua Umumnya karena andainya Prabowo menyatakan akan maju maka mandat seperti itu tidak akan dibutuhkan.
Karenanya tidak salah juga kalau menduga bahwa pemberian mandat itu merupakan bahagian dari pemberian semangat untuk Prabowo agar tidak ragu mengikuti kontestasi Pilpres .
Ragukan Prabowo untuk maju?. Tentu yang dapat menjawab ini hanya Prabowo. Tetapi karena sampai sekarang Ketua Umum Gerindra itu belum secara gamblang mengatakan akan maju maka bermunculan lah beberapa pendapat yang dibungkus dalam kata kata. Misalnya ada yang menyebut Prabowo ragu ,malahan ada yang menyebutnya galau.
Mungkin sebenarnya Prabowo bukanlah ragu atau galau. Tetapi sebagai tokoh bangsa ini ,wajar ia memikirkan segala sesuatunya dengan mendalam mengingat usianya sekarang juga sudah 67 tahun .Ia juga sudah dua kali mengikuti pemilihan Presiden secara langsung yaitu tahun 2009 sebagai cawapresnya Megawati Soekarnoputri dan 2014 sebagai capres yang berpasangan dengan Hatta Rajasa.
Tetapi ada juga spekulasi yang menyebut faktor penyebabnya ragu ,karena sepertinya ia berada pada persimpangan jalan ,jadi capres atau jadi King Maker.
Spekulasi itu menyebut lagi, mungkin Prabowo sudah menetapkan tekadnya sebagai King Maker dan ia akan menjagokan tokoh lain sebagai sosok yang akan diusung partainya. Salah satu tokoh yang diperkirakan masuk dalam radar Prabowo untuk diusung pada Pilpres  ialah Jenderal Purnawirawan Gatot Nurmantyo ,yang baru mengakhiri kariernya di TNI tanggal 31 Maret 2018 yang lalu.
Kelompok relawan pendukung Gatot Nurmantyo juga telah mendeklarasikan bahwa mereka akan mendukung Gatot pada Pilpres nanti.Di beberapa tempat kita juga telah melihat berdirinya posko posko relawan Gatot Nurmantyo.
Tetapi kemungkinan dari internal Gerindra sendiri ada yang tidak setuju kalau partainya mengusung Gatot dan tetap menginginkan agar putra begawan ekonomi terkemuka Indonesia itu lah yang harus tetap diusung.
Dalam kerangka berpikir yang demikianlah saya mencoba memahami munculnya beberapa spanduk di Kota Medan yang berbunyi " Prabowo Yes, Gatot No".
Spanduk yang bunyi lengkap teks nya "Prabowo Capres Semua Partai dan Golongan.2019 pasti menang.Prabowo Yes ,Gatot No", itu terlihat di beberapa tempat seperti di Jalan Gatot Subroto dan juga di Jalan Adam Malik simpang jalan T.Amir Hamzah.
Saya tadi, Rabu 11 April 2018 ,sekitar pukul 11.30 WIB memfoto spanduk yang dipasang di simpang Jalan Adam Malik simpang Jalan T Amir Hamzah.
Memang pada spanduk itu tidak ada tertera siapa yang mengeluarkan spanduk dan tidak ada tanda tanda untuk itu .Selain teks kata kata pada spanduk, juga ada foto Prabowo.
Tetapi saya berpikir, tentunya yang memasang spanduk itu adalah fans berat Prabowo. Kemudian muncul juga dugaan saya ,jangan jangan spanduk itu dipasang oleh orang orang Gerindra yang tetap menginginkan Ketua Umum nya yang maju dan menolak Gatot menggunakan Gerindra sebagai kenderaan politik nya pada Pilpres.
Dugaan yang demikian muncul karena dua hal; 1). Ada kesan pada tingkat elit Gerindra terjadi perbedaan pendapat tentang posisi Prabowo pada Pilpres,2).Spanduk spanduk itu dipasang bersamaan waktunya dengan digelarnya Rakornas Gerindra di Hambalang.
Dengan dugaan dugaan yang demikian maka semakin menariklah untuk mengikuti Rakornas v Partai yang diselenggarakan di Hambalang itu.
Salam Demokrasi!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H