Seperti yang kita cermati dengan jumlah penduduk 250 juta orang lebih, rasanya belum sebanding dengan prestasi  olahraga yang diraih bangsa ini.
Pada tingkat internasional hanya pada olahraga bulu tangkis lah kekuatan negeri ini diperhitungkan. Malahan untuk tingkat kawasan Asia Tenggara saja pun prestasi olah raga kita belum membanggakan.
Pada SEA Games 2017 misalnya posisi Indonesia hanya berada pada peringkat kelima dari 11 negara yng bertanding.Posisi kita itu berada dibawah Malaysia, Thailand, Vietnam dan Singapura. Kemudian sesudah Indonesia menyusul Philipina, Myanmar, Kamboja, Laos, Brunei dan Timor Leste.Â
Menarik untuk melihat bahwa Vietnam sekarang posisinya sudah diatas kita. Tentu para ahli olahraga akan dapat menjelaskan mengapa posisi negeri ini seperi itu.
Saya bukanlah ahli olahraga karenanya tidak punya kompetensi untuk berbicara tentang hal tersebut. Tetapi artikel pada Kompas.com 28/3/2018 memberi inspirasi untuk pengembangan olahraga di republik ini. Artikel tersebut bertajuk " Lim Swie King, Kudus, dan Pahlawan Bulu Tangkis Masa Depan".
Tulisan ini pada dasarnya mengulas tentang dua hal ,1) tentang karir Lim Swie King dan 2) peran PB Djarum dalam mengembangkan olahraga khususnya tentang bulu tangkis. Lim Swie King adalah nama yang melegenda pada olahraga bulu tangkis di negeri ini.
Artikel pada Kompas.com itu mengingatkan kita kembali tentang kehebatan King terutama tentang kekhas annya melompat sembari melakukan pukulan mematikan dengan raketnya yang kemudian dikenal sebagai " King Smash". King 3 kali menjadi juara All England yaitu tahun 1978,1979 dan 1981. Kebesaran nama King itu bukanlah diperoleh seketika tetapi semuanya dia raih melalui proses yang panjang.
King kecil dilatih dengan keras oleh ayahnya. Barulah pada usia 15 tahun ia bergabung dengan Perkumpulan Bulu Tangkis Djarum ( PB Djarum).
Keberhasilan King membuat Djarum mengukuhkan organisasinya lebih serius. Tempat yang tadinya berbasis di Kota Kudus juga dibuat jadi lebih mapan dan profesional di Jakarta.
Setelah King, muncul bintang bintang bulu tangkis lain binaan PB Djarum ,diantaranya adalah Fung Permadie, Ivana Lie, Alan Budi Kusuma dan Hariyanto Arbi. Nama nama itu kemudian berlanjut pada pemain pemain muda yang kemudian juga jadi terkenal seperti Tontowi Ahmad, Lilyana Natsir, Mohammad Ahdan dan juga Kevin Sanjaya.
Tontowi bersama Lilyana berhasil menjadi juara ganda campuran pada penyelenggaraan All England 2012. Pasangan ini juga menyumbang medali emas di Olimpiade Rio 2016.Â
Menarik juga untuk melihat bahwa Tontowi berasal dari desa kecil, Selandaka, Sumpu, Kabupaten Banyumas Jawa Tengah, begitu juga halnya Kevin yang berasal dari Banyuwangi Jawa Timur. Tidak terbayangkan seperti apakah karir mereka andainya tidak ada PB Djarum yang menemukan dan membinanya. Begitu juga nama nama besar lainnya yang dikemukakan sebelumnya ,alangkah sia sia nya potensi atau bakat yang dimilikinya andainya tidak dipoles dan dilatih oleh PB Djarum.