Megawati,Ketua Umum DPP PDIP telah resmi mendeklarasikan dukungan partainya untuk mengusung kembali Jokowi pada pilpres mendatang. Sekarang ini sudah 5 parpol yang telah menyatakan dukungan kepada Jokowi yaitu:1).PDIP,2).Golkar,3).Hanura,4).Nasdem,dan 5). PPP.
Koalisi 5 parpol ini sudah lebih dari cukup untuk mengusung Jokowi pada pilpres nanti. Namun yang diduga yang akan menjadi crucial point bagi kelima parpol nantinya ialah yang berkaitan dengan siapa pendampingi presiden petahana itu pada pilpres 2016.
Diperkirakan PDIP punya keinginan akan menempatkan Puan Maharani pada posisi yang prestisius itu. Puan Maharani adalah putri Megawati dengan Taufik Kiemas.Tetapi melihat perjalanan panjang karir politik Puan ,namanya layak disebut sebagai pendamping Jokowi bukan karena hanya menyandang nama besar ,putri Megawati -Taufik Kiemas saja tetapi rekam jejaknya di dunia politik juga cukup bagus.
Ia pernah mengomandoi fraksi PDIP di Senayan.Ia juga pernah menakhodai tim pemenangan Ganjar pada pilgub Jawa Tengah beberapa tahun yang lalu. Prestasinya sebagai Menko pada Kabinet Jokowi juga tidak terlalu mengecewakan. " Titik lemahnya " sebagai cawapresnya Jokowi ,ya itu tadi ,karena ia putri Mega maka akan muncul tuduhan adanya politik dinasti dalam tubuh PDIP.
Kemudian belakangan ini muncul lagi suara yang semakin kuat agar pendamping Jokowi adalah Wiranto. Argumen yang dikemukakan pendukung Wiranto antara lain ia adalah mantan Panglima TNI sehingga jaringannya dikalangan TNI aktip maupun purnawirawan masih cukup kuat.
Pendiri partai Hanura ini juga terlihat tenang dan matang dalam  berkomunikasi dengan berbagai pihak. Kemudian dari sebahagian  parpol pendukung Jokowi muncul juga usul agar semua parpol pendukung duduk bersama membicarakan siapa yang tepat untuk diusung sebaga calon RI-2.
Partai Kebangkitan Bangsa ( PKB ) telah mengumumkan niatnya untuk mencalonkan ketua umumnya Muhaimin Iskandar sebagai cawapres. Memang partai ini sampai sekarang belum mengumumkan dukungannya kepada Jokowi. Tetapi muncul kesan ,kalau Muhaimin Iskandar didukung jadi cawapres maka partai yang didirikan Gus Dur ini akan mengusung Jokowi.
Perlu juga dicatat pada pilpres 2014, PKB adalah partai pengusung Jokowi-JK bersama PDIP ,Hanura dan Nasdem. Ditengah tengah suasana asyiknya membahas siapa yang akan ditentukan oleh partai pendukung sebagai cawapresnya Jokowi ,menjadi menarik untuk mencermati berita yang mengatakan PDIP akan konsultasi dengan Jusuf Kalla tentang hal ini.
CNN Indonesia,24/2/2018, mewartakan ,Sekjend PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan pihaknya akan meminta masukan dan pendapat dari Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk mencari sosok cawapres yang akan mendampingi Jokowi pada pilpres 2019.
Hasto menyatakan " Karena beliau tentu sangat memahami berbagai persoalan bangsa dan negara saat ini " ,kata Hasto di Prime Plaza Hotel ,Sanur,Bali ,23/2/2018.
Dari sisi jam terbang di pemerintahan dan politik tentu wajar jika PDIP meminta saran atau pertimbangan JK. Tetapi menurut pandangan saya ada faktor lain yang menyebabkan partai pemenang pemilu 2014 itu meminta pandangan JK.
Jusuf Kalla adalah tokoh Golkar.Wakil Presiden dimasa pemerintahan SBY ini pernah menjabat Ketua Umum Partai Golkar sebelum Munas Golkar di Riau memberi mandat kepada Abu Rizal Bakrie. Walaupun tidak menjabat lagi pada struktural partai Golkar tetapi JK diyakini masih punya pengaruh yang kuat pada partai yang didirikan tahun 1964 ini. Kemudian JK juga dikenal sebagai tokoh yang berpengaruh di Indonesia Timur. Pengaruhnya itu telah ditunjukkannya pada pilpres 2014 dalam halmana Jokowi- JK memenangkan pertarungan di kawasan tersebut.
Kalau dicermati beberapa nama yang disebut sebut sebagai pendamping Jokowi,seperti Puan,Wiranto maupun Muhaimin Iskandar kelihatannya belum ada yang bisa mengimbangi popularitas maupun pengaruh JK di Wilayah tersebut. Hal lain yang jadi nilai lebih JK adalah kedekatannya dengan berbagai ormas Islam maupun tokoh tokoh Islam.
JK sangat jarang terdengar mendapat sindiran apalagi ejekan dari ormas ormas Islam yang ada di negeri ini. Seperti diketahui JK juga adalah Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia.
Sekurang kurangnya dengan 3 posisi yang diungkapkan diataslah yang mendorong PDIP untuk meminta sarannya yang berkaitan dengan pendamping Jokowi pada 2019.
Apabila nanti PDIP jadi meminta sarannya dan saran tersebut cocok dengan keinginan partai pemenang pemilu 2014 itu maka akan diumumkan ke publik bahwa salah satu dasar PDIP memilih si X sebagai pendamping Jokowi adalah setelah mempertimbangkan saran JK.
Dengan mengumumkan hal tersebut ke publik maka para pendukung atau simpatisan JK terutama dari 3 komponen yang diutarakan diatas ,sedikit banyaknya akan terpengaruh dan memberi imbas positif terhadap elektabilitas pasangan Jokowi itu.
Karenanya saya menilai ,ungkapan Hasto yang akan meminta saran kepada JK tidak hanya sebatas hanya semata mata minta saran ,tetapi juga akan ada keuntungan politis yang dapat didulang dari konsultasi tersebut.
Salam Demokrasi!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H