Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Terkenang Ibu pada Hari Ibu

24 Desember 2017   00:41 Diperbarui: 24 Desember 2017   07:34 501
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tetapi untuk kita yang sudah tidak punya ibu lagi karena telah wafat selayaknyalah kita mengenangnya sebagai sosok yang selalu memberi keteladanan ,sebagai sosok yang tidak pernah menyerah untuk membesarkan putra putrinya.

Salah satu ibu Indonesia itu adalah Aminah ,ibu yang telah melahirkan dan membesarkan saya.

Sebagai Pegawai Negeri Sipil ( PNS) yang bekerja di Jawatan Pendidikan Masyarakat Tapanuli Selatan ,Sumatera Utara yang berkantor di Padangsidimpuan,Ibu sering membawa saya mengikuti kegiatan Pemberantasan Buta Huruf ( PBH) yang saat itu sedang gencar gencarnya digerakkan oleh Bung Karno.

PBH itu umumnya dilakukan di kampung kampung, mengambil tempat di balai balai pertemuan kampung atau desa.
Saya terharu melihat bagaimana antusiasnya ibu ibu yang diantaranya sudah berumur itu masih mau belajar mengenal huruf,A,b, tj dan seterusnya.

Mungkin Ibu ingin memberi pesan kepada saya ,Aqil teruslah belajar ,lihatlah para ibu yang sudah separuh baya itupun masih tekun belajar.

Kemudian untuk memberi motivasi dan juga untuk memperluas wawasan ketika masih duduk di bangku SD ,ibu pernah ,mengajak saya melihat percetakan yang satu satu nya ada di Kota Padangsidimpuan.Seingat saya percetakan itu bernama " Sinar Tapanuli".

Saya dengan tekun mendengarkan uraian petugas percetakan itu .Dia menjelaskan bagaimana cara bekerjanya mesin cetak pada sekitar tahun 1959 itu yang tentu sangat jauh berbeda dengan percetakan modern sekarang ini.

Masih dalam konteks untuk memperluas wawasan saya ,sewaktu kami berkunjung ke Medan masih sekitar tahun 1959, ibu membawa saya ke Hotel De Boer ,hotel yang paling bergengsi pada waktu itu.

Di hotel yang didirikan tahun 1911 itu sedang berlangsung pameran lukisan .Ibu membawa saya untuk melihat pameran lukisan itu.Tentu saya yang masih berumur 10 tahun ketika itu tentu lah tidak terlalu paham tentang seni lukis .

Tetapi sesudah dewasa saya menjadi paham kenapa ibu membawa saya mengunjungi pameran lukisan itu.Maksudnya agar saya paham dan lebih mengenal tempat tempat penting.

Tentu banyak sekali kenangan saya dengan Ibu dan itu tidak mungkin semuanya saya ceritakan pada artikel ini.
Namun ada satu hal lagi yang ingin saya sampaikan .

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun