Mendengar nama Setya Novanto belakangan ini tentu sebahagian besar dari kita akan melihat dari sisi negatif.Maklumlah sosok yang menjabat sebagai Ketua DPR RI ini beberapa kali tidak menghadiri panggilan KPK sehubungan dengan dugaan kasus korupsi e- KTP.
Banyak dalih yang digunakannya maupun yang digunakan pengacara nya untuk menolak panggilan komisi anti rasuah itu.
Banyak komentar yang muncul yang menyatakan bukankah seharusnya sebagai ketua lembaga tinggi negara dan juga sebagai ketua umum partai politik ,Setnov harus memberi contoh kepada masyarakat bagaimana seharusnya menghargai dan menghormati hukum dan lembaga penegak hukum.
Beberapa tindakan maupun keadaan yang " menimpa" Novanto justru membuat sebahagian masyarakat tidak mempercayainya malahan ada juga yang membuat meme ketika ia dirawat di salah satu rumah sakit pada akhir September yang lalu.
Kejadian pekan lalu ,15 November 2017 ,ketika ia tidak berada di kediamannya ketika akan dijemput paksa oleh penyidik KPK membuat simpati sebahagian masyarakat menjadi sangat berkurang.
Ketidak simpatian itu semakin bertambah lagi ketika ia mengalami kecelakaan yang dengan keadaan berdarah darah ,ada luka di pelipis matanya dan juga ada benjolan sebesar bakpao.
Ternyata kegawatan kondisinya tidak seperti yang dilukiskan karena nyatanya oleh RSCM dan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dinyatakan ia tidak perlu dirawat inap di rumah sakit .Pendapat tersebut kemudian dijadikan KPK Sebagai rujukan sehingga Setnov dibawa dan ditahan di Rutan KPK.
Selain dugaan kasus korupsi e- KTP ,oleh banyak kalangan ia disebut terindikasi juga ,terlibat dalam beberapa kasus lainnya.
Dengan " wajah " Setya Novanto yang penuh stigma itu apakah masih ada hal hal yang positif yang bisa kita pelajari dari perjalanan hidupnya ?.
Ada juga ungkapan yang mengatakan ,kita dapat belajar dari siapapun  termasuk dari musuh bahkan dari orang yang kita benci .
Dengan bertitik tolak dari anggapan kita dapat belajar dari siapapun ,rasanya tidak berlebihan kalau mengatakan dari Setya Novanto kita juga dapat belajar tentang bagaimana kegigihan yang dimilikinya dalam menjalani hidup dan kehidupan ini.
Sebelum artikel ini ditulis ,saya juga sudah ada mendengar penggalan penggalan kisah hidup Ketua DPR itu.
Tetapi gambaran tentang perjalanan hidupnya semakin jelas seusai membaca Kompas .com ,21/11/2017.
Luar biasa ,dalam episode kehidupannya ,Setnov pernah menjadi sopir.Walaupun ia menjalani hidupnya sebagai sopir tetapi ia tetap punya cita cita besar ,ingin menyelesaikan kuliahnya.
Untuk menyelesaikan kuliahnya di Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti ,Setnov pernah tinggal di rumah keluarga Hayono Isman (mantan Menpora).
Pagi jam 06.00 ,dia antar anak anaknya sekolah supaya tidak bayar kost .Kemudian Setnov nyuci sambil ngepel jadi pembantu." Pokok nya bagaimana caranya supaya bisa sekolah" ,ucap Novanto.
Penggalan perjalanan hidupnya di Suarabaya juga cukup mengesankan.
Di kota ini ia menempuh studi sarjana muda akuntansi di Universitas Widya Mandala.Untuk membiayai kuliahnya itu ,pria kelahiran tahun 1955 ini jam 4.00 pagi  harus jual beli beras di Pasar Wonokromo Surabaya.
Setya Novanto juga pernah menjajal dunia model dan pada usia 21 tahun terpilih menjadi Pria Tampan Surabaya tahun 1975.
Di masa lalu itu hidup Setya Novanto didera kesusahan tetapi penderitaan hidup itu tidak pernah memadamkan cita cita nya dalam hidup ini.
Seorang anak muda yang sedang kuliah sudah bangun jam 4.00 pagi untuk jualan beras tidak mungkin dilakukan kalau sosok itu tidak punya semangat dan cita cita tinggi.
Begitu juga sebagai anak muda ,menumpang hidup,menjadi sopir dan juga menjadi pembantu rumah tangga bukanlah sebuah pekerjaan mudah.
Mungkin banyak juga anak anak muda lain yang juga menjalani hidup seperti Novanto .Tetapi siapapun yang berani menjalani hidup yang demikian hanya mungkin dilakukan kalau ia punya semangat baja.
Sekarang Novanto di tahan di Rutan KPK karena sudah jadi tersangka pada dugaan kasus korupsi e-KTP.
Publik beranggapan dia sudah melakukan mega korupsi.Andainya nanti pun ia di Vonnis bersalah dalam kasus e-KTP tetapi tetap ada sisi baik yang perlu kita pelajari darinya yakni : semangat dan kegigihannya dalam menjalani hidup ini.
Salam Persatuan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H