Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cut Zahara Fonna dan Dwi Hartanto, Sosok yang Mampu Membohongi Kita

11 Oktober 2017   17:09 Diperbarui: 11 Oktober 2017   18:03 2893
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Untuk generasi milenial mungkin tidak pernah mengenal nama Cut Zahara Fonna. Tapi untuk generasi yang lahir pada sekitar tahun 50 an nama perempuan yang tidak tammat SD ini tentu cukup dikenal.

Walaupun Cut Zahara tidak lulus SD tetapi ia punya ide cemerlang yang bisa membohongi hampir seluruh penduduk negeri ini. Perempuan ini menyatakan bahwa janin yang ada di perutnya bisa bicara bahkan bisa mengaji. Kemampuan janin yang seperti itu cepat tersiar kepada khalayak ramai sehingga sangat banyak orang yang menemui Cut Zahara untuk menyaksikan keajaiban itu.

Masyarakat bahkan rela antri untuk menempelkan telinganya ke perut Cut Zahara demi untuk mendengarkan suara si janin. Ajaib memang dari  perut perempuan itu terdengar suara orang berbicara bahkan kadang mengaji Al Qur'an.

Pada masa itu sudah timbul polemik apakah bisa janin bayi berbicara bahkan mengaji Al Qur'an.Banyak orang berpendapat kejadian seperti itu merupakan tanda tanda kebesaran Tuhan.Artinya bukanlah sesuatu yang mustahil itu terjadi apabila memang Tuhan mengkehendakinya. Cut Zahara Fonna semakin populer ketika kemudian Wakil Presiden Adam Malik mengundang perempuan yang tidak tamat SD itu untuk datang di Istana Wapres.

Kemudian Adam Malik di Istananya menempelkan telinganya ke perut Cut Zahara untuk mendengar suara janin itu. Mendadak sontak, popularitas Cut Zahara semakin melambung karena ternyata Wapres juga percaya kehebatan janin bayi itu.

Tetapi setelah beberapa waktu berlalu terbongkarlah permainan Cut Zahara. Terbongkarnya kebohongan itu di Banjarmasin. Sewaktu Cut Zahara berkunjung kesana maka Kapolres beserta istrinya yang tidak percaya tentang keajaiban itu menyusun sebuah skenario untuk membongkar penipuan itu.

Kapolres beserta istrinya dengan ditemani seorang polwan mengunjungi Cut Zahara dan pura pura ingin mendengar suara janin itu. Dengan taktik yang sudah dipersiapkan ,sewaktu polwan itu menempelkan telinganya ke perut Cut Zahara tiba tiba ia menemukan tape recorder di balik kain Cut Zahara.

Tersingkaplah sudah modus penipuan yang dilakukan Cut Zahara Fonna dan kemudian ia di vonnis penjara. Sebelum kasus penipuan Cut Zahara Fonna muncul ,ternyata di jaman Sukarno juga ada penipuan sejenis yang dilakukan Idrus dan Markonah. Keduanya mengaku sebagai Raja Idrus dan Ratu Markonah yang datang dari daerah pedalaman. Padahal yang Raja adalah tukang beca sedangkan yang Ratu adalah pelacur.
Ternyata penipuan seperti ini tidak hanya milik masa lalu.

Baru baru ini dengan pemberitaan yang luas muncul nama Dwi Hartanto seorang figur yang digambarkan sebagai ilmuwan yang sangat pintar. Diberitakan ia adalah lulusan Tokyo University dan telah berhasil menemukan berbagai peralatan yang menggunakan teknologi canggih. Karena kehebatannya itu pulalah melekat pada dirinya julukan "Penerus Habibie".

Tapi kemudian Dwi membuat pernyataan bahwa semua yang berkaitan dengan kehebatannya adalah sebuah bohong besar. Artinya selama ini Dwi telah memproduksi kebohongan kebohongan. Bagaimana hebatnya reputasi dan "kejeniusannya" masih dapat kita baca melalui berbagai media. Cut Zahra Fonna tidak tamat SD tetapi berhasil membohongi masyarakat termasuk Wapres Adam Malik.

Dwi Hartanto adalah lulusan perguruan tinggi dan untuk waktu sekian lama berhasil membohongi kita tentang "keilmuannya". Walaupun berbeda kasus tapi ada kesamaan substansinya,sama sama berhasil membohongi publik. Kenapa kedua sosok itu berhasil membohongi publik?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun