Salah satu berita politik yang banyak diperbincangkan pekan ini ialah tercetusnya niat Harry Tanoe yang sebelumnya dianggap kurang harmonis dengan Jokowi menjadi berubah arah menjadi pendukung mantan Walikota Solo itu. Hal ini menjadi perbincangan publik karena Harry Tanoe(HT) sekurang kurangnya dikenal publik dalam tiga perspektif,yaitu politisi,raja media dan orang kaya.
Sebagai politisi namanya mulai muncul ketika 9 Oktober 2011 ia bergabung di Partai Nasdem sebuah parpol baru yang diinisiasi oleh Surya Paloh(SP) Â yang juga dikenal sebagai raja media.Pada partai dimaksud ia menduduki jabatan sebagai Ketua Dewan Pakar dan juga Wakil Ketua Dewan Majelis Nasional sedangkan Ketua Majelis Nasional dijabat oleh SP. Tapi kehadirannya di partai itu tidak terlalu lama karena kemudian pada 21 Januari 2013 ia keluar dari Partai Nasdem.
Alasan hengkangnya HT dari partai tersebut karena adanya perbedaan pendapat dirinya dengan Surya Paloh yang berkaitan dengan internal partai.HT berpendapat agar struktur partai yang sudah ada tetap dipertahankan yang berarti SP tetap pada jabatan sebagai Ketua Majelis Nasional sedangkan pemilik Metro Tv  itu menginginkan ia langsung menjadi Ketua Umum Partai Nasdem.Tidak diperoleh alasan yang jelas kenapa HT kurang setuju kalau SP yang menduduki jabatan ketua umum.Karena perbedaan pendapat yang tidak mungkin disatukan itu,HT kemudian hengkang dari Nasdem dan kemudian pada 17 Pebruari 2013 ia bergabung dengan Partai Hanura pimpinan Wiranto.Di Partai Hanura ia langsung menduduki jabatan Ketua Dewan Pertimbangan dan kemudian juga menjabat sebagai Ketua Badan Pemenangan Pemilu ( Bappilu),
Pada pemilu 2014 terlihat HT ikut aktip mengkampanyekan partai yang baru dimasukinya itu bahkan oleh Partai Hanura dideklarasikan sebagai cawapres mendampingi Wiranto sebagai capresnya partai Hanura.
Sekitar setahun usainya pemilu 2014,HT meninggalkan Hanura dan kemudian pada 7 Pebruari 2015 ia mendeklarasikan berdirinya sebuah partai baru yaitu Persatuan Indonesia atau Perindo.Pada partai baru ini HT langsung menjabat sebagai Ketua Umum.Sebelum menjadi partai politik, awalnya Perindo adalah ormas yang didirikan pada 24 Pebruari 2013 pada sebuah acara di Istora Senayan Jakarta.
Kalau dicermati dalam waktu kurang dari empat tahun dihitung sejak bergabung dengan partai Nasdem 9 Oktober 2011,HT sudah tiga kali beralih partai.
Menarik juga mencermati sikap politiknya pada pilpres 2014 karena dua partai yang pernah ikut dibesarkannya yaitu Nasdem dan Hanura adalah pengusung dan pendukung pasangan Jokowi-JK sementara HT sendiri lebih condong mendukung Prabowo-Hatta Rajasa. Selanjutnya dengan dukungan kekuatan media dan dana yang dimiliki HT ,terlihat Partai Perindo berkembang cukup pesat bahkan di beberapa daerah kepengurusan Perindo sudah terbentuk pada tingkat desa dan kelurahan.
Sekarang ini partai yang didirikan HT ini sedang dalam tahap verifikasi untuk dapat mengikuti Pemilu 2019. Sebagai politisi dan sebagai raja media,terkesan HT bukanlah pendukung pemerintahan Jokowi-JK bahkan pada berbagai kesempatan ia sering mengkritik pemerintahan sekarang ini.
Lalu kenapa seperti tiba tiba HT mendukung Jokowi?
Pada lajimnya ada beberapa alasan yang menjadi penyebab diberikannya dukungan oleh sebuah parpol kepada figur dari partai lainnya dalam perhelatan pilkada maupun pilpres yaitu,1).karena adanya kesamaan program,2).dukungan yang diberikan kepada sosok tertentu itu akan dapat meningkatkan  elektabilitas partai yang memberi dukungan ,3).karena simpati terhadap tokoh yang didukung dan 4).diperolehnya berbagai keuntungan seperti limpahan dana, ikut berbagi kekuasaan atau memperoleh fasilitas lainnya.
Kalau ke empat ukuran itulah yang digunakan rasanya tidak ditemukan alasan politik yang tepat sebagai dasar dukungan HT kepada Jokowi.
Karenanya kuat dugaan penyebab dukungan HT itu bukanlah karena alasan poltik tetapi justru karena  alasan lain.