Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Berbincang dengan Para Pendeta tentang Merawat Kemajemukan

2 Agustus 2017   08:07 Diperbarui: 4 Agustus 2017   08:27 1010
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Menerima Ulos dari Praeses dan Perwakilan Pendeta.Dok.Pribadi

Berikutnya penulis mengatakan ,bagi kita para pemeluk agama ada doktrin yang kita akui kebenarannya secara absolut tetapi disisi lain kita juga menyadari dalam rumah yang bernama Indonesia , banyak hal yang dapat kita kerjasamakan dalam membangun dan memelihara " Rumah Indonesia " tersebut.

Memang kata penulis ,akhir akhir ini kita merasakan adanya hubungan yang kurang nyaman antar pemeluk agama di negeri ini tetapi percayalah bahwa NU tetap menghargai kemajemukan dan tetap menganut prinsip Tasamuh atau toleransi tersebut.

Tetapi sikap NU yang tetap punya prinsip toleransi tersebut sering juga tidak disukai oleh sekelompok ummat Islam terutama mereka yang menganut prinsip Takfiri ,yang menganggap kelompoknya lah yang paling benar dan orang lain selalu salah.

Berkaitan dengan hal tersebut sering ucapan Said Aqil Siroj ,Ketua Umum PB NU dibully oleh kelompok tertentu dan di viral kan melalui Medsos .Hal yang paling anyar mereka lakukan adalah menyebarkan melalui YouTube candaan Said Aqil Siroj yang menyebut Luhut Binsar Panjaitan sebagai ketua NU Cabang Kristen.

Penulis juga mengatakan sikap toleransi yang ingin ditunjukkan NU adakalanya menuai reaksi yang tidak senang dari beberapa kelompok organisasi Islam.

Tetapi percayalah kata penulis,NU tetap menghargai sikap toleransi dan akan selalu berada di Garda terdepan dalam  menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia serta kelanggengan Pancasila sebagai ideologi negara.

Pendeta Sunggul Sirait,Praeses Distrik X HKBP menyatakan sangat menghargai NU dan mengharapkan kerjasama dengan NU terus ditingkatkan.Praeses mengatakan bagi HKBP ,Pancasila juga harus tetap dipertahankan yang kemudian menurut Pendeta Maulinus Siregar S.Th,pada tahun 1981 HKBP juga telah mencantumkan Pancasila pada anggaran dasar organisasi nya.

Dari pembicaraan berupa sambutan maupun tanggapan yang disampaikan oleh para pendeta muncul kesan yang kuat bahwa NU bagi HKBP adalah elemen penting dalam memperkuat kesatuan dan persatuan bangsa kita.

Sebagai Ketua NU Sumatera Utara ,penulis merasa terharu dengan sikap yang ditunjukkan oleh para pendeta peserta rapat tersebut.Suasana terasa begitu hangat dan akrab dan pada akhir acara oleh Praeses HKBP Distrik X ,kepada penulis diberikan " Ulos".Bagi masyarakat Batak memberikan ulos atau kain adat merupakan salah satu bentuk pemberian penghormatan kepada orang lain.

Suasana yang terlihat pada acara dimaksud memberi pesan yang kuat bahwa perbedaan agama di antara sesama kita anak bangsa justru tidak boleh melahirkan tembok tembok pemisah di antara sesama kita.

Semua kita harus bergandengan tangan untuk membangun Indonesia yang kuat.

Salam Persatuan!

Berastagi,1 Agustus 2017

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun