Pada Sabtu,17 Juni yang lalu ,Said Aqil Siroj berkunjung ke Sumatera Utara dan salah satu kegiatannya menghadiri dialog tokoh lintas agama di Kabupaten Simalungun .Pada kesempatan tersebut Ketua Umum PB NU itu kembali mengulangi sikap NU yang menghargai kemajemukan dan menginginkan adanya hubungan yang harmonis antara sesama pemeluk agama.
Pada malam harinya sekembalinya dari Simalungun, Said Aqil Siroj mengadakan pertemuan terbatas dengan pengurus NU Sumatera Utara di Lubuk Pakam sekitar 15 km dari Bandara Kuala Namu.
Ketua Umum NU itu membicarakan banyak hal dalam kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk adanya agenda dari tokoh-tokoh tertentu yang ingin mengganti dasar negara dengan ideologi lain.
Said Aqil Siroj juga bercerita bagaimana sulitnya suasana psikologis terutama pada masa pilgub DKI Â yang antara lain terlihat dari adanya tekanan tekanan yang ditujukan kepada nya.
Juga dikemukakannya sering pidato-pidatonya diplentir dengan sengaja yang bertujuan untuk memunculkan gambaran negatif tentang dirinya.
Untuk semua itu Said Aqil menyatakan " Saya tidak pernah takut untuk membela dan mempertahankan NKRI".
Sosok yang mengatakan kalimat itulah yang berulang tahun pada hari ini,Senin,3 Juli.
Said Aqil Siroj lahir pada 3 Juli 1953, putra dari KH Aqil Siroj dengan Ny .Afifah.
Setelah mengikuti pendidikan di madrasah dan juga pesantren,Said Aqil kemudian melanjutkan pendidikannya di Universitas King Abdul Aziz Saudi Arabia.Kemudian ia melanjutkan pendidikan menyelesaikan S2 nya pada Universitas Umm Al Qura ,Saudi Arabia dengan jurusan Ushuluddin dan Dakwah.
Pendidikan S3 diselesaikannya pada universitas yang sama pada jurusan Aqidah/Filsafat Islam tahun 1994.
Said  Aqil menikah  dengan Hj Nur Hayati Abdul Qadir dan telah mempunyai empat orang putra / putri.