Saya dan juga beberapa teman teman menerima foto pamplet melalui WA yang isinya sungguh membuat saya masygul.
Foto pamplet tersebut berisi kata kata agar tidak mengikuti Shalat Idul Fitri 1Syawal 1438 H di Mesjid Istiqlal Jakarta oleh karena yang bertindak sebagai khatib adalah Prof.DR Qurais Shihab.
Kenapa muncul seruan tidak sholat di Istiqlal ?.
Selengkapnya inilah kata kata yang tertera" Sholat Idul Fitri Tahun Ini,Mari Lupakan Istiqlal.Masih banyak masjid lain .Carilah masjid yang Khatib Salat Id nya beraqidah lurus,ahlussunnah wal jamaah.Masa kita harus mendengar ceramah dari orang yang tidak mewajibkan jilbab bagi Muslimah ,berpendapat bahwa Rasulullah tidak dijamin masuk surga ,dan pembela Karbala?".
Seruan ini mengindikasikan beberapa hal antara lain;
Pertama, Sipembuat seruan telah memvonnis aqidah Quraish Shihab sudah tidak lagi lurus.
Muncul pertanyaan dalam hati seperti apa keluasan ilmu keislaman orang yang membuat seruan ini.Sungguh luar biasa dia dalam pikirannya sehingga mampu menyatakan sosok sekaliber Qurais Shihab aqidahnya sudah tidak lurus.Otoritas keislaman apa yang dimiliki si pembuat seruan  sehingga sampai kepada kesimpulan aqidah Quraish Sihab sudah melenceng atau tidak lagi lurus.
Si pembuat seruan pasti tahu karya karya besar Quraish Sihab sebutlah  misalnya Al Misbah ,tafsir Al Qur' an yang banyak dibaca ummat Islam di negeri ini.Tafsir ini telah memperkaya pemahaman ummat Islam tentang kitab sucinya .Selain tafsir Al Misbah kita juga punya Tafsir Al Azhar karya Buya Hamka.Tidak dapat dinafikan kedua buku tafsir besar ini merupakan karya dua anak bangsa yang sampai sekarang masih sulit dicari tandingannya.
Atau mungkin si pembuat seruan menganggap hanya aqidahnya lah yang benar dan diluar aqidah yang diyakininya semua dianggapnya salah.Seperti apa rupanya aqidah yang menurut nya itu benar.
Lalu muncul lagi pertanyaan berikutnya seperti apa menurutnya aqidah yang benar itu.
Kedua,kenapa sipembuat seruan sampai kepada kesimpulan bahwa aqidah Quraish Shihab bukanlah aqidah Ahlus Sunnah Wal Jamaah.
Apakah si pembuat seruan merasa punya kewenangan tunggal untuk menyatakan seseorang masih Ahlus Sunnah Wal Jamaah atau tidak.Kalau merasa seperti itu ,siapa dia rupanya .Apakah ia menganggap dirinya sebagai pimpinan atau Imam Ahlus Sunnah Wal Jamaah sekurang kurangnya di negeri ini.
Beberapa hari yang lalu  " Mata Najwa" pada Metro Tv telah menayangkan acara yang bertajuk " Cerita dua sahabat" yang berisi dialog yang indah antara Quraish Shihab dengan KH Mustofa Bisri.
Sebagaimana diketahui Mustofa Bisri atau yang akrab disapa Gus Mus adalah tokoh besar Nahdlatul Ulama dan pernah menjabat sebagai Pelaksana Rois Am Pengurus Besar Nahdlatul Ulama.
Selama ini yang paling gigih mempertahankan Ahlus Sunnah Wal Jamaah adalah Nahdlatul Ulama dan selama ini juga kita tidak pernah mendengar Gus Mus ,sahabat Quraish Shihab itu dan juga Nahdlatul Ulama yang mengatakan  Quraish Sihab telah keluar dari faham Ahlus Sunnah Wal Jamaah.
Ketiga, pada beberapa kesempatan Quraish Shihab juga sudah menjelaskan pandangannya dengan berdasar kepada ilmu yang dimilikinya tentang kewajiban mengenakan jilbab bagi Muslimah dan juga tentang pendapatnya bahwa Rasulullah tidak dijamin masuk surga.
Apakah karena Qurais Shihab punya pandangan yang berbeda dengan si pembuat seruan sehingga ia antipati dan benci kepada ulama tafsir terkemuka tersebut?
Keempat,dengan menyebut Quraish Shihab sebagai " pembela Karbala" maka tidak salah kalau si pembuat seruan ingin menimbulkan kesan bahwa ayahanda Najwa Shihab itu adalah pembela atau penganut Syiah karena Perang Karbala punya arti yang khusus bagi Syiah.
Dari hal hal yang diutarakan tersebut terlihatlah memang sekarang ini di negeri kita ini ada sekelompok ummat islam yang merasa dirinya paling benar dan orang diluar kelompoknya semuanya salah.
Karenanya kita menjadi lebih faham kenapa hubungan antar ummat beragama di negeri ini sekarang ini terasa gerah yang kadang kadang mencemaskan kita antara lain karena adanya sekelompok orang yang merasa berhak memonopoli kebenaran.
Lihatlah untuk sesama Muslim saja ,untuk Quraish Shihab saja mereka bisa bersikap seperti itu apalagi untuk mereka yang dianggapnya " orang orang kafir".
Islam mengajarkan adanya persaudaraan islam atau Ukhuwah Islamiyah dan sangat disayangkan  seruan " kosongkan Istiqlal" disuarakan pada 1 Syawal hari yang penuh kemaafan.
Direncanakan Presiden Jokowi,Wapres Jusuf Kalla dan pejabat tinggi negara lainnya akan Sholat Idul Fitri di Masjid Istiqlal dan semoga puluhan ribu ummat Islam yang besok akan sholat di masjid terbesar di Asia Tenggara ini tidak terpengaruh dengan seruan atau ajakan yang tidak islami seperti " kosongkan Istiqlal " itu.
Salam Persatuan!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H