Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Politik

Gus Mus: Jangan Menyeret Agama dalam Pilkada

23 Juni 2017   05:37 Diperbarui: 23 Juni 2017   08:27 1386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Karenanyalah Pengasuh Pondok Pesantren Raudhtatut Tolibin itu mengkritisi mereka yang membawa agama ke politik.
Kita juga merasakan sekarang ini banyak sekali orang atau kelompok yang merasa benar sendiri dan diluar kelompoknya dianggap nya sesat.Muncullah paham yang mengkafirkan orang lain malahan adakalanya walaupun orang lain itu juga muslim tetapi tetap dikafirkannya juga.
Karenanyalah Gus Mus mengingatkan tak seharusnya ada kesombongan dan kelompok yang merasa benar sendiri.

Untuk kelompok yang demikian Mustofa Bisri mengatakan " Kalau ada orang yang sombong,petentang petenteng ,merasa benar sendiri ,saya ketawa.Biji kacang hijau koq petentang petenteng".

Kita juga merasakan kegerahan hubungan antar pemeluk agama sekarang ini.Sebahagian dari kita merasakan semakin kurangnya semangat toleransi.Padahal menurut Gus Mus ,Muslim yang menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai panutannya pasti akan menjadi seorang yang toleran.
Pernyataan maupun tausyiah ulama kelahiran Rembang itu makin penting artinya mengingat tahun 2018 akan digelar pilkada langsung di 171 daerah yang terdiri dari provinsi,kabupaten dan kota.

Pada beberapa daerah tersebut terdapat masyarakat yang majemuk dari sisi pemeluk agama.
Akankah issu agama akan mencuat lagi?

Sebaiknyalah sebelum issu agama itu muncul kita renungkan kembali tausyiah yang dikemukakan ulama karismatis dari Rembang itu yang kesemuanya bertujuan untuk tetap sejuknya hubungan antar sesama kelompok masyarakat di negara kita ini.

Salam Persatuan!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun