Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Politik

Gus Mus: Jangan Menyeret Agama dalam Pilkada

23 Juni 2017   05:37 Diperbarui: 23 Juni 2017   08:27 1386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mustofa Bisri dilahirkan di Rembang,Jawa Tengah pada 10 Agustus 1944.Ia adalah putra seorang ulama kenamaan dan penulis yang produktip pada masanya Bisri Musthofa.

Setelah menyelesaikan beberapa jenjang pendidikan di tanah air kemudian Gus Mus melanjutkan pendidikan di universitas ternama Al Azhar Kairo.
Gus Mus juga telah menghasilkan puluhan buku atau artikel yang berhubungan dengan Islam.

Sekarang Mustofa Bisri mengasuh Pesantren Raudathut Tholibin di Rembang sebuah pesantren ternama yang didirikan ayahnya pada tahun 1941.
Dengan otoritas keilmuan yang dipunyainya dan dengan karisma yang dimiliknya menjadi menarik untuk membahas ungkapan ungkapan kalimatnya pada acara " Mata Najwa" yang ditayangkan oleh Metro Tv tanggal 21 Juni yang lalu.

Acara yang diasuh  oleh Najwa Shihab yang beritanya dikutip dari Kompas.com itu menyajikan acara dengan topik " Cerita Dua Sahabat" .
Pada acara tersebut hadir dua orang sahabat lama yaitu Prof DR Quraish Shihab dan KH Mustofa Bisri.

Quraish Shihab ,ayahanda dari presenter jelita dan cerdas Najwa Shihab itu dikenal sebagai  ahli tafsir Al Qur' an terkemuka Indonesia.Buku Tafsir Al Misbah nya merupakan sebuah karya besar yang merupakan magnum opusnya dan menjadi rujukan banyak orang yang ingin mendalami Al Qur'an.
Quraish Shihab sangat tenang ketika menyampaikan tausyiah termasuk melalui tv dan dari untaian kata katanya terlihatlah betapa ia punya ilmu yang luas tapi tidak menyombongkan diri.

Dihadapan ayahandanya itulah ,Najwa Shihab mulai menggali sikap Gus Mus terutama yang berkaitan dengan Pilkada.
Najwa menanyakan kepada Gus Mus tentang pernyataan pada twitternya yang pernah menyinggung pihak pihak yang menyeret agama dalam urusan politik ,khususnya Pilkada.

" Ya itukan keterlaluan.Pilkada itu apa sih.Anda berkali kali katakan " Allahu Akbar" .Anda kira Allah itu seberapa besar?Apa sama dengan Masjid Akbar di Surabaya itu.Apa sama dengan rapat Akbar ,pengajian Akbar".

Selanjutnya Gus Mus mengatakan ,silakan buka Youtube ,klik kata kunci " bumi".Anda akan tau besarnya bumi ini.Dan seberapa besar ciptaanNya ini.Bumi ini kecil sekali.

Gus Mus melanjutkan ,saya ibaratkan bumi ini seperti biji kacang hijau.Dimana DKI dalam biji kacang hijau itu.Dimana TPS-TPS dalam kacang hijau itu.Kalau kita katakan " Allahu Akbar" ,dan kita belum bisa mengecilkan diri kita sendiri ,kita belum menghayati "Allahu Akbar" ,kecuali untuk demo saja.

Disini terlihat ketidak setujuan Gus Mus apabila " Allahu Akbar" dibawa bawa pada urusan politik termasuk pilkada.Apalagi orang atau tokoh yang mengumandangkan " Allahu Akbar " itu batinnya masih diliputi kesombongan,merasa hebat dan merasa benar sendiri.Tokoh tokoh seperti itu lah yang dikritik oleh Gus Mus .Tokoh yang merasa diri besar tidak mampu  mengecilkan dirinya dihadapan Sang Pencipta dan ternyata " Allahu Akbar" hanya digunakannya untuk demo.

Kalau kita hubungkan pernyataan Gus Mus itu dengan realitas politik yang ada di negeri ini terlihat ada relevansi yang sangat kuat.Bukankah di berbagai tempat dan yang lebih kentara pada pilgub dki yang lalu ,ucapan " Allahu Akbar" ini selalu digemakan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun