Sebagai ideologi made in indonesia maka nilai nilai dasar dan pandangan hidup bangsa ini telah menyatu dengan denyut kehidupan bangsa jauh sebelum ia diberi nama Pancasila.
Pertanyaan yang kemudian muncul adalah ketika Pancasila sudah menjadi ideologi bangsa dan negara bagaimana ideologi ini berintekasi dengan berbagai ideologi yang ada di jagat ini.Apakah Pancasila menutup diri atau mensterilkan dirinya terhadap berbagai ideologi dunia lainnya dengan maksud untuk menjaga orisinilitas nya ataukah ia menjadi sebuah ideologi terbuka dan sejauhmana keterbukaan itu dapat diberi ruang agar Pancasila tetap lestari sepanjang masa.
Ketika kita merdeka dan kemudian tumbuh dan berkembang sebagai sebuah negara maka suasana yang dihadapinya adalah sebuah dunia yang didominasi oleh dua ideologi besar liberalisme dan komunisme.Perwujudan dari pertarungan kedua ideologi ini menjelma dalam dua kekuatan yang disebut super power ,Amerika Serikat dan sekutu sekutu nya pada sebuah kutub dan Uni Sovyet beserta kamerad kameradnya pada kutub yang lain. kedua kekuatan ini juga terlihat pada suasana perang dingin seusai Perang Dunia Kedua.
Peta politik dunia pun seolah olah terbagi pada dua ideologi besar itu dan negara negara yang mereka " kuasai" juga mengikuti ideologi pemenang perang dunia tersebut.
Tidak dapat dipungkiri kedua ideologi dunia itu tentu berusaha untuk memengaruhi atau memasukkan elemen dasar dari ideologi nya kepada ideologi atau nilai nilai yang dianut bangsa lain.
Berbagai cara mereka lakukan untuk itu mulai dari cara yang lembut misalnya melalui film,pemberitaan ,buku buku ,majalah sampai kepada tindakan keras melalui kekuatan bersenjata.
Kerjasama atau bantuan ekonomi atau pemberian berbagai jenis peralatan tempur juga sering digunakan sebagai umpan agar suatu negara atau bangsa menjadi terikat dengan negara pemberi bantuan yang lambat laun juga menjadi terpengaruh dengan way of life mereka.
Perjalanan sejarah republik kita juga diwarnai oleh saling rebutan pengaruh kedua ideologi besar tersebut dan intensitas nya sangat terasa pada tahun enam puluhan.
Namun kejadian tahun 1984 ketika Uni Sovyet bubar dalam masa kepemimpinan Mikhael Gorbachev telah mengubah peta politik ideologi dunia.
Marxisme/komunisme di sebahagian negara yang merupakan pendukung kuat ideologi itu terlihat hanya digunakan sebagai ideologi formal negara tetapi dalam berbagai praktek ketatanegaraannya mereka telah berubah bentuk menerima sebahagian nilai nilai liberalisme yang dulu mereka tentang.Hal yang paling menyolok dari penyimpangan ideologi  itu sangat kentara dibidang perekonomian dan perdagangannya.
Prinsip prinsip ekonomi Rusia sekarang ini tentu tidak lagi dapat disebut merujuk kepada Marxisme/Leninisme karena yang terlihat justru prinsip ekonomi yang mengacu kepada liberalisme.Begitu juga pengaruh demokrasi barat sangat jelas terlihat di negara yang dulu dijuluki " tirai besi itu".
Hal yang sama terlihat dalam perekonomian Republik Rakyat Tiongkok  yang walaupun secara resmi masih menganut komunisme tetapi dalam perekonomian dan perdagangannya sudah sangat liberal.Kekuatan ekonomi negara yang dulu dijuluki " tirai bambu " ini dibawah payung liberalisme telah tumbuh cukup pesat sehingga sekarang negara itu telah menjadi kekuatan ekonomi terbesar kedua di dunia dibawah Amerika Serikat.
Pesona ekonomi liberal menyebabkan beralihnya kiblat negara negara yang dulunya komunis itu menjadi negara negara liberal sehingga sekarang ini yang dapat disebut sebagai negara yang murni komunis hanya tinggal Albania dan Korea Utara.
Ketika agresifitas ideologi marxis / komunis sudah jauh berkurang maka posisi liberalisme semakin kokoh dan cengkeramannya ke berbagai negara semakin kuat.