Reaksi terhadap di vonis nya Ahok 2 tahun penjara cukup dahsyat  juga karena tidak hanya lilin lilin yang dinyalakan di seantero negeri tetapi suara yang ingin memisahkan diri dari NKRI juga digemakan.
Pada titik yang demikian tentu kita jadi bertanya dimanakah nation indonesia itu.Atau dengan perkataan lain masih hadirkah indonesia pada jiwa anak bangsanya.
Dalam suasana kegundahan yang demikian ,hari ini kita memperingati lagi Hari Kebangkitan Nasional sama seperti tahun tahun yang lalu kita juga melakukan hal yang sama.
Tetapi seharusnya ada pemaknaan yang berbeda karena harkitnas tahun ini seperti diselimuti berbagai pertanyaan yang kemudian sampai kepada jawaban bahwa proses kita menjadi sebuah nation sebuah bangsa belum lagi selesai.
Peristiwa penting dalam konteks kebangsaan 1908,1928 dan 1945 serta berbagai upacara yang bersifat seremonial berkaitan dengan peristiwa tersebut ternyata tidak serta merta menumbuhkan semangat kebangsaan kita. Ironisnya hal itu terjadi dikala bangsa ini sudah semakin terdidik dikala kemajuan negeri ini sudah sangat jauh dibandingkan dengan suasana tahun 1908.
Pada masa  Dokter Sutomo beserta dengan beberapa orang pandai lainnya mendirikan Boedi Oetomo ,sebahagian besar penduduk negeri ini masih buta huruf, penghasilannya pun masih sebenggol per hari tetapi rakyat yang buta huruf itu rakyat yang miskin itu telah bisa merasakan getar nasionalisme yang kemudian menjadi sikap hidupnya.
Berkaca kepada sejarah masa lalu itu maka Hari Kebangkitan Nasional harus dimaknai sebagai pengisian baterai untuk mencharge jiwa bangsa pada setiap dada anak negeri ini.Dengan pemaknaan yang demikian kita akan berkata peringatan harkitnas masih perlu dan penting untuk dilaksanakan.
Selamat memperingati Hari Kebangkitan Nasional!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H