Mohon tunggu...
Afifuddin lubis
Afifuddin lubis Mohon Tunggu... Pensiunan PNS -

Selalulah belajar dari siapapun

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Menebak Posisi SBY pada Putaran Kedua Pilgub DKI

21 Februari 2017   09:47 Diperbarui: 21 Februari 2017   10:04 724
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pilgub DKI putaran pertama sudah usai dan yang melaju ke putaran kedua ialah Ahok-Djarot menantang Anies-Sandiaga .Dengan terhentinya langkah Agus-Sylvi maka menarik untuk memperbincangkan   posisi SBY menghadapi putaran kedua nanti.

Secara teori SBY punya 3 pilihan yaitu ,1).berpihak kepada Ahok-Djarot,2).Anies-Sandi dan 3).netral tidak mendukung siapapun.
Tetapi bagi SBY pada putaran kedua  Pilgub nanti bukan hanya sekedar siapa yang harus dipilih tetapi ia akan menempatkan pilihan itu sebagai bahagian dari keseluruhan strategi nya untuk masa yang akan datang.

Menurut hemat saya ada 2 hal yang ingin dicapai  presiden 2 priode itu:1).Membesarkan Partai Demokrat,2).Memberi posisi politis yang lebih elegan untuk Agus Harimurti Yudhoyono. Kedua hal ini akan saling berkait ,berkelindan dan untuk mencapainya tentu juga SBY akan menyusun strategi dan taktik yang tentunya dipengaruhi juga oleh pemikiran objektif dan perasaan subjektifnya.

Sebagaimana diketahui pada pemilu 2009 ,Partai Demokrat yang didirikan SBY pada 9 September 2001 meraup kemenangan pada angka 26,4 % setara dengan 150 kursi DPR RI dengan jumlah pemilih 21.703.137 sehingga menempatkan nya sebagai partai peringkat pertama pada pemilu dimaksud.Untuk parpol berlambang segitiga mercy ini pencapaian 2009 merupakan lompatan besar karena pada pemilu 2004 partai ini masih berada pada peringkat ke-5 dengan perolehan 57 kursi di DPR RI atau setara dengan jumlah pemilih 8.455.225 atau sama dengan 7,45 %.

Tetapi pada Pemilu 2014 perolehan suara partai ini menurun drastis dari peringkat pertama menjadi posisi ke-4 dari 10 parpol peserta pemilu.Partai Demokrat hanya berhasil meraup 10,19 % suara setara dengan 12.728.913 suara pemilih atau sama dengan 61 kursi di DPR RI. Menurunnya perolehan suara partai besutan SBY ini diduga karena banyaknya kader partai yang terlibat dalam masalah korupsi sehingga menurunkan tingkat kepercayaan masyarakat.

Kalau diperbandingkan prosentase hasil pemilu 2009 dengan pemilu 2014 maka terlihat Partai Demokrat kehilangan suara 16 % lebih.Artinya dari sisi prosentase lebih banyak suara yang hilang dibandingkan dengan suara yang bertahan.

Pertanyaannya kemanakah perginya suara Partai Demokrat yang hilang itu.
Penulis tidak punya data tentang hal ini tapi dugaan suara Demokrat itu beralih ke Gerindra,Golkar dan beberapa partai yang berbasiskan Islam seperti PKB,PAN dan PPP.Mungkin ada juga yang ke PDI Perjuangan walaupun jumlahnya tidak terlalu besar.Tidak tertutup kemungkinan sebahagian dari pemilih Demokrat di tahun 2009 menjadi golput pada tahun 2014.

Lalu bagaimana dengan posisi politis AHY?
Seperti yang diperkirakan banyak pengamat Agus akan meniti karir politiknya melalui partai yang didirikan oleh SBY ini dan nantinya bisa menduduki jabatan Ketua Umum.Hal ini memungkinkan karena Demokrat identik dengan SBY.

Menurut perkiraan penulis pada pilpres 2019 nanti Agus belum dilepas untuk ikut bertarung tetapi dipermatang dulu dalam dunia politik .Agus baru ikut bertarung pada pilpres 2024 nanti. Salah satu cara untuk mempermatang Agus ialah dengan menempatkannya sebagai menteri pada kabinet hasil pilpres 2019.

Sampai sekarang ini yang terbaca akan mengikuti kontestasi pilpres 2019 masih berkisar pada 2 nama yaitu Jokowi  yang akan diusung PDI Perjuangan dan Prabowo Subianto yang akan diusung Gerindra.Andainya Jokowi yang menang pada pilpres 2019 rasanya peluang Agus untuk jadi menteri sangat kecil oleh karena hubungan pribadi SBY dengan Megawati ,Ketua Umum PDI Perjuangan terkesan kurang harmonis begitu juga hubungan Jokowi-SBY pada akhir akhir ini juga kurang mesra.
Memang terlihat hubungan SBY dan Prabowo juga tidak terlalu intim tetapi tidak separah hubungannya dengan Megawati maupun Jokowi.

Kemudian ada faktor subjektif yang kemungkinan menjadi pertimbangan SBY .Ketika Agus-Sylvi ikut dalam kontestasi Pilgub yang paling banyak menyerang pasangan ini adalah para pendukung Ahok sedangkan serangan pasukan cyber Anies-Sandiaga relatif tidak terlalu banyak.Begitu juga serangan ke SBY diduga paling banyak dilakukan oleh pendukung Ahok sehingga setiap cuitan maupun komentar SBY akan dihajar habis oleh pasukan cyber yang diduga pendukung pasangan nomor dua pada pilgub DKI.

Selanjutnya ada lagi faktor subjektif lain yang memengaruhi SBY yaitu berkaitan dengan pernyataan Antasari pada 14 Pebruari 2017.Sangat jelas terbaca dan tersirat dari pernyataan SBY ketika menanggapi ucapan Antasari bahwa penguasa juga ikut mendorong atau mem back up Antasari yang menurut SBY salah satu tujuan pernyataan mantan Ketua KPK tersebut adalah untuk menghadang laju Agus-Sylvi pada 15 Pebruari 2017.Tentu kita bisa menebak siapa penguasa yang dimaksudkan itu.
Berdasarkan hal hal yang dikemukakan sebelumnya maka penulis menduga pada putaran kedua Pilgub DKI nanti SBY akan mendukung Anies-Sandiaga Uno.

Selamat menebak!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun