Besok 15 Pebruari 2017 adalah hari pemungutan suara untuk pemilihan kepala daerah dan wakilnya di 101 daerah yang terdiri dari provinsi/kabupaten dan kota.Tanpa bermaksud mengecilkan arti daerah lainnya tapi secara nasional hasil pilgub dki sangat ditunggu publik karena selain ibukota negara ,pilgub dki juga disebut serasa pilpres karena ketiga pasangan calon yang maju seolah olah merepresentasikan pertarungan 3 tokoh nasional.
Selain hasil pemungutan suara masih banyak lagi informasi/ data yang akan diperoleh besok sehubungan dengan pilgub dki diantaranya.
Pertama siapa yang akan memenangkan pilgub .Mengingat pilgub dki punya peraturan khusus maka yang disebut pemenang ialah  pasangan  calon yang meraih 50 persen tambah satu pemilih.Apabila tidak ada pasangan calon yang meraih suara seperti itu maka pilgub menjadi dua putaran  dalam halmana pesertanya adalah pasangan calon peringkat pertama dan kedua.
Kedua,benarkah pilgub dki akan 2 putaran seperti yang diramalkan oleh banyak  orang selama ini.Kalau 2 putaran kita akan memperoleh informasi siapakah pasangan calon yang akan maju tersebut.
Ketiga,lembaga survei manakah yang lebih kredibel.Selama berlangsungnya proses pilgub dki beberapa lembaga survey merilis hasil penelitiannya.Besok,15 Pebruari akan terlihat lembaga survei manakah yang lebih kredibel yang diukur dengan perolehan suara pasangan calon dan dibandingkan dengan rilis hasil surveinya selama ini. Dengan hasil pilgub ,publik akan tahu yang mana lembaga survei yang dapat dipercaya serta lembaga survei mana yang bersifat  pesanan dan yang mana lembaga survei abal-abal.
Keempat,selalu dinyatakan selama ini bahwa pemilih di ibukota punya rasionalitas yang tinggi sehingga para pemilih lebih mengedepankan pertimbangan dan ukuran objektif. Besok hal ini akan terjawab dengan lugas.
Kelima,berpengaruhkah sentimen primordial seperti agama dan suku bagi pemilih dalam menentukan pilihannya.Untuk memperoleh data yang lebih menyeluruh tentang hal ini sangat ideal apabila ditelusuri hasil penghitungan suara pada TPS ( tempat pemungutan suara) dengan melihat korelasi antara hasil di TPS dengan suku atau agama yang dianut pemilih setempat .
Keenam,akan dapat diukur sejauh mana dukungan parpol pengusung terhadap pasangan calon yang diusungnya.Walaupun tidak persis sama tetapi seyogianya hasil perolehan suara masing masing pasangan calon haruslah mendekati perolehan suara gabungan parpol pengusung dengan hasil perolehannya pada pemilu di dki tahun 2014.Apabila selisih perolehan suara pasangan calon dengan perolehan suara gabungan parpol pendukungnya terlalu besar maka hal ini menunjukkan keputusan parpol untuk mendukung pasangan calon tidak dipatuhi oleh anggota/simpatisan partainya.Dengan kata lain putusan untuk mengusung pasangan calon hanyalah keputusan elit parpol dan tidak dapat dukungan dari jajaran partainya.
Ketujuh,tingkat partisipasi pemilih.Akan dapat terlihat sekaligus dapat dibandingkan prosentase jumlah pemilih yang hadir dibandingkan dengan jumlah pemilih pada DPT (Daftar Pemilih Tetap) serta bagaimana perbandingan partisipasi pemilih dki dengan partisipasi pemilih di daerah lainnya.Dengan perkataan lain mana lebih tinggi jumlah golput(yang tidak menggunakan hak pilih) di dki atau di daerah.Tingkat partisipasi pemilih sering digunakan ukuran untuk menilai kesadaran politik masyarakat.
Kedelapan,kesiapan penyelenggara pilgub.Kesiapan penyelenggara pilgub akan melibatkan kpu dki dengan seluruh jajarannya sampai ketingkat tps.Besok akan dapat disaksikan tentang kemampuan kpu dan jajarannya terutama yang berhubungan dengan ketersediaan logistik pilgub seperti surat suara dan sebagainya.Besok juga akan terlihat bagaimana kinerja bawaslu dki dalam mengawasi serta mencegah terjadinya pelanggaran dan kecurangan terutama yang berkaitan dengan money politic dan sejenisnya.
Kesembilan,kesiapan saksi parpol di tps.Hal ini penting untuk dilihat karena kehadiran saksi juga merupakan indikator kesiapan jajaran parpol pengusung sampai ketingkat tps.